Ethereum mengalami keterpurukan dalam setahun terakhir, tertinggal jauh dibandingkan Bitcoin dan pesaing utamanya, Solana . Berdasarkan data terbaru, performa harga ETH secara tahunan tertinggal, sementara BTC dan SOL mencatat lonjakan tajam. Namun, ada tanda-tanda kebangkitan setelah dua faktor utama muncul: penurunan gas fee Ethereum secara drastis dan meningkatnya akumulasi oleh investor.
Penurunan Gas Fee Ethereum: Apa Artinya?
Menurut data dari IntoTheBlock yang diunggah di X pada 14 Februari 2025, biaya transaksi Ethereum turun drastis dalam sepekan terakhir, mencapai level terendahnya.
“Biaya transaksi Ethereum turun lebih dari 70 persen minggu ini, sebagian besar karena peningkatan gas limit yang diterapkan, sehingga membuat transaksi lebih murah,” tulisnya.

Total gas fee Ethereum kini hanya sekitar US$7,5 juta, jauh lebih rendah dibandingkan beberapa minggu lalu, seiring dengan menurunnya aktivitas jaringan dan meningkatnya efisiensi.
Penurunan ini terjadi setelah peningkatan gas limit sebelumnya, di mana batas gas telah meningkat menjadi lebih dari 31 juta unit, setelah sebelumnya berada di angka 30 juta unit dalam waktu yang cukup lama.
Ada juga rencana peningkatan lebih lanjut hingga 36 juta unit gas di masa depan. Langkah ini bertujuan untuk memperluas kapasitas blok, mengurangi kemacetan, dan menekan biaya transaksi Ethereum.
Validator Ethereum Dukung Kenaikan Gas Limit, Apa Dampaknya?
Selain itu, sejarah menunjukkan bahwa setiap kali biaya transaksi turun, aktivitas jaringan cenderung meningkat. Misalnya, pada pertengahan 2021 dan 2023, penurunan gas fee Ethereum berkontribusi terhadap lonjakan jumlah alamat aktif harian dan jumlah transaksi. Jika tren ini berulang, ETH bisa mengalami peningkatan aktivitas on-chain yang signifikan.
Namun, yang lebih penting adalah apakah lonjakan ini akan berkelanjutan atau hanya sekadar euforia sesaat. Tanpa permintaan nyata untuk transaksi dan aplikasi terdesentralisasi (dApps), efek positif dari biaya rendah bisa bersifat sementara.
ETH di Bursa Berkurang, Pertanda Supply Squeeze?
Selain biaya transaksi Ethereum yang lebih murah, data on-chain yang dibagikan oleh Ali Martinez pada 15 Februari 2025 menunjukkan bahwa jumlah ETH yang tersedia di bursa kripto menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
“Lebih dari 900.000 ETH telah ditarik dari bursa dalam 10 hari terakhir, menandakan peningkatan akumulasi dan berkurangnya tekanan jual!” tegasnya.

Grafik yang diunggah oleh Martinez menunjukkan bahwa dalam 10 hari terakhir, cadangan Ethereum di bursa turun dari 19,7 juta ETH menjadi 18,8 juta ETH.
Penurunan ini menunjukkan bahwa investor tampaknya lebih memilih menyimpan ETH di wallet pribadi daripada di bursa, yang berarti lebih sedikit pasokan Ethereum yang tersedia untuk dijual.
Secara historis, setiap kali cadangan ETH di bursa menyusut drastis, harga cenderung naik. Sebagai contoh, pada Q4 2023, terjadi penurunan serupa yang diikuti oleh kenaikan harga ETH sebesar 35 persen dalam dua bulan berikutnya.
Jika tren ini berlanjut, aset kripto ciptaan Vitalik Buterin ini berpotensi menghadapi supply squeeze, di mana permintaan meningkat sementara pasokan di pasar menurun. Kondisi ini dapat mendorong kenaikan harganya secara signifikan, selain didukung oleh penurunan gas fee Ethereum.
Dampak Pectra Upgrade: Ethereum Lebih Cepat dan Efisien
Ethereum juga bersiap meluncurkan peningkatan besar melalui Pectra Upgrade, yang bertujuan meningkatkan kapasitas jaringan dalam menangani transaksi serta meminimalkan gas fee.
Berdasarkan laporan sebelumnya, salah satu perubahan utama dalam peningkatan ini adalah menggandakan jumlah blob count dari 3 menjadi 6, dengan target jangka panjang mencapai hingga 128 per slot.
Menurut Vitalik, peningkatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas jaringan. Dengan berbagai optimasi yang diterapkan jaringan ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan.
Penerapan proposal EIP-7600 juga memungkinkan Ethereum menangani lebih dari 100.000 transaksi per detik (TPS), menjadikannya pesaing serius bagi Solana yang selama ini dikenal lebih cepat dan lebih murah.
Akankah Ethereum Bangkit?
ETH masih tertinggal dari BTC dan SOL dalam setahun terakhir, menurut data performa harga yang dibagikan oleh Axel Adler Jr., analis di CryptoQuant. Sepanjang periode tersebut, harga Ethereum justru turun 1,1 persen, sementara Bitcoin melonjak 89,6 persen dan Solana meningkat 68,7 persen.

Namun, kombinasi dari biaya transaksi Ethereum yang lebih murah, penurunan suplai di bursa kripto, dan peningkatan besar dalam skalabilitas melalui Pectra Upgrade bisa menjadi katalis yang mendorong ETH kembali ke jalur bullish.
Jika adopsi jaringan meningkat dan permintaan tetap tinggi, ETH bisa mulai mengejar ketertinggalannya dari BTC dan SOL. Namun, tanpa fundamental yang kuat dan dukungan dari pasar yang lebih luas, kebangkitannya masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Dengan penurunan gas fee Ethereum dan berbagai faktor lainnya, apakah kini saat yang tepat untuk kembali melirik rival utama Solana tersebut? [dp]