GameStop Rela Kucurkan Dana $1,3 Miliar Demi Bitcoin, Nekat Atau Visioner?

Langkah tak terduga datang dari GameStop, raksasa ritel game asal AS yang kini sedang bersiap mengumpulkan dana sebesar US$1,3 miliar. Tapi bukan untuk membuka gerai baru atau mengembangkan platform digitalnya, melainkan untuk membeli Bitcoin.

Ya, kamu tidak salah baca. GameStop berniat menaruh sebagian besar keuangannya di aset kripto yang selama ini dikenal karena naik-turunnya yang bikin jantung deg-degan.

Dari Game ke Bitcoin: Strategi Baru GameStop

Berdasarkan laporan Barron, langkah ini diambil lewat penawaran obligasi konversi, yang nantinya bisa berubah jadi saham. Artinya, perusahaan akan menerbitkan surat utang yang bisa ditukar dengan saham GameStop di kemudian hari. Strategi ini disetujui penuh oleh dewan direksi perusahaan dan disebut sebagai cara untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

Menurut laporan terakhir, GameStop sedang tidak dalam kondisi keuangan yang buruk. Memang benar, pendapatan kuartal keempat 2024 turun 28 persen menjadi US$1,28 miliar dibanding tahun sebelumnya. Namun, perusahaan tetap mampu membukukan laba bersih sebesar US$131,3 juta. Tidak buruk sama sekali.

Bahkan, saldo kas mereka juga cukup sehat, yakni US$4,775 miliar. Dengan modal seperti itu, keputusan untuk menyimpan sebagian dalam bentuk Bitcoin mulai masuk akal, atau paling tidak, masuk akal di dunia investasi yang makin kreatif belakangan ini.

Ingin Jadi Strategy Kedua?

GameStop tampaknya mencoba mengambil inspirasi dari Strategy, perusahaan yang beberapa tahun lalu menarik perhatian karena membeli Bitcoin dalam jumlah besar dan menjadikannya bagian dari aset perusahaan.

Di sisi lain, langkah ini bisa saja dianggap sebagai sinyal bahwa GameStop tidak lagi sepenuhnya bergantung pada model bisnis ritel tradisional. Dunia game terus bergerak ke arah digital, dan toko fisik tak lagi jadi magnet yang sama seperti dulu.

Namun demikian, tidak semua pihak sepenuhnya mendukung ide ini. Beberapa analis keuangan bahkan menyarankan agar investor yang ingin mendapatkan eksposur ke Bitcoin sebaiknya langsung membeli Bitcoin atau ETF kripto, bukan melalui saham GameStop. Alasannya sederhana: saham ritel tidak mencerminkan pergerakan harga Bitcoin secara langsung.

Pasar Bereaksi Cepat

Setelah pengumuman tersebut, saham GameStop sempat melonjak hampir 12 persen di sesi perdagangan reguler. Namun, euforia itu tidak bertahan lama. Begitu pasar after-hours dibuka, sahamnya malah tergelincir hingga nyaris 8 persen.

Reaksi pasar yang campur aduk ini menunjukkan bahwa meski ide tersebut terdengar ambisius, tetap ada kekhawatiran soal eksekusinya.

Sementara itu, Bitcoin sendiri tengah diperdagangkan di kisaran US$87.200, naik sekitar 1,6 persen dalam sepekan terakhir.

Dengan angka tersebut, jika GameStop benar-benar mengeksekusi pembelian Bitcoin senilai US$1,3 miliar, mereka bakal masuk ke dalam daftar institusi dengan kepemilikan Bitcoin terbesar, setara atau bahkan melampaui beberapa perusahaan teknologi yang sudah lebih dulu terjun ke kripto.

Menuju Era Baru GameStop?

Perjalanan GameStop yang satu ini tentu tidak biasa. Dari awalnya dikenal sebagai toko game langganan generasi 90-an, hingga menjadi simbol kebangkitan saham “meme” beberapa tahun lalu, dan kini bersiap menjadi investor Bitcoin besar-besaran, perusahaan ini jelas tidak takut mengambil risiko.

Namun yang jadi pertanyaan sekarang adalah, apakah publik dan investor siap melihat GameStop sebagai penyimpan Bitcoin, bukan hanya penjual game?

Seperti dalam permainan, strategi baru ini bisa jadi jalan pintas menuju kemenangan, atau malah jebakan yang membuat karakter utama harus mengulang dari level satu. Tapi satu hal yang pasti, langkah ini akan terus jadi pembicaraan hangat di dunia keuangan dalam beberapa bulan ke depan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait