ETF Bitcoin pertama di AS resmi diperdagangkan di Bursa Efek New York (NYSE) pada Selasa (19/10/2021). Apakah ini berdampak baik bagi kripto nomor wahid itu?
Setelah bertahun-tahun pengajuannya ditolak, akhirnya ETF (exchange-traded fund) Bitcoin Berjangka pertama telah disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS untuk digunakan oleh para investor dan trader.
ETF pertama itu adalah besutan ProShares (BITO) yang diperdagangkan di NYSE, dibuka di harga US$40 per unit saham dan ditutup positif di penutupan pasar.
Harga Bitcoin pasar spot pun melonjak menjadi US$64.485 ribu per 20 Oktober 2021 dini hari, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa, US$64.863.
ETF Bitcoin Pertama Telah Disetujui
Produk yang pertama disetujui ini adalah ETF Strategi Bitcoin ProShares, yang akan memberikan investor eksposur ke kontrak berjangka BTC.
Berdasarkan laporan dari AmbCrypto, Senin (18/10/2021), produk ini telah terdaftar dengan nama “BITO”, dan diperdagangkan pada Selasa.
Tetapi, dampak persetujuan ini terlihat kurang begitu “besar” bagi harga Bitcoin. Ini diluar apa yang diharapkan orang-orang. Sebenarnya ETF Bitcoin berjangka itu seperti apa?
ETF Berjangka Berbeda dengan Spot
ETF berjangka tidaklah sama dengan ETF spot, karena investor tidak akan berinvestasi langsung ke aset, dalam hal ini Bitcoin.
Akibatnya, harga ETF berjangka tidak akan sesuai dengan harga kripto aslinya. Harga ETF akan diperdagangkan dengan harga premium selama reli bullish dan dengan diskon selama pasar bearish.
Berdasarkan sifatnya, ETF berjangka lebih dikhususkan untuk investasi jangka pendek dan kondisional, alih-alih menjadi HODLer.
Yang dilakukan ProShares adalah menjual unit kepemilikan kontrak Bitcoin Berjangka yang dibelinya di Chicago Mercantile Exchange (CME) dalam bentuk saham di bursa efek.
CME adalah pasar derivatif komoditas terbesar di dunia asal Amerika Serikat. Produk Bitcoin Berjangka di CME dimulai sejak Desember 2017 silam.
Apakah Lonjakan Emas karena ETF Berjangka akan Terjadi Juga pada Bitcoin?
NYSE listed the first gold ETF in Nov 2004, and the price never came back.
Many economic factors have affected the gold price, but listing ETF would have played a major role in the inflow of global institutional funds.
We may never see this $BTC price again once ETFs approved. pic.twitter.com/4a6FwhJ7Ok
— Ki Young Ju 주기영 (@ki_young_ju) May 9, 2021
CEO CryptoQuant, Ki-Young Ju, mengatakan di Twitter soal dampak ETF Bitcoin Berjangka ini.
Ia membagikan grafik yang menggambarkan, apa yang terjadi saat ETF berjangka emas disetujui pada tahun 2004.
Sejak itu, harga telah melambung sangat tinggi dan tidak pernah kembali ke harga sebelum ETF berjangka disetujui.
Menurut Young Ju, ETF akan memainkan peran utama dalam aliran dana institusional global terhadap asetnya.
Ini dimaknai, bahwa arus kapital akan semakin besar ke bursa berjangka, termasuk di bursa efek dan sangat bergantung pada dinamika di spot market.
Dia pun berharap, hal serupa akan terjadi pada harga Bitcoin. Artinya, harga akan melesat sangat jauh dari US$60.000 dan tidak akan pernah lagi menyentuhnya.
Jika kita melihat berbagai kasus adopsi dan masuknya dana institusi secara bertahap pada Bitcoin, apa yang digambarkan oleh Young Ju terlihat cukup menarik dan menjanjikan.
Bitcoin saat ini, sangat jauh berbeda dengan Bitcoin di masa awal kemunculannya. Kripto utama ini sudah menjadi sesosok aset investasi yang luar biasa besar dan ternama.
Semoga saja, harganya akan benar-benar melesat seperti emas, dengan hadirnya produk ETF Bitcoin Berjangka. Mari kita saksikan. [st]