Selama 30 hari terakhir, ETH semakin tertekan lebih dari 24 persen, bertengger di kisaran US$2.521 pada Sabtu petang. Sejumlah data menunjukkan tekanan jual kian tak terhindarkan, termasuk respons negatif terhadap ETF. Apakah bull masih diharapkan muncul?
Harapan bull di tengah ETH semakin tertekan datang dari Cryptorphic melalui unggahannya di X belum lama ini.
Namun, meskipun terjadi likuidasi besar-besaran ini, perkiraan harga Ethereum tetap terlihat optimis. Menurut Cryptorphic, masa depan Ethereum mungkin akan mengalami rebound, dan level support yang kritis memberikan peluang untuk pergerakan bullish.
Ia mengatakan ETH saat ini mempertahankan support yang baik dalam rentang US$2.184-2.348, dengan potensi reli menuju resistensi di atas US$3.750.
“Beberapa minggu lalu, ketika pasar mengalami koreksi besar, ETH turun ke rentang support yang sama dan kemudian pulih. Dengan harga saat ini di US$2.520, ETH kemungkinan akan menguji resistensi pada 35 EMA. Jika berhasil ditutup di atas 35 EMA, kemungkinan reli menuju resistensi atas di US$3.750 akan terjadi. RSI telah pulih dari zona oversold, dan momentum bullish mulai terbentuk,” sebutnya pada 28 Agustus 2024 lalu menjelaskan grafik ETH 2 jam.
Dalam rentang waktu yang lebih panjang, yakni mingguan, memang ETH semakin tertekan. Misalnya sejak 5 Agustus 2024, harga ETH terus menerus berada di jalur EMA-100 (US$2.473) dan terancam mendekati jalur EMA-200 (US$2.082).
Data RSI juga menunjukkan momentum turun, di mana saat ini sudah berada di bawah batas netral, yakni 41,46. Ini menyiratkan masih ada ruang penurunan berikutnya di masa depan.
Pun melandainya RSI usai mencapai zona jenuh beli (84,18) pada 4 Maret 2024, ketika ETH ditutup positif di US$3.833, dengan bearish crossover pada 25 Maret 2024.
Aksi Jual Masif Bikin ETH Semakin Tertekan
ETH semakin tertekan ditafsirkan imbas dari beberapa aksi jual besar-besaran di pasar, menurut data dari Spot On Chain beberapa hari yang lalu.
Menurut mereka, harga Ethereum (ETH) mengalami penurunan tajam dua kali dalam sebulan terakhir, dengan penurunan sebesar 23,5 persen. Penjualan sebanyak 197.800 ETH (setara US$599 juta) diduga menjadi penyebab utama penurunan ini.
“Beberapa faktor kunci yang memengaruhi adalah penjualan oleh Ethereum Foundation sebanyak 35.400 ETH (setara US$95 juta), Jump Trading yang menjual 88.900 ETH (setara US$276 juta), whale terkait ICO ‘0xe17’ yang menjual 48.500 ETH (setara US$154 juta), serta whale ‘0x682’ yang menjual 25.000 ETH (setara US$73,9 juta). Meskipun demikian, mereka masih memegang sejumlah besar ETH,” tutur mereka, menyiratkan aksi jual ETH yang sangat masif.
Kinerja Mengecewakan, ETF di Luar Harapan
Kinerja ETH ini jelas menyebabkan kekecewaan, terutama jika dibandingkan dengan kinerja Bitcoin yang lebih kuat tahun ini. Data penting dari Farside Investors menunjukkan menurunnya minat pada ETF Spot Ethereum, yang menambah sentimen hati-hati terhadap ETH. Penurunan minat ini mungkin menandakan kekhawatiran yang lebih luas tentang kinerja masa depan Ethereum dan bisa membuat ETH semakin tertekan.
Peluncuran ETF Spot Ethereum awalnya dinantikan dengan antusiasme tinggi, namun cepat menguap begitu saja. Data dari Farside Investors menunjukkan ETF Ethereum gagal memenuhi harapan sejak debutnya. Baik arus masuk maupun keluar hampir nol, mencerminkan kurangnya minat investor yang berkelanjutan.
Data Bloomberg yang dibagikan oleh Galaxy Research menggarisbawahi bahwa ETF Spot Ethereum diperdagangkan dengan volume yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan ETF Spot Bitcoin.
“Sejak peluncuran, ETF Spot Ethereum diperdagangkan dengan volume yang jauh lebih rendah dibandingkan ETF Spot Bitcoin, jauh di bawah rasio volume dan kapitalisasi pasar ETH/BTC di bursa terpusat (CEX). Ini adalah hasil dari beberapa faktor, salah satunya adalah meja perdagangan utama belum menawarkan margin pada ETF ETH,” tulis Galaxy Research mengomentari data itu.
Perbedaan ini mencolok, terutama jika mempertimbangkan rasio volume perdagangan ETH/BTC dan kapitalisasi pasar di bursa terpusat (CEX). Meskipun Ethereum memiliki kehadiran pasar yang kuat, ETF ini tidak menarik perhatian investor sebanyak Bitcoin.
Data saat ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar yang berlaku, investor lebih memilih Bitcoin atau bahkan menjajaki alternatif seperti Solana dibandingkan Ethereum.
Kurangnya antusiasme terhadap ETF Spot Ethereum menyoroti sentimen pasar yang lebih luas, di mana Bitcoin terus mendominasi, meninggalkan Ethereum dan produk keuangannya tertinggal. Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan tentang daya tarik masa depan ETF Spot Ethereum dan apakah mereka dapat merebut daya tarik di pasar yang semakin kompetitif.
Saat ETH semakin tertekan dan terus menerus menghadapi perlawanan di US$2.600, pasar tetap tidak pasti tentang kemampuannya untuk melewati batas tersebut. Beberapa hari ke depan akan menentukan apakah Ethereum dapat kembali mendapatkan momentum atau terus tertinggal. [ps]