IKLAN

Gate.io dan OKX Dominasi Likuidasi, Binance Fokus Stabilitas

Di tengah meningkatnya minat institusi terhadap kripto, Binance kembali menunjukkan dominasinya dengan lonjakan volume perdagangan yang hampir menyamai gabungan seluruh kompetitornya.

Namun, ada fakta mengejutkan di balik dominasi tersebut: Binance bukanlah pemimpin dalam hal likuidasi posisi trader. Lalu, mengapa bursa kripto sebesar Binance justru tertinggal dalam hal ini? Apakah kondisi ini dianggap sebagai sinyal hal atau justru sebaliknya?

Dominasi Volume Spot, Tanda Kembalinya Pemain Besar

Setelah periode persaingan yang relatif stagnan, Binance kembali menunjukkan performa luar biasa. Berdasarkan data dari CryptoQuant dan analisis Joao Wedson, CEO Alphractal, yang dipublikasikan pada 1 Juni, Binance semakin mengukuhkan dominasinya.

“Volume spot Binance sangat dekat untuk melampaui total gabungan volume dari SELURUH bursa kripto lainnya!” tulisnya di X. 

Dominasi Volume Binance - CryptoQuant
Dominasi Volume Binance – CryptoQuant

Tren ini mengingatkan pada lonjakan serupa di awal tahun 2024, saat peluncuran Bitcoin Spot ETF ke pasar yang berhasil menarik arus besar dana institusional ke Binance dan mendorong reli harga BTC.

BACA JUGA  Berita Kripto Terpopular Sepekan: Investor Bitcoin Jangka Panjang Mulai Serok hingga AS Bidik Binance

Fenomena ini bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan kepercayaan institusi besar. Pemain besar seperti manajer aset lebih memilih bursa dengan likuiditas tinggi dan eksekusi cepat. Inilah yang mendorong lonjakan volume spot Binance.

Namun yang menarik, lonjakan volume ini tidak diikuti oleh peningkatan likuidasi, menandakan bahwa volume transaksi yang besar belum tentu berbanding lurus dengan tingginya aktivitas likuidasi.

Ketika Kompetitor Binance Lebih Mendominasi Likuidasi

Ironisnya, meski Binance memimpin dalam volume perdagangan spot dan juga pasar futures, bursa-bursa kripto yang lebih kecil justru mencatat angka likuidasi tertinggi di 2025. 

“Meskipun menjadi pemimpin pasar, Binance bukanlah bursa dengan jumlah likuidasi terbanyak tahun ini. OKX dan Gate.io justru berada di urutan teratas,” ungkap Joao Wedson, CEO Alphractal.

Data dari CryptoQuant memperkuat pernyataan tersebut: Gate.io mencatat hampir US$10 miliar dalam total likuidasi BTC sepanjang tahun, jauh melampaui Binance yang hanya menyentuh US$2,5 miliar. 

BACA JUGA  5 Pilihan Leverage Crypto Exchange Terbaik
Perbandingan Likuidasi Binance dan Kompetitornya - CryptoQuant
Perbandingan Likuidasi Binance dan Kompetitornya – CryptoQuant

Fenomena ini memang tampak kontras, tetapi masuk akal jika dilihat dari sisi likuiditas. Menurut Wedson, bursa dengan likuiditas tinggi biasanya memiliki spread yang lebih sempit dan kedalaman order book yang lebih kuat — faktor yang memungkinkan transaksi jadi lebih efisien.

Meski lebih kecil dari Binance, Gate.io dan OKX berhasil menciptakan lingkungan trading kripto yang dinamis dan responsif. Kecepatan eksekusi dan fleksibilitas sistem mereka menarik minat trader agresif dengan strategi leverage tinggi.

Hal ini membuat kedua bursa kripto tersebut menjadi zona rawan likuidasi, terutama saat pasar bergerak volatil. Dalam konteks ini, bukan yang terbesar yang mendominasi, melainkan yang paling gesit merespons pergerakan pasar.

Likuiditas: Kartu As yang Tak Terlihat

Likuiditas adalah faktor kunci yang sering diabaikan sebagai pemicu utama likuidasi dalam dunia kripto. Crypto exchange seperti Gate.io dan OKX mampu menciptakan likuidasi lebih aktif berkat kecepatan eksekusi dan daya tarik bagi trader dengan leverage tinggi.

10 Crypto Exchange Indonesia Terbaik yang Diawasi OJK

Sebaliknya, Binance dengan skala besar dan volume masif lebih banyak menarik investor institusional yang cenderung konservatif. Jadi, meski Binance tetap dominan dalam volume, bursa kecil yang lebih gesit justru memimpin dalam likuidasi. 

BACA JUGA  Changpeng Zhao Mengaku Bersalah, Richard Teng Jadi CEO Binance Baru

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam ekosistem kripto yang matang, ukuran dan volume bukan segalanya—kecepatan dan kedalaman likuiditas serta perilaku trader yang akan menentukan peta kekuatan baru. [dp]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait