Bitcoin akhirnya sukses terbang menembus US$10-11 ribu per BTC. Per 28 Juli 2020 Raja Aset Kripto itu nongkrong di US$11.366 (Rp164 juta).
Menurut Gabriel Rey CEO Triv.co.id, sejak pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk melakukan pelonggaran kuantitatif (menambah pasokan uang dolar ke ekonomi) kembali. Nilai dolar pun terus menurun dan semua investor global beralih ke risk asset seperti saham dan Bitcoin.
“Banyak investor retail juga memilih untuk trading saham dan aset kripto sejak WFH (work from home) dimulai. Hal ini dilihat dari trend kenaikan broker saham Robinhood, Etrade dan lain-lain yang mencapai ratusan persen growth-nya,” kata Rey.
Katanya lagi, juga tidak ada tempat lagi untuk menempatkan dana, karena misalnya bunga yang ditawarkan bank kini sangat rendah, sehingga investor akan mencari tempat lain untuk menaruh dananya yang imbal hasilnya lebih besar.
“Menurut saya, secara sentimen Bitcoin sangat bullish, namun tidak ada salahnya mengambil sedikit profit ketika harganya naik,” pungkasnya. [red]