Dalam pernyataan pada 25 Desember 2018, raksasa teknologi informasi Jepang GMO Internet mengatakan pihaknya berhenti mengembangkan, memproduksi dan menjual perangkat penambangan Bitcoin menyusul kerugian masif di kuartal keempat 2018, Bitcoinist melansir, Rabu (26/12).
GMO Internet menderita kerugian yang besar ketika harga Bitcoin anjlok hingga ke titik terendah selama setahun terakhir. Setelah dilakukan kajian laba rugi yang menyeluruh, perusahaan tersebut akan mengalihkan sumber dayanya ke kegiatan penambangan sendiri.
Perusahaan itu mempertimbangkan perubahan yang terjadi di ekosistem bisnis kripto saat ini dan memperkirakan akan sulit memulihkan kerugian bisnis yang terkait penambangan Bitcoin. Karena itu, GMO memutuskan mencatat kerugian besar dan menutup bagian penjualan peralatan penambangan.
Data dari pernyataan laba rugi GMO memperlihatkan kerugian terkonsolidasi di kuartal keempat sebesar US$321 juta dan kerugian non-konsolidasi sebesar US$344 juta. Kendati GMO menutup departemen penjualan perangkat penambangannya, yang menghasilkan pendapatan US$1,3 milyar di tahun 2017, perusahaan ini akan tetap melanjutkan kegiatan penambangannya sendiri.
Saat ini, pihak GMO mengaku ada penurunan keuntungan yang didapatkan dari kegiatan penambangan sendiri. Tren ini sebagian besar terkait harga kripto yang terus merosot sepanjang tahun 2018.
GMO mulai membuat dan menjual perangkat penambangan kripto pada September 2017. Mereka terutama fokus merancang, memanufaktur dan merakit cip penambangan kripto. Pada Agustus tahun ini, GMO menutup divisi penambangan Bitcoin Cash untuk fokus sepenuhnya kepada penambangan Bitcoin.
Selama tahun ini, seiring merosotnya harga, hash rate Bitcoin terus meningkat. Hal ini berakibat semakin mahalnya biaya operasional penambangan meski imbalannya berkurang. Sebab itu, hanya masalah waktu sebelum para penambang Bitcoin mulai merasakan tekanannya.
Setelah harga kripto ambruk di pertengahan November di mana Bitcoin turun hingga ke tingkat US$3.200, sebanyak 800 ribu penambang dikabarkan gulung tikar. Tetapi, sejak saat itu tingkat kesulitan penambangan Bitcoin telah menyesuaikan diri, sehingga menstabilkan hash rate yang tadinya semakin turun.
Kendati mengalami kerugian besar, pihak GMO memastikan perusahaannya masih memiliki kekuatan finansial melalui penjualan saham sejumlah anak perusahaannya.
Harga kripto yang amblas mungkin bukan menjadi penyebab utama GMO berhenti. Menurut BitMex Research, perusahaan itu diduga tidak kompetitif sejak awal sehingga sulit bersaing di tengah harga kripto yang kian suram.
“GMO mengumumkan pihaknya tidak lagi membuat dan menjual peralatan penambangan. Mereka menyalahkan harga kripto yang menurun, tetapi kami ragu mereka punya keunggulan kompetitif,” cuit BitMex Research melalui Twitter.
Selain GMO, beberapa bisnis kripto menghadapi masa-masa sulit. Sebelumnya, Bitcoinist melaporkan terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Bitmain. Perusahaan produsen alat penambangan Bitcoin ini juga menutup cabangnya di Israel dan memberhentikan seluruh tim pengembangan Bitcoin Cashnya. Bahkan ada laporan yang mensinyalir pemberhentian karyawan bisa mencapai 85 persen dari jumlah total pegawainya. [ed]