Sumber anonim mengatakan kepada kanal berita Cheddar, Facebook mengakuisisi Chainspace, startup blockchain yang membuat platform kontrak pintar (smart contract). Jikalau ini benar, maka itu adalah akuisisi pertama Facebook di industri blockchain.
Belum diketahui berapa jumlah nominal kesepakatan antara kedua pihak tersebut, tetapi diketahui Chainspace sebelumnya diketahui mencari dana sebesar US$4 juta dari putaran pendanaan pertamanya.
Chainspace didirikan oleh sekelompok peneliti Universitas College London. Startup ini membangun sistem kontrak pintrak terdesentralisasi yang bisa memfasilitasi pembayaran dan layanan lain melalui teknologi blockchain.
Menurut whitepaper Chainspace, perusahaan itu ingin membangun distributed ledger platform yang mampu memroses transaksi secara transparan dengan integritas tinggi dalam sistem desentralistik.
Hal itu berarti salah satu tujuan Chainspace adalah meningkatkan kecepatan transaksi menggunakan teknologi blockchain, yang saat ini masih lebih lamban dibandingkan teknologi keuangan tradisional seperti Visa. Para periset dari Chainspace juga menjajaki bagaimana blockchain dan desentralisasi dapat diterapkan pada sektor selain pembayaran, seperti pemilihan suara.
Empat dari lima periset yang menulis whitepaper Chainspace sudah bergabung ke divisi blockchain Facebook. Bahkan, dua dari lima penulis whitepaper Chainspace, yaitu Alberto Sonnino dan George Danezis, sudah memperbarui profil LinkedIn mereka dengan pekerjaan sebagai periset blockchain di Facebook London.
Langkah Facebook itu tak mengejutkan, sebab perusahaan media sosial itu memiliki riwayat mengakuisisi startup seperti Instagram, WhatsApp, Snaptu, Face.com, Oculus VR dan lainnya. Dalam kasus Chainspace, akuisisi itu merupakan strategi untuk mendapatkan keahlian dari timnya dan bukan untuk mendapatkan produk dan layanan yang ditawarkan Chainspace.
Hal ini berarti tim Chainspace akan dipadukan ke divisi blockchain Facebook, yang sampai saat ini belum secara resmi diumumkan kepada publik. Namun demikian, berdasarkan penelusuran Blockchainmedia.id, Facebook mengumumkan ada 11 lowongan pekerjaan terkait blockchain untuk divisi Product Management.
Facebook bilang begini di websitenya, “At Facebook, we have established a new team exploring different ways to leverage blockchain technology to improve the lives of people around the world. It’s a small, fast-growing, and talented group of people and our experienced leadership team comprised of some of the best professionals in their respective fields. The blockchain team is a startup within Facebook and we’re exploring lots of areas of interest across all facets of blockchain technology. Our ultimate goal is to help billions of people with access to things they don’t have now – that could be things like healthcare, equitable financial services, or new ways to save or share information.”
Pengunjung ke situs Chainspace akan menemui pesan yang bertuliskan, “Kami senang mengumumkan tim kami mulai mengerjakan hal baru. Kode Chainspace dan dokumen yang terkait akan tetap open-source, dan semua makalah akademis yang dirilis sebelumnya akan tetap bisa diakses.”
Menurut Cheddar, seorang juru bicara Facebook yang meminta namanya disamarkan mengkonfirmasi, Facebook tidak mengakuisisi teknologi Chainspace.
“Seperti perusahaan lainnya, Facebook sedang menjajaki cara untuk memanfaatkan kekuatan teknologi blockchain. Tim baru ini sedang melihat beragam aplikasi yang berbeda-beda, tetapi belum ada yang dapat kami umumkan,” katanya.
Berdasarkan riwayat Facebook yang mengakuisisi perusahaan teknologi seperti WhatsApp dan Instagram, jikalau benar, maka dapat disimpulkan Chainspace akan menjadi yang pertama dari sekian banyak startup blockchain yang akan diakuisisi oleh Facebook.
Facebook juga dikabarkan sedang mengembangkan stablecoin untuk transaksi antarnegara melalui WhatsApp. Tak heran kelompok dan individu yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang tersebut akan terus diincar oleh Facebook, seperti yang bisa dilihat di web Facebook ini. [ethereumworldnews.com/cheddar.com/ed]