Laporan terbaru dari teQatlas, perusahaan bursa tenaga kerja, menyebutkan lowongan kerja terkait blockchain terus bertumbuh. Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan tahunan lowongan kerja blockchain adalah 139 persen. Di tahun 2018, lowongan kerja blockchain meningkat dua kali lipat dibanding 2017, dan tahun ini tampaknya tren tersebut akan semakin meningkat. Lowongan paling diminati adalah pengembang peranti lunak disusul oleh pengembang front end dan analis resiko.
TeQatlas mengambil data dari AngelList, perusahaan bursa tenaga kerja di industri startup, untuk menghasilkan laporan tersebut. TeqAtlas menyoroti perusahaan teknologi dan keuangan ternama sedang berinvestasi besar-besaran di bidang distributed ledger technology yang prinsip dasarnya diadopsi dari blockchain.
Selain itu, pemodal ventura terus mendanai usaha blockchain tahap awal. TeQatlas menunjuk data dari Gartner yang mengindikasikan blockchain akan menciptakan bisnis senilai US$175 miliar pada tahun 2025 dan lebih dari US$3 triliun pada tahun 2030.
Permintaan terhadap tenaga kerja blockchain diperkirakan akan terus bertumbuh dalam tahun-tahun ke depan. Data teQatlas menunjukkan Amerika Serikat menawarkan lowongan kerja blockchain dengan gaji tertinggi. Gaji rata-rata bagi lowongan blockchain hampir senilai US$105 ribu. Angka ini US$57 ribu atau 117 persen lebih tinggi dibanding gaji rata-rata di negeri Paman Sam tersebut.
Salah satu contoh permintaan terhadap tenaga kerja blockchain adalah IBM yang sedang membuka 355 loker per Maret 2019. Di Eropa, London memimpin dengan prosi 26 persen lowongan kerja global yang tersedia. New York dan San Fransisco menyusul dengan masing-masing memegang posisi 19 persen dan 13 persen lowongan kerja yang terbuka.
Sesuai dugaan, industri teknologi keuangan merupakan industri dengan investasi terbesar di bidang blockchain, disertai dengan jumlah perusahaan blockchain yang didanai. Lebih dari 800 perusahaan pemodal ventura berinvestasi di startup blockchain. Digital Currency Group merupakan investor paling aktif, disusul oleh Pantera Capital dan Blockchain Capital.
R3 dan proyek Corda merupakan kesepakatan bisnis terbesar di sektor blockchain, dengan dana Series A senilai US$107 juta yang melibatkan bank investasi. Ada lebih dari 35 bank investasi yang terlibat dalam proses pendanaan R3.
“Kami melihat Amerika Serikat memimpin baik dari segi jumlah tenaga kerja blockchain maupun perusahaan pemberi dana. Lebih dari 50 persen investor yang tertarik di blockchain merupakan perusahaan pemodal ventura,” jelas teQatlas.
Eropa tidak ingin kalah, negara tersebut membuka loker lebih banyak tetapi dengan gaji rata-rata lebih rendah dibanding AS. Meningkatnya lowongan kerjablockchain secara global beriringan dengan perusahaan multinasional yang mempekerjakan pengembang blockchain secara reguler.
“Tren tersebut juga terlihat pada angka gaji rata-rata loker blockchain yang setidaknya dua kali lipat rata-rata gaji di AS. Adopsi blockchain paling tinggi terjadi di industri teknologi keuangan, dengan PwC, EY serta KPMG sebagai satu-satunya kelompok perusahaan non-teknologi yang sekaligus merupakan perekrut blockchain sepuluh terbesar,” pungkas teQatlas. [crowdfundinsider.com/ed]