Pada 18 Februari 2020 lalu, komunitas Bitcoin “terpapar kabar” soal terbentuknya Golden Cross istimewa pada Bitcoin. Golden Cross itu adalah kali ketiga sejak tahun 2012 yang diramalkan mampu melejitkan harga Bitcoin menuju puncak terbaru sepanjang masa.
Dalam konteks analisis teknikal, Golden Cross didefinisikan ketika garis Moving Average (MA) 50 melintasi di atas garis MA-200 dalam rentang waktu harian (daily). Analisis ini memberikan gambaran kasar bagi aksi pasar yang jangka panjang.
Sebelum tahun 2020 ini, sejak tahun 2012, Golden Cross Bitcoin seperti itu, terjadi dua kali. Yang pertama adalah pada Oktober 2015, beberapa bulan sebelum Halving Kedua (9 Juli 2016 di blok ke-420.000). Harga Bitcoin pun melejit dari sekitar US$300 menjadi hampir US$20.000 (Desember 2017), sebagai titik tertinggi sepanjang masa.
Golden Cross kali kedua terjadi pada Juni 2019, yang mendorong naik Bitcoin dari US$5.000 (April 2019) menjadi hampir US$14.000 (Juni 2019). Kenaikannya lebih dari 180 persen, melonjak dari US$5.000 pada April 2019 menjadi hampir US$14.000 pada Juni 2019.
Jadi, secara historis Bitcoin naik tinggi, antara 180 persen dan 6.560 persen setelah munculnya Golden Cross. Bahkan dengan acuan kenaikan terendah saja, Bitcoin berpotensi untuk naik menjadi US$27.000. Masalahnya, kita tidak tahu pasti kapan itu terjadi.
Namun, penting untuk dicatat, bahwa Bitcoin Reward Halving juga menentukan dinamika fundamentalnya. Ketika Halving, maka laju produksi Bitcoin yang baru terbatas, karena penambang hanya bisa mendapatkan imbalan Bitcoin dari 12,5 BTC menjadi hanya 6,25 BTC.
Jadi, Halving dipadu dengan potensi kenaikan tinggi, maka penambang cenderung untuk tidak menjual imbalan yang mereka peroleh itu, karena jumlahnya unit BTC-nya menjadi sedikit, sembari menanti harga melejit lebih tinggi lagi. [CCN/Cryptopotato/Red]