Grayscale Investments, salah satu manajer aset digital terbesar di dunia, resmi mencatat sejarah di pasar keuangan AS dengan meluncurkan produk spot Exchange-Traded Product (ETP) kripto pertama yang mendukung staking.
Inovasi ini menandai tonggak penting dalam integrasi aset digital dengan instrumen investasi tradisional.
Produk utama yang dirilis adalah Grayscale Ethereum Trust ETF (ETHE) dan Ethereum Mini Trust ETF (ETH).
Keduanya kini menjadi spot ETP kripto pertama di AS yang memungkinkan investor memperoleh imbal hasil staking, sebuah mekanisme yang sebelumnya hanya tersedia melalui dompet kripto khusus atau platform blockchain.
Kehadiran produk ini dinilai memberi akses lebih mudah bagi investor institusional maupun ritel untuk berpartisipasi dalam ekosistem kripto.
“Sebagai penerbit ETF berbasis aset digital nomor satu di dunia berdasarkan AUM, kami yakin platform kami yang tepercaya dan berskala memiliki posisi unik untuk mengubah peluang baru seperti staking menjadi potensi nilai nyata bagi investor,” ujar CEO Grayscale, Peter Mintzberg, dalam siaran pers.
Solana Trust Menyusul, Masih Tunggu Restu Regulator
Selain Ethereum, Grayscale juga memperluas langkahnya dengan menghadirkan Grayscale Solana Trust (GSOL) yang kini sudah mendukung staking.
Namun, berbeda dengan ETHE dan ETH yang langsung tercatat sebagai ETP, GSOL saat ini masih diperdagangkan di pasar over-the-counter (OTC).
Grayscale telah mengajukan permohonan kepada regulator agar GSOL dapat naik kelas menjadi ETP resmi di bursa, sehingga memperluas jangkauan dan likuiditas produk tersebut.
Dalam perombakan struktur GSOL, Grayscale juga menambahkan klausul baru yang memungkinkan sponsor trust, yakni perusahaan itu sendiri, menerima sebagian hasil dari aktivitas staking di luar biaya manajemen reguler.
Hal ini menegaskan strategi bisnis Grayscale dalam memanfaatkan peluang staking untuk memperkuat nilai tambah bagi perusahaan sekaligus investor.
Meski menawarkan potensi keuntungan lebih, produk staking membawa risiko tambahan. Staking pada dasarnya melibatkan penguncian aset untuk mendukung keamanan jaringan blockchain, namun memiliki tantangan teknis seperti risiko slashing akibat kesalahan validator, downtime server, atau kegagalan operasional pihak ketiga.
Untuk meminimalkan dampak risiko, Grayscale disebut menyiapkan mekanisme likuiditas internal yang memungkinkan proses penarikan tetap berjalan meskipun sebagian besar aset sedang di-stake.
Regulasi Ketat Jadi Tantangan Baru Bagi Inovasi Grayscale
Langkah Grayscale menghadirkan spot ETP berbasis staking diperkirakan akan memicu sorotan intens dari regulator di AS. Pasalnya, produk ini tidak termasuk dalam cakupan Investment Company Act of 1940, sehingga regulasi dan perlindungan investor berbeda dari ETF tradisional.
Meskipun demikian, Grayscale tetap menegaskan bahwa tujuan utama mereka adalah menghadirkan instrumen investasi yang mampu memberikan eksposur harga spot sekaligus potensi tambahan dari staking reward.
Bagi pasar, peluncuran ini diyakini menjadi sinyal bahwa adopsi aset digital kian memasuki arus utama keuangan. Produk semacam ini berpotensi menarik minat investor baru yang sebelumnya enggan terlibat karena kompleksitas teknis staking.
Selain itu, langkah Grayscale dipandang sebagai respons strategis terhadap meningkatnya kompetisi di sektor manajemen aset digital, terutama setelah sejumlah raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock dan Fidelity mulai merambah produk berbasis kripto.
Dengan peluncuran ETP staking ini, Grayscale tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pionir, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi besar dalam cara investor mengakses aset digital.
Ke depan, keberhasilan produk ini akan sangat ditentukan oleh penerimaan pasar, stabilitas teknis, serta respon regulator terhadap model investasi baru yang terus berkembang. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.