Harga Bitcoin Anjlok, Tapi Analis Prediksi Bisa Cetak ATH Baru!

Saat ini, BTC mengalami tekanan jual yang signifikan, dengan harga anjlok di bawah US$80.000. Penurunan harga Bitcoin mencatat koreksi sekitar 12 persen sejak Jumat lalu, yang memicu aksi panic selling dan ketakutan di kalangan investor dan trader.

Banyak pihak mulai berspekulasi bahwa fase bullish telah berakhir dan pasar sedang memasuki bear market baru. Namun, beberapa analis terkemuka justru berpendapat sebaliknya. Mereka menilai bahwa koreksi harga BTC saat ini berpotensi menjadi landasan bagi pergerakan menuju rekor baru.

Harga Bitcoin Bisa Cetak ATH Baru?

Di tengah tekanan jual yang besar, data on-chain memberikan harapan baru terhadap kenaikan harga Bitcoin. Indikator Cumulative Value Days Destroyed (CVDD), yang melacak perilaku pemegang jangka panjang dan aliran modal, menunjukkan potensi pemulihan dalam waktu dekat.

Indikator Cumulative Value Days Destroyed jadi dasar analisis harga bitcoin Ali Martinez
Indikator Cumulative Value Days Destroyed – Ali Martinez

Analisis terkait harga Bitcoin yang bisa mencapai ATH baru diungkapkan oleh analis kripto terkemuka, Ali Martinez. Ia menyatakan bahwa jika Bitcoin berhasil merebut kembali level US$84.000 sebagai titik support, maka peluang menuju ATH baru semakin besar.

“Jika harga Bitcoin berhasil merebut kembali level US$84.000 sebagai support, maka jalur menuju reli ke rekor tertinggi baru di US$128.000 bisa terbuka!” tulis Martinez, Senin (10/03/2025).

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa meskipun kondisi pasar kripto saat ini masih rapuh dan mengalami tekanan besar, potensi pemulihan tetap ada jika investor jangka panjang mulai melakukan akumulasi.

Selain itu, pandangan serupa juga diungkapkan oleh Tom Lee, CIO Fundstrat Capital. Dalam wawancaranya dengan CNBC, ia memprediksi bahwa Bitcoin akan mengalami koreksi lebih dalam hingga mencapai level US$62.000.

Namun, menurutnya, koreksi ini justru menjadi dasar penting sebelum mencapai ATH baru tahun ini. Lee optimistis bahwa dengan adopsi yang semakin luas, harga BTC bisa mencetak rekor tertinggi baru pada akhir 2025.

“Saya pikir harga Bitcoin akan lebih dari US$150.000 tahun ini karena kepemilikannya semakin luas. Jika Citadel mulai memperdagangkannya, penerimaannya bisa semakin meluas,” jelas Lee, Senin (03/03/2025).

Koreksi Lebih Dalam Sebelum Rebound?

Saat ini, Bitcoin berada di titik kritis yang akan menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Jika tekanan jual terus berlanjut, BTC berisiko turun ke zona permintaan yang lebih rendah, memperkuat sentimen bearish.

Waspada! Sinyal BTC Bearish Semakin Kental

Namun, jika sentimen bullish berhasil kembali menguasai momentum dan mendorong harga di atas US$80.000, ini bisa menjadi sinyal bahwa reli menuju All-Time High (ATH) baru sedang dimulai.

Tidak hanya Ali Martinez dan Tom Lee, pendiri BitMEX, Arthur Hayes, juga menegaskan bahwa koreksi harga Bitcoin saat ini merupakan bagian normal dari siklus pasar. Ia bahkan memperkirakan harga dapat turun lebih dalam hingga mencapai US$70.000 sebelum rebound.

Para pelaku pasar akan mengamati pergerakan harga dalam beberapa pekan mendatang untuk menentukan apakah ini adalah awal dari bear market atau hanya koreksi dalam tren bullish yang lebih besar. 

Dengan berbagai faktor fundamental, seperti peningkatan adopsi Bitcoin oleh berbagai institusi dan perkembangan ekosistem kripto yang terus berlanjut, peluang untuk pemulihan tampaknya tetap terbuka. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait