Tadi malam, harga Bitcoin kembali jatuh dan diperkirakan akan terus melemah pasca aksi the Fed yang kembali menaikkan suku bunga.
Jerome Powell, Ketua the Fed, mengisyaratkan akan terus melakukan langkah agresif tersebut guna melawan inflasi, meski ia menyadari bahwa ini akan menghantam perekonomian dan meningkatkan pengangguran.
Selain itu, konflik antara Rusia dan Ukraina tampak kembali memanas setelah Presiden Putin menambah jumlah pasukan, membawa kekhawatiran melesatnya harga minyak mentah dunia (crude oil).
Harga Bitcoin Akan Terus MelemahÂ
Kenaikan suku bunga AS telah menyusutkan selera risiko investor ke aset seperti saham dan kripto, sehingga harga BTC kembali melemah, di bawah US$19.000.
Berdasarkan laporan CryptoNews, secara teknis harga kripto utama masih dalam tren turun, sehingga prospek di sisa bulan September ini masih akan lesu.
Dua sentimen global mengarah ke potensi bearish, sehingga harga Bitcoin kemungkinan akan terus melemah sampai ada sentimen baru yang mampu membalik sudut pandang investor.
Dari sudut pandang analisis teknikal, grafik harian dari BTC masih menunjukkan struktur harga yang bearish.
Berdasarkan laporan Crypto Potato, pada grafik di atas harga BTC memiliki tiga support level potensial di US$18.000, US$16.000 dan US$14.000.
Jika tiga support tersebut tidak dapat menahan dorongan seller, maka harga berpeluang jatuh lebih dalam. Kemungkinan bisa lebih rendah dari US$10.000.
Sementara, ada resistance level potensial yang perlu ditembus untuk mengonfirmasi “awal dari peluang pemulihan,” yakni di US$20.640.
Masih Ada Harapan
Meski sepanjang tahun 2022 ini terlihat akan menjadi buruk bagi pasar kripto, tetapi saat ini ada beberapa tanda ekonomi, yang menyiratkan puncak inflasi dan suku bunga.
Di beberapa negara, tingkat inflasi mulai berhenti naik, bahkan turun. Salah satunya terjadi di Inggris, yang tingkat inflasinya telah turun untuk bulan Juli dan Agustus, namun tetap tinggi di 9,9 persen.
Selain itu, sedikit meredanya harga minyak yang terus melesat dalam beberapa bulan dapat menjadi harapan baru. Tetapi, ini tetap berpegang pada setiap keputusan Presiden Rusia, yang masih berkonflik dengan Ukraina.
Meski tampak suram, perkembangan industri justru bergerak ke arah positif, dengan hadirnya pemain besar seperti BlackRock dan Fidelity.
Beberapa mengamat melihat hal yang lebih baik bagi pasar kripto akan terjadi di tahun 2023, karena perlambatan angka inflasi digadang akan terjadi dan industri terus berkembang. Mari kita saksikan. [st]