FTX, crypto exchange yang kini masih berperkara di Amerika Serikat, menggugat crypto exchange ByBit untuk mengembalikan sejumlah kripto senilai hampir US$1 miliar.
Gugatan dari perusahaan yang dulu dipimpin oleh terdakwa Sam-Bankman Fried (SBF) itu, dilayangkan langsung oleh pejabat CEO FTX saat ini, John J Ray III.
Dilansir dari Fortune, Sabtu (12/11/2023), gugatan terbaru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memulihkan dana pengguna FTX, menyusul kejatuhan FTX pada November 2022, yang dipimpin oleh Sam Bankman-Fried. Oleh juri di pengadilan, SBF pada pekan lalu dinyatakan bersalah atas semua tuntutan jaksa. Ia terancam penjara 115 tahun atas penggelapan dana pengguna sebesar US$9 miliar itu. Pengadilan berikutnya dijadwalkan pada tahun 2024.
Menurut gugatan terbaru tersebut, saldo akun raksasa Mirana di FTX berkisar US$850 juta per November 2022. Dalam gugatan itu FTX menuding bahwa Mirana, perusahaan investasi di bawah payung Bybit, memanfaatkan hak istimewa mereka di FTX untuk menarik sekitar US$500 juta kripto tepat sebelum FTX menonaktifkan penarikan.
“Atas hak istimewa inilah, Mirana bisa mempririotaskan penarikan dibandingkan dengan pengguna lain,” tulis Fortune mengutip isi gugatan itu.
FTX menuduh Bybit menolak mengembalikan US$125 juta yang masih disimpan di akun Bybit dan memanipulasi nilai kripto melalui BitDAO, entitas lain yang berafiliasi dengan Bybit. Bybit dan Alameda bagian dari FTX, sebelumnya terlibat dalam pertukaran token, yang kemudian Bybit coba untuk dibatalkan. Setelah penolakan FTX, BitDAO mengumumkan perubahan yang diduga menurunkan nilai kepemilikan FTX.
Ray, yang dulu pernah mengelola kebangkrutan Enron, mengambil alih FTX pada November 2022 dan telah menginisiasi beberapa gugatan untuk memulihkan miliaran dana pengguna.
Prosedur ini terhitung rumit, melibatkan banyak bursa besar dan pemberi pinjaman, dan upaya masih berlangsung untuk menemukan pembeli untuk bursa yang gagal ini. Perwakilan dari Bybit belum memberikan komentar tentang gugatan tersebut.
Kasus FTX: Apa Itu Bybit dan Mirana?
Melalui sejumlah penelusuran oleh Blockchainmedia.id, Bybit adalah bursa kripto terkemuka yang mengkhususkan diri dalam perdagangan berjangka. Didirikan pada tahun 2018 dan berbasis di Singapura dan Dubai dan terdaftar di Kepulauan Virgin Inggris, Bybit dikenal karena menawarkan kemampuan kepada pengguna untuk contract trading perpetual bernilai. Ben Zhou dikenal sebagai salah satu pendirinya.
Pada tahun 2023, Bybit telah berkembang menjadi salah satu bursa kripto terbesar dan paling terkemuka, dengan basis pelanggan global lebih dari 10 juta pengguna.
Sedangkan Mirana Ventures, anak perusahaan Bybit, memainkan peran strategis dalam menyelaraskan investasi dengan kepentingan Bybit dan BitDAO. Fokusnya adalah pada investasi di perusahaan kripto yang menunjukkan potensi inovasi dalam model bisnis dan teknologi.
Dalam konteks kebangkrutan FTX, gugatan oleh FTX yang diajukan di pengadilan Delaware, menuduh Mirana dan ByBit menyalahgunakan hal istimewa VIP mereka di FTX, yang tidak tersedia untuk pengguna biasa. Itu yang memungkinkan Mirana untuk menjual sebagian besar asetnya dari FTX sebelum kejatuhan pada November 2022.
Gugatan menjelaskan bagaimana Mirana dan Bybit memberi tekanan pada karyawan FTX untuk mempercepat permintaan penarikannya, menyebabkan pelanggan lain mengalami penundaan. FTX berupaya untuk memulihkan aset senilai US$953 juta, termasuk lebih dari US$327 juta yang diduga ditarik oleh Mirana selama periode ketika FTX menghentikan penarikan. [ps]