IKLAN

GameStop Ngegas! Investasi Bitcoin Perdananya Tembus Rp8,3 Triliun

Langkah mengejutkan datang dari GameStop, perusahaan game asal AS, yang resmi mengkonfirmasi investasi Bitcoin perdananya. Dalam pengumuman yang disampaikan di X pada 28 Mei lalu, mereka mengungkapkan telah membeli 4.710 Bitcoin. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$513 juta, atau setara dengan Rp8,3 triliun.

Investasi Bitcoin GameStop Tembus Rp8,3 Triliun

Meski tidak merinci waktu maupun harga pembelian dalam pengumuman publik maupun dokumen Form 8-K yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), akuisisi ini menjadi penanda resmi bahwa GameStop kini terjun ke dunia aset digital. 

Pengumuman Investasi Bitcoin GameStop
Pengumuman Investasi Bitcoin GameStop

Investasi Bitcoin GameStop merupakan tindak lanjut dari pengumuman sebelumnya pada Maret lalu, di mana perusahaan game tersebut menyatakan niat untuk mendiversifikasi portofolionya ke dalam aset kripto.

Demi merealisasikan langkah ekspansif ini, GameStop memilih jalur pendanaan melalui skema utang dengan menerbitkan obligasi konversi senilai lebih dari US$1,3 miliar sebagai sumber dananya.

BACA JUGA  Pasar Altcoin Terkoreksi, Analis: Masih Sehat!

Langkah strategis ini tidak hanya menunjukkan komitmen serius dalam memperkuat pijakannya di industri kripto, tetapi juga menandai keselarasan GameStop dengan gelombang adopsi kripto yang terus tumbuh di kalangan perusahaan besar.

Tren Adopsi Bitcoin oleh Korporasi

Investasi Bitcoin GameStop bukanlah langkah yang diambil secara tiba-tiba. Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi, tren adopsi Bitcoin oleh berbagai perusahaan justru menunjukkan pertumbuhan yang semakin signifikan.

Merujuk pada laporan terbaru, saat ini tercatat setidaknya 113 perusahaan publik telah memiliki cadangan Bitcoin—lonjakan tajam dibandingkan April lalu yang baru mencatatkan 89 perusahaan.

Dalam konteks ini, mereka tampaknya tidak ingin tertinggal dalam gelombang adopsi tersebut. Langkah strategis investasi Bitcoin GameStop mengikuti jejak Strategy, pionir yang telah lebih dulu mengadopsinya sejak Agustus 2020 di bawah kepemimpinan Michael Saylor.

Perusahaan Kripto “Serbu” Pasar Modal Demi Borong Bitcoin

Menariknya, tren ini tidak hanya terbatas pada Amerika. Di Jepang, Metaplanet memperkuat cadangan Bitcoin-nya sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Di Brasil, perusahaan teknologi keuangan Meliuz juga mengambil langkah serupa.

BACA JUGA  ETF Bitcoin Kembali Bersinar, US$217 Juta Masuk dalam Satu hari

Sementara itu, dari Asia Tenggara, Indonesia mulai menunjukkan peran yang kian penting. DigiAsia Corp, perusahaan teknologi keuangan asal Tanah Air, disebut-sebut tengah menyiapkan strategi investasi Bitcoin sebagai bagian dari diversifikasi aset mereka.

Secara keseluruhan, fenomena ini memperkuat sinyal bahwa Bitcoin kini tidak lagi dipandang semata sebagai aset spekulatif. Sebaliknya, semakin banyak korporat melihatnya sebagai instrumen lindung nilai dan komponen penting di era digital saat ini. [dp]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait