Keruntuhan perusahaan bursa kripto FTX terus berjalan ke babak baru, di mana perusahaan hanya punya duit US$1,24 milyar saja menjelang sidang.
Skandal FTX menjadi sorotan utama investor kripto karena merusak apa yang diharapkan sebagai moonvember di bulan ini, yang justru membawa gelombang ketakutan baru di antara investor ritel.
Crypto winter telah diprediksi beberapa pakar dan analis akan berlangsung lebih lama, dampak efek domino dari skandal FTX, sehingga harapan musim semi berat untuk diharapkan untuk mengakhiri tahun 2022.
FTX Hanya Punya Duit “Sedikit” Menjelang Sidang
Berdasarkan laporan Reuters, Pengacara dari bursa kripto tersebut mengatakan dalam sidang kebangkrutan pertama bahwa FTX dijalankan sebagai “kekuasaan pribadi” Pendirinya, Sam Bankman-Fried (SBF).
Sekadar informasi, sidang kebangkrutan pertama tersebut dilaksanakan pada hari Selasa (22/11/2022) di Pengadilan Kebangkrutan AS di Wilmington, Delaware dan live stream yang dapat ditonton di Youtube dan Zoom.
Sidang pertama merinci tentang sorotan terbaru dalam kasus bursa, seperti peretasan dan sejumlah besar aset yang menghilang dari dompet kripto perusahaan.
Setelah Binance memutuskan untuk menarik diri dari FTX, melikuidasi semua kepemilikkan token FTT perusahaan, dan membatalkan kesepakatan penyelamatan, pasar seketika bereaksi negatif.
Harga token FTT merosot tajam layaknya kasus LUNA (tapi tidak sampai terdepresiasi 99,99 persen), dan pengguna FTX berbondong-bondong menarik dana mereka dari platform. Dalam hitungan hari, aset senilai US$6 milyar telah ditarik.
Akhirnya, FTX mengajukan kebangkrutan dan menyebabkan masuknya sekitar 1 juta kreditur ke dalam kerugian besar.
“Perusahaan sekarang bermaksud untuk menjual unit bisnis yang sehat, tetapi telah menjadi sasaran serangan dunia maya dan kehilangan aset substansial,” ujar Pengacara FTX.
Selain itu, FTX juga mengklaim bahwa sudah ada pembeli potensial untuk asetnya, yang kini sedang dalam tahap pengaturan ulang, atau terjadinya penjualan.
Perihal “kekuasaan pribadi” yang dimaksud oleh Pengacara bursa tersebut adalah, SBF telah menggunakan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi, seperti membeli properti tempat tinggal dan properti liburan bagi karyawan senior.
FTX yang kini berada di tangan CEO baru, John Ray, telah menuduh SBF bekerjasama dengan regulator Bahama untuk memanipulasi kasus kebangkrutan di AS, serta mengalihkan asetnya ke luar negeri.
Selain itu pada hari Senin (21/11/2022), perusahaan konsultan yang menangani FTX menunjukkan bahwa FTX saat ini hanya punya duit sebesar US$1,24 milyar saja jelang sidang kemarin.
Dana tersebut sudah termasuk US$400 juta di akun yang terkait Alameda Research dan US$172 juta di FTX Jepang. [st]