Harga Bitcoin berpotensi terpuruk di kisaran US$3500, kata Gareth Soloway, analis In The Money Stocks.
Soloway berpendapat BTC kemungkinan akan terkoreksi lebih lanjut, karena kripto andalan itu harus berhadapan dengan kondisi ekonomi makro yang buruk, dampak dari kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed.
Menurut Soloway, Bitcoin menghadapi skenario terburuk terkoreksi hingga US$3.500. Jika itu tercapai, itu setara dengan koreksi masif harga saham Amazon selama gelembung dot com (1995-2000), katanya, dilansir dari Kitco News, belum lama ini.
Harga Bitcoin Berpotensi Terpuruk Jadi US$3500, Kapan?
Perihal rentang waktu terkoreksi, Soloway memproyeksikan bisa berlangsung selama satu tahun, sebelum masuk reli besar lagi.
“Akan ada masa ketika pasar mulai lebih percaya diri daripada saat ini, ketika regulator mulai berbalik arah dari kebijakan suku bunga tinggi. Menurut saya, dalam waktu dekat harga BTC bisa saja turun ke US$12 ribu, lalu naik sesaat ke US$13 ribu. Titik yang sangat mengkhawatirkan adalah bisa masuk ke US$10 ribu hingga US$8 ribu, dengan skenario terburuk menjadi US$3.500,” sebut Soloway yang beberapa bulan lalu secara tepat meramalkan ambrolnya BTC hingga di bawah US$20 ribu.
Soloway menambahkan kelak di masa depan faktor ekonomi makro akan kurang berdampak negatif terhadap BTC, jika memang kepercayaan terhadap aset itu tumbuh dari kalangan investor korporasi.
“Nah, kalangan seperti itu memerlukan jaminan lewat regulasi oleh pemerintah untuk menumbuhkan rasa nyaman,” sebutnya.
Sejak akhir 2021, Soloway lebih bersikap bearish terhadap pasar kripto, khususnya BTC. Sebelumnya, ia memproyeksikan harga kripto itu bisa menuju US$12 ribu, karena indeks dolar AS (DXY) terus tumbuh kuat setidaknya sejak awal tahun 2022.
Pergerakan terkini Bitcoin adalah mampu melejit lebih dari 8 persen setelah terbitnya data inflasi tahunan AS yang terbaru.
Ketika artikel ini disusun, BTC diperdagangkan di kisaran US$19.700 naik setelah terpuruk di US$18.200 pada Kamis malam. Pada Jumat pagi, BTC sempat berdiri di US$19.900. Berdasarkan data Coinmarketcap, BTC naik 5 persen dalam 24 jam terakhir.
Sejumlah pengamat lain juga menentukan bilakah berbalik dari harga Bitcoin berpotensi terpuruk, yakni jika kelak The Fed mulai memangkas suku bunga acuannya.
Dalam rencana Bank Sentral AS itu, mengurangi besarnya suku bunga ketika memang inflasi AS bisa ditekan menjadi 2 persen. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.