IKLAN

Google Desak Pegawainya Melek AI, Biar Gak Ketinggalan Zaman

Google mendesak seluruh karyawannya untuk lebih menguasai teknologi kecerdasan buatan (AI) seiring meningkatnya persaingan industri dan lonjakan investasi perusahaan dalam sektor tersebut.

Dorongan ini disampaikan oleh CEO Alphabet Inc., Sundar Pichai, dalam pertemuan internal yang berlangsung pada akhir Juli 2025.

Pichai menegaskan bahwa Google tidak lagi mengandalkan ekspansi jumlah tenaga kerja untuk mendorong pertumbuhan, melainkan mengedepankan optimalisasi produktivitas melalui pemanfaatan AI dalam pekerjaan sehari-hari.

“Kita bersaing dengan perusahaan lain di dunia. Akan ada perusahaan yang menjadi lebih efisien dalam hal produktivitas karyawan di masa ini, oleh karena itu saya pikir penting untuk fokus pada hal itu,” ujar Pichai dilansir dari CNBC.

Selain itu, Eksekutif Google, termasuk Brian Saluzzo, menyampaikan kepada seluruh pegawai bahwa penggunaan alat-alat AI internal harus menjadi bagian integral dari aktivitas kerja harian.

Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional tanpa menambah beban sumber daya manusia secara signifikan. Strategi ini dikembangkan di tengah belanja modal perusahaan yang meningkat secara drastis.

BACA JUGA  Ini Alasan Google Menerima Pembayaran Crypto Bitcoin, ETH dan Dogecoin (DOGE)

Google Tingkatkan Investasi AI, Fokuskan Efisiensi SDM

Alphabet, induk usaha Google, mencatat peningkatan belanja modal (capex) menjadi US$85 miliar untuk tahun 2025, naik dari target sebelumnya sebesar US$75 miliar. Dana tersebut difokuskan untuk pengembangan infrastruktur AI dan ekspansi pusat data.

Namun demikian, jumlah karyawan perusahaan tercatat lebih sedikit dibandingkan awal 2023, menandakan strategi efisiensi tetap dijaga meski belanja teknologi ditingkatkan.

Pichai menyampaikan bahwa langkah efisiensi ini tidak berarti mengurangi ambisi perusahaan dalam pengembangan teknologi. Sebaliknya, Google kini menargetkan peningkatan output per karyawan dengan dukungan teknologi AI.

“Kita akan memasuki periode investasi yang jauh lebih tinggi dan saya pikir kita harus berhemat dalam mengelola sumber daya kita, dan saya akan berusaha untuk menjadi lebih produktif dan efisien sebagai perusahaan,” ungkap Pichai, seraya menambahkan bahwa ia sangat optimis dengan kinerja Google.

BACA JUGA  5 Rekomendasi Koin Meme Potensial 2024 Dengan Konsep AI

Google sendiri telah menerapkan pemanfaatan AI di berbagai aspek internal. Salah satu contohnya, lebih dari 25 persen kode baru perusahaan kini dihasilkan oleh AI. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan digunakan dalam proses rekrutmen, penilaian kinerja, hingga pengembangan sumber daya manusia.

Persaingan Talenta dan Transformasi Budaya Kerja

Di sisi lain, persaingan dalam industri AI kian meningkat. Sejumlah pakar dari Google, termasuk dari divisi DeepMind, diketahui telah direkrut oleh perusahaan pesaing seperti Meta dan Anthropic.

Kendati demikian, Pichai mengklaim bahwa Google tetap mampu mempertahankan daya tariknya bagi talenta teknologi, berkat kombinasi kompensasi yang kompetitif, infrastruktur komputasi mutakhir, serta peluang proyek-proyek inovatif.

Google juga menerapkan pendekatan baru dalam pola kerja tim AI-nya. Misalnya, tim Gemini, divisi pengembangan model AI besar, didorong untuk bekerja dari kantor hingga 60 jam per minggu demi efisiensi kolaborasi dan produktivitas yang lebih tinggi. Pendiri Google, Sergey Brin, dilaporkan sebagai salah satu pengusung pendekatan tersebut.

BACA JUGA  Token Kripto AI Naik Drastis, Apa Faktor Pemicunya?

Selain itu, Google telah meluncurkan beberapa inisiatif pelatihan AI bagi tenaga kerja, termasuk program pelatihan nasional “AI Works for America” yang dimulai awal tahun ini. Program ini bertujuan membekali para pekerja dengan keterampilan dasar AI untuk mengantisipasi transformasi digital yang lebih luas.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Google tengah memasuki fase baru transformasi struktural yang tidak hanya mengandalkan teknologi sebagai produk, tetapi juga sebagai alat peningkat kinerja internal.

Dengan meningkatnya tekanan kompetitif dari raksasa teknologi lain, Google berharap pendekatan berbasis AI dapat memberikan keunggulan strategis dalam jangka panjang. [st]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait