Harga Bitcoin kembali mengalami tekanan besar, turun dari puncaknya pada Desember 2024 di US$108.000 ke kisaran US$86.000. Salah satu yang paling terdampak adalah saham Strategy, perusahaan publik dengan kepemilikan BTC terbesar saat ini.
Dilema Strategy: HODL atau Jual?
Menurut analisis yang diungkap oleh The Kobeissi Letter di X pada 26 Februari 2025, saham Strategy (MSTR) telah anjlok lebih dari 55 persen dari harga puncaknya. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran terhadap keberlanjutan strategi bisnis perusahaan, yang saat ini sangat bergantung pada BTC.

Saat ini, MicroStrategy memiliki sekitar 499.096 BTC dengan total nilai sekitar US$43 miliar. Bitcoin tersebut diperoleh dengan harga rata-rata US$66.357 per koin, menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu entitas dengan cadangan Bitcoin terbesar di dunia.
Namun, dengan harga Bitcoin yang semakin mendekati titik impas, muncul pertanyaan besar: Apakah mereka pada akhirnya akan terpaksa menjual sebagian kepemilikan Bitcoin mereka?
Kekhawatiran ini semakin meningkat setelah saham MicroStrategy mengalami penurunan tajam. Perusahaan berisiko mengalami “forced liquidation” atau likuidasi paksa jika nilai asetnya turun drastis sementara kewajibannya terus meningkat.
“Dalam situasi di mana kewajiban mereka meningkat jauh lebih tinggi daripada aset mereka, risiko likuidasi bisa semakin besar,” ungkap The Kobeissi Letter.

Namun, menurut analisis tersebut, skenario ini tampaknya masih jauh dari kenyataan. Meskipun Strategy memiliki utang yang cukup besar, sebagian besar berbentuk convertible notes yang baru akan jatuh tempo pada 2028.
“Saat ini, MicroStrategy memiliki total utang sekitar US$8,2 miliar dengan leverage ratio sekitar 19 persen. Sebagian besar utang ini berbentuk convertible notes dengan harga konversi di bawah harga saham saat ini,” jelasnya di X.

Artinya, perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor tersebut masih memiliki waktu sebelum menghadapi risiko likuidasi besar-besaran.
Michael Saylor dan Strategi yang Dipertanyakan
Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, tetap kukuh pada keyakinannya bahwa BTC adalah aset terbaik di dunia. Keyakinan ini terlihat dari proposal cadangan Bitcoin senilai Rp1.200 triliun ke SEC serta pembelian terbaru sebesar US$2 miliar.
Selain itu, analisis dari The Kobeissi Letter menemukan bahwa Michael Saylor masih memiliki kendali penuh atas arah perusahaan melalui kepemilikan hak suara mayoritas di saham MSTR.
“Selain itu, jangan lupa bahwa Saylor sendiri saat ini memiliki 46,8 persen hak suara. Oleh karena itu, hampir mustahil untuk meloloskan pemungutan suara pemegang saham Strategy tanpa dukungannya,” tegas laporan tersebut.

Ini berarti bahwa setiap keputusan besar, termasuk kemungkinan likuidasi atau penjualan Bitcoin dalam jumlah besar, hampir tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan Michael Saylor.
Namun, apakah strategi ini berkelanjutan? Sejauh ini, MicroStrategy masih bertahan dengan model bisnis yang bergantung pada penerbitan utang, membeli lebih banyak Bitcoin, lalu menjual saham MSTR baru untuk mendapatkan dana tambahan.
Model ini bekerja dengan baik dalam pasar bullish, tetapi dalam kondisi saat ini, muncul pertanyaan: Apakah investor masih bersedia terus mendanai perusahaan ini jika harga Bitcoin terus turun?
Jika harga BTC jatuh di bawah US$62.473 atau bahkan lebih rendah dalam jangka panjang, tekanan keuangan terhadap perusahaan ini akan semakin besar.
Kehancuran Bitcoin Bisa Jadi Akhir dari Strategy
Bukan hanya The Kobeissi Letter yang mempertanyakan masa depan MicroStrategy, tetapi juga Peter Schiff. Schiff menyebut bahwa model bisnis berbasis utang yang dijalankan oleh Michael Saylor bisa runtuh jika harga BTC tidak segera pulih.
Masalah utama bukan hanya anjloknya harga Bitcoin, tetapi juga penurunan harga saham Strategy. Ia juga menyoroti penerbitan convertible senior notes terbaru oleh perusahaan dengan harga konversi US$433,43 per saham.
Menurut Schiff, jika harga saham MSTR terus merosot, tekanan keuangan terhadap perusahaan akan semakin besar dan bisa berujung pada risiko kebangkrutan.
“Jika MSTR diperdagangkan dengan diskon terhadap kepemilikan Bitcoinnya, secara teori Saylor bisa menjual Bitcoin untuk membeli kembali sahamnya guna menutup diskon itu,” tulis Schiff.
Peter Schiff: Kejatuhan Bitcoin Bisa Jadi Akhir dari Strategy
Namun, jika langkah ini dilakukan, harga BTC bisa semakin tertekan, yang justru akan memperburuk kondisi keuangan serta kinerja saham MicroStrategy secara keseluruhan.
Bitcoin telah melewati banyak badai, begitu pula MicroStrategy. Namun, kali ini situasinya berbeda. Michael Saylor mungkin tetap yakin bahwa “BTC sedang diskon,” tetapi pertanyaannya adalah: Apakah pasar masih mau mempercayai keyakinan tersebut? Dan, bisakah mereka tetap bertahan? [dp]