Wacana emas versus Bitcoin sejatinya sudah berlangsung sejak Desember 2017 silam. Namun, pada tahun 2020 dan 2021, wacana itu semakin mengental, karena harga dan imbal hasil Bitcoin jauh lebih tinggi daripada emas. Apa pendapat World Gold Council (Dewan Emas Dunia) yang bermarkas di Inggris itu?
World Gold Council adalah organisasi penambang dan bisnis penting di dunia yang terkait dengan emas. Imbal hasil emas sepanjang tahun 2020 yang tak sampai 30 persen dan Bitcoin tumbuh sekitar 300 persen, mungkin yang mendorong organisasi itu membuat kajian khusus soal emas versus Bitcoin pada beberapa hari lalu.
Isinya cukup menyeluruh, menarik sejumlah aspek pembeda antara mineral bumi dengan objek digital bernilai itu, yang kita sebut sebagai aset kripto, sekaligus pula sebagai mata uang kripto (cryptocurrency). Untuk menyebut yang terakhir, tentu saja sebagai sebuah alternatif pembayaran.
Ada 5 argumen “membela emas” oleh dewan itu soal keunggulan emas dibandingkan Bitcoin.
Pertama, sumber permintaan emas lebih beragam. Kedua, pasokan dan kepemilikan Bitcoin lebih khusus dan terkonsentrasi.
Ketiga, Bitcoin sebagian besar berkontribusi pada kinerja portofolio melalui imbal hasil tetapi sangat berisiko.
Keempat, emas adalah aset likuid berkualitas tinggi. Investasi Bitcoin lebih tinggi daripada emas.
Kelima, kerangka peraturan yang berkembang dapat mengubah proposisi nilai Bitcoin.
World Gold Council memang mengakui bahwa kemunculan teknologi blockchain dan memungkinkan diterbitkannya aset kripto telah mempercepat inovasi dalam industri keuangan.
“Namun, perkembangan terkini dalam blockchain dan aset kripto tidak menyiratkan bahwa aset kripto adalah pengganti emas. Artinya, pasokan aset kripto seperti Bitcoin yang terbatas dan perannya sebagai alternatif mata uang fiat, adalah argumen yang terlalu sederhana,” sebut World Gold Council.
Emas disebut organisasi itu memiliki sifat ganda. Sumber permintaan emas sangat berbeda dengan Bitcoin.
AllianceBernstein: Bitcoin adalah Store of Value Jangka Panjang
Selama lebih dari 2.000 tahun, emas telah berfungsi sebagai alat tukar dan digunakan sebagai penyimpan nilai (store of value).
“Emas juga dimiliki oleh investor institusi dan individu, termasuk oleh bank sentral. Sedangkan Bitcoin bukanlah barang konsumsi,” sebut World Gold Council, mengacu pada peran emas dalam komponen produksi barang elektronik dan sebagai perhiasan, yang tidak dimiliki oleh Bitcoin.
World Gold Council melansir hasil jajak pendapat pada tahun 2019. Katanya, sejumlah investor melihat, emas dan Bitcoin memainkan peran penting yang berbeda.
“Investor memandang Bitcoin sebagai aset spekulatif, sedangkan emas untuk melindungi nilai uang dan kekayaan mereka,” sebut World Gold Council. [red]