ETF Bitcoin: Minat Institusi Tumbuh 27 Persen di Kuartal Kedua

Lonjakan investasi institusi pada ETF Bitcoin menjadi tren yang mendefinisikan tahun 2024, dengan peningkatan adopsi yang mengejutkan sebesar 27 persen selama kuartal kedua.

Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin besar di kalangan pelaku institusi terhadap pasar mata uang digital, menandai perubahan signifikan dalam lanskap investasi.

Masuknya Perusahaan Baru ke Ruang ETF Bitcoin

Menurut data dari K33 Research, ruang ETF Bitcoin spot di AS menyaksikan masuknya lebih dari 260 perusahaan baru, yang mendorong total jumlah perusahaan profesional yang memegang ETF ini menjadi 1.199 pada akhir Juni.

Ekspansi cepat ini menyoroti minat yang semakin besar dari institusi, menunjukkan perubahan potensial dalam cara entitas ini memandang Bitcoin dan perannya dalam portofolio yang terdiversifikasi.

Bitcoinist melaporkan bahwa, meskipun minat institusi pada ETF Bitcoin meningkat, perlu dicatat bahwa investor ritel masih mendominasi ruang ini.

Meskipun partisipasi institusi meningkat, yang mencapai 21 persen dari total aset yang dikelola (AUM) pada bulan Juni dari 18 persen pada kuartal pertama, investor ritel terus memegang sebagian besar ETF Bitcoin.

Dinamika ini menunjukkan bahwa meskipun institusi semakin mendapatkan tempat, investor biasa masih mengendalikan pasar, mempertahankan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga BTC.

Keterlibatan Perusahaan Keuangan Terkemuka

Keterlibatan perusahaan keuangan terkemuka, seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley, semakin menonjolkan minat institusi yang meningkat pada ETF Bitcoin.

Goldman Sachs, misalnya, memiliki sekitar 7 juta saham senilai hampir US$418 juta, sementara Morgan Stanley telah memperoleh 5,5 juta saham senilai US$190 juta.

Investasi besar ini oleh raksasa keuangan terkenal menunjukkan bahwa ETF Bitcoin semakin menjadi kelas aset yang menarik bagi portofolio institusi.

Namun, meskipun penerimaan institusi meningkat, harga BTC kesulitan menembus level resistance kunci. Kemarin (17/8/2024), Bitcoin diperdagangkan pada US$59.190, tidak mampu melewati angka US$60.000.

Analis menyarankan bahwa salah satu alasan stagnasi harga ini mungkin disebabkan oleh arus masuk ETF yang lebih rendah dari rata-rata yang diamati pada bulan Agustus.

Pada 15 Agustus, arus masuk ETF hanya sebesar US$11 juta, pemulihan sederhana dari arus keluar US$81 juta sehari sebelumnya.

Fluktuasi dalam arus masuk ETF ini, ditambah dengan pemegang jangka panjang yang mulai mengakumulasi Bitcoin kembali, telah menciptakan dinamika pasar yang sulit dinavigasi.

Masa Depan Bitcoin dan ETF Bitcoin

Melihat ke depan, penerimaan institusi yang semakin meningkat terhadap Bitcoin bisa menjadi kunci untuk membuka jalan baru bagi kripto dan pasar yang lebih luas.

Fakta bahwa gabungan US$4,7 milyar mengalir ke ETF Bitcoin spot pada kuartal kedua menunjukkan bahwa perusahaan keuangan besar mulai mengenali Bitcoin sebagai kelas aset otonom, bukan hanya sebagai kendaraan spekulatif semata.

Namun, masa depan Bitcoin dan ETF Bitcoin akan sangat bergantung pada kemampuan Bitcoin untuk menembus level resistance kritis, terutama sekitar US$60.000 dan US$61.700.

Analis percaya bahwa mengatasi hambatan ini bisa memicu gelombang likuidasi short, yang berpotensi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi dan memperkuat posisinya sebagai opsi investasi arus utama. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait