Ethereum (ETH) disebut analis berada dalam posisi genting “slow bleed“, dihadapkan dengan tekanan dari yield Treasury AS yang lebih tinggi dan berkurangnya minat investor terhadap ekosistemnya.
Analis di 10x Research, Markus Thielen, dalam laporan terbaru menyatakan bahwa Ethereum kini berpotensi kehilangan momentum, bahkan menghadapi tantangan serius untuk kembali mencatatkan performa terbaiknya seperti pada periode bullish sebelumnya.
Menurut Thielen, ada beberapa faktor kunci yang mempengaruhi penurunan daya tarik Ethereum di mata investor, termasuk dampak dari kenaikan suku bunga di sektor keuangan tradisional (TradFi) dan tren bear market yang mengisyaratkan tekanan berkelanjutan terhadap harga ETH. “Ethereum memerlukan lebih dari sekadar reli jangka pendek; perlu ada inovasi besar untuk mempertahankan relevansinya di pasar yang semakin kompetitif,” ungkap Thielen dalam analisisnya, Minggu (27/10/2024).
Analisis Teknikal: Rata-Rata Pergerakan 21-Minggu dan Sentimen Bearish
Salah satu indikator utama yang disebutkan Thielen adalah Moving Average 21-minggu (21-week moving average), yang dianggap sebagai penanda utama arah tren. Saat ini, ETH diperdagangkan di bawah garis rata-rata ini, yang terletak di kisaran US$2.736, mengindikasikan sentimen bearish di pasar. Ketika sebuah aset berada di bawah garis rata-rata pergerakan ini, investor cenderung menganggap bahwa tren jangka pendek lebih berisiko dan berpotensi menurun.
“Rata-rata pergerakan 21-minggu menjadi tolok ukur penting dalam melihat arah pasar. Di bawah level ini, pasar menunjukkan kecenderungan bearish. Untuk beralih ke kondisi yang lebih bullish, altcoin ETH harus diperdagangkan secara konsisten di atas rata-rata tersebut,” jelas Thielen. Pada grafik tertera harga Ethereum kini berada di kisaran di bawah tren 21 minggu itu, yakni US$2.736.
Thielen juga menyebutkan indikator Stokastik mingguan, yang menunjukkan potensi titik bottom pada grafik ETH. Namun, sinyal ini perlu didukung oleh volume dan momentum pasar yang lebih kuat. Menurutnya, pemulihan harga membutuhkan sentimen positif yang lebih stabil, yang akan sulit dicapai dalam waktu dekat mengingat adanya tekanan eksternal dari yield Treasury AS.
Pada grafik Markus mencantumkan bahwa altcoin ini baru saja memantul dari tepian harga bottom-nya.
Yield Treasury AS Membayangi Staking Yield Ethereum
Salah satu tekanan terbesar yang dialami oleh kinerja Ethereum adalah yield atau imbal hasil Treasury AS (surat utang negara AS) yang lebih tinggi dibandingkan yield di staking ETH. Traditional Finance (TradFi) kini menawarkan imbal hasil lebih menarik, seperti pada obligasi Treasury AS yang saat ini mencapai 4,1 persen, jauh di atas yield staking ETH yang hanya sekitar 2,9 persen. Ketimpangan ini membuat banyak investor mempertimbangkan untuk mengalihkan dananya ke aset yang lebih menguntungkan dan stabil.
“Dalam kondisi pasar seperti sekarang, investor lebih memilih aset dengan yield yang lebih tinggi, apalagi yang memiliki risiko lebih rendah,” terang Thielen.
Ia menegaskan, bahwa dengan yield Treasury AS yang jauh lebih besar, ETH perlu mengalami apresiasi harga untuk tetap menarik bagi pemegangnya. Jika imbal hasil staking ETH terus tertinggal dari yield TradFi, Ethereum berpotensi kehilangan momentum dan daya tariknya di pasar investasi.
Thielen juga menyoroti bahwa penurunan imbal hasil staking Ethereum berhubungan dengan upgrade EIP-4844 yang dirilis pada Maret 2024. Peningkatan ini dirancang untuk mengurangi biaya transaksi, namun efeknya justru menekan yield tahunan ETH. Pada puncaknya, yield tahunan Ethereum mencapai 4,1 persen, namun setelah perubahan tersebut, yield hanya berada pada 0,49 persen. Dampak ini memperlihatkan bahwa pembaruan teknis yang tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas atau nilai transaksi dapat melemahkan daya tarik ETH.
Kurangnya Permintaan On-Chain dan Penurunan Dominasi Ethereum
Sementara Ethereum sempat mendominasi pasar melalui inovasi ICO dan DeFi pada masa lalu, kini pasar didominasi oleh tren baru seperti meme token yang lebih banyak berada di jaringan dengan biaya rendah seperti Solana. Menurut Thielen, ketergantungan Ethereum pada staking sebagai sumber pendapatan kini dianggap kurang efektif dalam menarik minat pengguna baru.
“Permintaan untuk staking ETH sebagai sumber pendapatan masih ada, tetapi semakin lemah. Kini banyak pengguna lebih memanfaatkan jaringan alternatif dengan biaya transaksi yang lebih rendah dan imbal hasil yang lebih menarik,” ujar Thielen.
Pengguna aktif harian Ethereum telah stagnan pada angka sekitar 370.000 sejak awal 2021, sementara code commits bulanan turun drastis menjadi sepertiga dari level tertinggi pada akhir 2022.
Menurut Thielen, penurunan aktivitas ini mengindikasikan kurangnya momentum pengembangan yang signifikan, meskipun ada fluktuasi harga yang disebabkan oleh perubahan ekonomi makro dan pergeseran likuiditas di pasar global.
Mengapa Ethereum Akan Selalu Unggul Dibanding Solana? Temukan Alasannya
Dampak Pemilu AS dan Potensi Pemulihan Jangka Pendek
Thielen juga mencatat bahwa pemilu AS mendatang, khususnya jika Trump memenangkan pemilihan, dapat menjadi katalis sementara bagi harga ETH.
“Yield Treasury AS mungkin tetap lebih tinggi dibandingkan yield pada staking ETH jika Trump menang, mengakibatkan tekanan yang berlanjut pada ETH,” paparnya.
Kendati demikian, Thielen tetap optimis bahwa potensi reli jangka pendek masih ada, terutama jika harga ETH saat ini dianggap memiliki risk/reward yang menarik. Namun, bagi investor jangka panjang, prospek Ethereum menjadi semakin tidak pasti.
“Tanpa adanya inovasi besar atau gelombang aktivitas baru, Ethereum akan semakin sulit untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di dunia kripto,” tegas Thielen.
Masa Depan Ethereum: Apakah Era Keemasan Telah Berlalu?
Kesimpulan dari laporan 10x Research menunjukkan bahwa Ethereum berada pada titik kritis, di mana tantangan dari yield TradFi dan rendahnya aktivitas on-chain mengancam masa depannya.
Menurut Thielen, Ethereum berisiko mengalami slow bleed, di mana nilai asetnya tergerus perlahan jika tidak ada faktor pendorong signifikan. Bahkan, ada potensi bahwa harga ETH akan bernasib serupa dengan proyek-proyek kripto dari siklus sebelumnya yang gagal mencapai puncaknya kembali.
“Tanpa inovasi besar yang mampu mengubah pasar atau peningkatan permintaan yang drastis, blockchain Ethereum berpotensi dilihat sebagai platform yang masa keemasannya telah berlalu,” tambah Thielen.
Laporan ini mencerminkan tantangan dan peluang Ethereum di tengah perubahan dinamika pasar yang signifikan. Di saat banyak investor masih berharap akan reli jangka pendek, Thielen mengingatkan bahwa prospek jangka panjang Ethereum membutuhkan lebih dari sekadar ekspektasi.
“Ethereum telah mencapai banyak hal, tetapi untuk bertahan dalam pasar yang kompetitif, inovasi dan peningkatan permintaan sangat diperlukan,” tutupnya.
Aksi Jual ETH oleh Ethereum Foundation dan Kurs Jatuh ETH/BTC
Aksi penjualan Ethereum (ETH) oleh Ethereum Foundation baru-baru ini menjadi sorotan, terutama setelah pernyataan Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, di X pada 27 Oktober 2024.
Dalam keterangannya, Vitalik mengungkapkan bahwa salah satu alasan internal di balik keputusan untuk terus menjual ETH ketimbang melakukan staking adalah untuk menghindari situasi di mana mereka terpaksa harus membuat “pilihan resmi” jika terjadi hard fork yang kontroversial.
“Komunitas lain yang mewakili Ethereum dapat melakukan staking demi kepentingan Ethereum, sementara Ethereum Foundation mempertimbangkan untuk memberikan beberapa hibah dalam bentuk staking,” jelasnya.
Di sisi lain, pergerakan harga ETH juga menunjukkan tren penurunan. Menurut data dari TradingView, rasio ETH/BTC jatuh di bawah 0,037 pada 25 Oktober 2024, angka terendah sejak 15 April 2021. Sejak 1 Juli tahun ini, rasio ETH/BTC telah mengalami penurunan lebih dari 30 persen.
Rasio ETH/BTC adalah perbandingan nilai antara Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC), dua cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak Bitcoin yang diperlukan untuk membeli satu Ethereum, atau sebaliknya, seberapa banyak Ethereum yang dapat diperoleh dengan satu Bitcoin.
Rasio ini penting dalam analisis pasar cryptocurrency karena membantu investor dan trader untuk memahami dinamika harga antara dua aset digital ini.
Pergerakan rasio ETH/BTC dapat memberikan wawasan tentang kekuatan relatif Ethereum dibandingkan Bitcoin. Misalnya, jika rasio ini meningkat, itu berarti ETH menjadi lebih kuat atau lebih mahal dibandingkan BTC, sedangkan penurunan rasio menunjukkan bahwa ETH melemah relatif terhadap BTC.
Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Ethereum dalam menjaga nilai dan posisinya di pasar cryptocurrency, terutama di tengah aksi jual yang dilakukan oleh Ethereum Foundation. [ps]