Harga Bitcoin baru saja menembus US$24 ribu pada Rabu (20/7/2022) pukul 21.30 WIB. Sebelumnya, sejumlah pengamat meramalkan harga BTC bisa ke US$29 ribu pada pekan ini. Sedangkan Bank of America mengantisipasi kapitulasi di pasar saham, yang bisa merembet ke pasar kripto.
“Harga Bitcoin tiba-tiba pulih dari rata-rata pergerakan 200 minggu dan sepertinya sedang membangun dasar untuk pembalikan tren, tetapi pasar membutuhkan sedikit lebih banyak jaminan untuk perlambatan laju kenaikan suku bunga oleh The Fed, Namun demikian, prospek jangka pendek untuk Bitcoin tetaplah bullish dan harga Bitcoin bisa mencapai sekitar US$29.000 pekan ini,” kata Yuya Hasegawa, analis pasar Bitbank, dilansir dari Forbes, Rabu (20/7/2022)
Namun Hasegawa, tetap menyarankan untuk fokus pula pada hasil rapat bulanan The Fed yang digelar pada 26-27 Juli 2022 ini. Pasar memprakirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin lagi guna menjinakkan inflasi 9,1 persen. Kenaikan suku bunga lazimnya akan diikuti oleh penguatan dolar AS dan memaksa sentimen di pasar saham dan pasar kripto berbalik arah.
Sementara itu Bank of America (BofA) mengirimkan isyarat bahwa koreksi di pasar saham masih berlanjut, kendati saat ini mengalami reli apik sejak Senin, termasuk di pasar kripto. Pengamat lain meyakini, bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$29 ribu pada pekan ini.
Bitcoin sendiri sempat naik lebih dari 7 persen per 20 Juli 2022 malam, selaras dengan penguatan di pasar saham AS, bangkit dari posisi terendah Juni 2022.
Kendati demikian, menurut BofA, masih ada turbulensi dalam waktu dekat, karena trader masih akan melakukan aksi jual di pasar saham. BofA menyebutnya sebagai aksi kapitulasi alias full market surrender, untuk menutupi kerugian pada penurunan sebelumnya.
Mengingat relasi positif antara pasar saham (khususnya sektor teknologi) dengan pasar kripto, aksi jual berikutnya di pasar aset tradisional itu bisa berdampak juga ke kripto. Di sini sekali lagi, nasib Bitcoin dan kripto lainnya masih dipertaruhkan.
Setelah beberapa hari lalu JPMorgan mengingatkan bahwa aksi jual masif BTC berikutnya berpotensi terjadi lagi, karena semakin murahnya biaya penambangan Bitcoin, data terbaru dari BofA menunjukkan, bahwa pasar saham bisa mendekati kondisi “full surrender“.
Istilah lain untuk itu adalah kapitulasi, yang merujuk pada titik waktu ketika trader telah memutuskan untuk menyerah mencoba merebut kembali keuntungan yang hilang akibat jatuhnya harga saham.
Misalkan saham yang Anda miliki turun 10 persen. Maka, ada dua pilihan yang bisa diambil, yakni menunggu dan berharap saham mulai terapresiasi, atau bisa menyadari kerugian dengan menjual saham.
Jika mayoritas trader memutuskan untuk menunggu, maka harga saham kemungkinan akan relatif stabil. Namun, jika mayoritas investor memutuskan untuk menyerah dan menyerah pada saham, maka akan terjadi penurunan tajam pada harganya. Ketika kejadian ini signifikan di seluruh pasar, ini dikenal sebagai kapitulasi pasar. [ps]