Harga Ethereum (ETH) terhadap Bitcoin (BTC) terus merosot, mencatatkan level terendah dalam lebih dari 40 bulan terakhir.
Penurunan ini terjadi di tengah tren pergerakan dana yang mendukung Bitcoin, terutama dari aliran dana ETF yang lebih besar masuk ke BTC dibandingkan ke ETH.
“Tren [ETF] ini menunjukkan investor institusional lebih menyukai stabilitas relatif Bitcoin daripada profil ETH yang berisiko tinggi dan berhadiah tinggi,” ungkap IntoTheBlock dalam sebuah tweet.
Penurunan Drastis Rasio ETH/BTC
Rasio harga ETH/BTC kini turun di bawah 0,04, level terendah sejak April 2021. Kondisi ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap Ethereum semakin merosot, terutama sejak peristiwa The Merge Ethereum pada September 2022.
Perubahan ini dipicu oleh ketertarikan besar terhadap Bitcoin, terutama karena peluncuran ETF Bitcoin yang berhasil menarik arus dana yang signifikan. ETF Bitcoin menerima milyaran dolar AS alam aliran dana positif, sementara Ethereum mengalami aliran keluar yang cukup besar.
Sejak peluncuran ETF Ethereum, aliran keluar dari ETF tersebut mencapai lebih dari US$580 juta, sedangkan Bitcoin ETF menikmati arus masuk yang mencapai lebih dari US$12 milyar hanya dalam beberapa bulan pertama.
Fakta ini menunjukkan bahwa investor lebih menyukai keamanan Bitcoin dibandingkan risiko yang ditawarkan oleh Ethereum, yang mungkin tidak memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka pendek.
Faktor Penyebab Penurunan
Ada beberapa alasan utama yang mendorong penurunan ini. Pertama, volatilitas Ethereum yang lebih tinggi dibandingkan Bitcoin membuatnya kurang menarik bagi investor institusi yang mencari kestabilan dalam portofolio mereka.
Selain itu, keuntungan dari staking Ethereum relatif rendah, berkisar pada tingkat tiga persen APR, jauh lebih kecil dibandingkan dengan peluang staking di ekosistem blockchain lain yang menawarkan hasil lebih tinggi.
Faktor teknis lainnya, seperti peran penting para pelaku pasar seperti Jump Trading dan Wintermute, juga mempengaruhi tekanan jual pada Ethereum.
Selain itu, gejolak makroekonomi, seperti kenaikan suku bunga di Jepang, turut memicu pergerakan negatif ini, membuat Ethereum semakin tertekan di pasar kripto global.
Dampak ETF terhadap Harga Ethereum
Peluncuran ETF ETH, yang awalnya diharapkan akan memberikan dorongan signifikan terhadap permintaan, ternyata justru memberikan efek sebaliknya.
Pasar melihat reaksi sell-the-news, di mana para investor lebih memilih menjual aset mereka saat berita besar telah diumumkan, sehingga menyebabkan penurunan harga hingga lebih dari 40 persen.
Bahkan, salah satu ETF terbesar, yang dikelola oleh Grayscale, mengalami aliran keluar sebesar lebih dari US$2,4 milyar setelah diubah menjadi ETF.
Meskipun demikian, beberapa analis masih optimis bahwa pasar Ethereum dapat bangkit kembali. Sejarah mencatat bahwa rasio ETH/BTC pernah berada di level oversold beberapa kali, dan setiap kali kondisi ini terjadi, Ethereum cenderung mengalami kenaikan yang signifikan setelahnya.
Ke depan, para analis memperkirakan bahwa rasio ETH/BTC masih berpotensi turun lebih jauh ke kisaran 0,02 hingga 0,03, kecuali ada perubahan signifikan dalam sentimen pasar atau regulasi yang lebih mendukung aset berisiko seperti Ethereum.
Sentimen pasar altcoin yang sempat positif beberapa bulan lalu tampaknya telah memudar, terutama dengan ketidakpastian regulasi yang masih membayangi.
Selain itu, peningkatan regulasi terhadap Ethereum, terutama terkait dengan usulan pengawasan yang lebih ketat dari badan pengawas keuangan di berbagai negara, juga bisa memperparah penurunan ini.
Para investor mungkin akan lebih memilih untuk menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengambil risiko lebih besar dengan berinvestasi di aset yang lebih volatil seperti Ethereum. [st]