Ahli strategi di Bloomberg melihat peluang penurunan harga Bitcoin (BTC) jadi US$10.000 gegara skandal FTX.
Skandal FTX dimulai pada hari Minggu (6/11/2022), saat CEO Binance mengumumkan akan melikuidasi kepemilikan token FTX, FTT, perusahaan karena “suatu hal.”
Sejak itu, pasar menjadi riuh, ketakutan terus terbangun dengan harga FTT yang merosot dengan tajam, sekali lagi menyeret pasar kripto ke dalam geliat bearish.
Sejak itu, bottom harga BTC mulai menjadi sorotan, karena kemungkinan akan terbentuk di harga yang lebih rendah dari saat ini.
Harga Bitcoin Jatuh, Dampak Skandal FTXÂ
Perusahaan kripto besar seperti FTX dianggap akan membawa gelombang besar ke pasar kripto, membawa efek domino yang dikhawatirkan oleh beberapa pengamat, termasuk Bos Binance.
Sebagian besar investor pun mengkhawatirkan skandal ini akan membawa efek besar seperti apa yang dihadirkan oleh keruntuhan ekosistem Terra LUNA di pertengahan tahun ini.
Berdasarkan laporan Crypto Globe, Ahli Strategi Senior di Bloomberg Intelligence Mike McGlone telah berbagi analisisnya terkait skandal FTX dan harga Bitcoin.
Dalam beberapa minggu ke depan, McGlone melihat adanya potensi kejatuhan pada harga Bitcoin dan pasar kripto gegara skandal FTX. Itu hadir dalam bentuk efek domino makro ekonomi.
“Kejatuhan pasar kripto dan Bitcoin akan memicu penghentian kapitulasi aksi jual di sebagian besar pasar dan akan tetap di dalam tekanan hingga akhir tahun,” ujar McGlone.
Di sisi lain, Analis veteran tersebut juga menyoroti sentimen global untuk jangka panjang, seperti dampak kebijakan bank sentral AS, data inflasi dan suku bunga.
“Tidak mengherankan bahwa aset yang relatif baru yang meroket telah menurun karena laju pengetatan Federal Reserve yang cepat pada tahun 2022, tetapi Bitcoin menunjukkan tanda-tanda titik terendah dan kekuatan yang berbeda di kuartal keempat. Volatilitas kripto [di titik] terendah yang pernah ada versus Indeks Komoditas Bloomberg, dapat menandakan kinerja yang lebih baik untuk Bitcoin…,” tambah McGlone.
Lanjut dikatakan, pasokan BTC yang terus berkurang adalah fenomena yang belum pernah terjadi dalam skala global.
Sehingga, itu dapat meningkatkan harga aset dalam jangka panjang, kecuali ada “sesuatu” yang membalikan tren permintaan dan adopsi. Semua kembali ke hukum supply and demand.
“Bitcoin mungkin [tengah] memasuki fase migrasi yang tak terhindarkan ke arus utama, dan dengan harga yang relatif lebih murah,” tambahnya. [st]