Harga Bitcoin diprediksi mampu mencapai US$12 ribu (Rp173 juta) pada bulan depan, jika Bitcoin mampu bertahan di US$10.500 ataupun setelah terkonsolidasi sedikit di bawah level US$10 ribu.
“Jika Bitcoin masuk ke wilayah itu, maka harga akan melejit setidaknya menjadi US$11 ribu dalam waktu 3 minggu dan mungkin US$12 ribu dalam waktu sebulan,” kata Benjamin Blunts, trader Bitcoin seperti yang dilansir dari Cointelegraph beberapa jam lalu.
Trader lainnya, Theta Seek, pun senada karena menurutnya Raja Aset Kripto kemungkinan kecil bertahan di bawah US$9 ribu untuk waktu yang lama.
“Ada beragam sikap bearish di luar sana. Tetapi dalam 1-2 minggu terakhir ada banyak akumulasi di bawah harga US$9 ribu,” katanya.
Namun Theta melihat ada penurunan harga hingga 20 persen, jikalau Bitcoin tak mampu bertahan di atas US$10.000-10.500. Itu pun bisa terjadi andaikata terjadi peningkatan likuiditas di pasar derivatif (options, futures).
Yang pasti saat ini, Bitcoin sedang berada di wilayah yang sangat penting. Pergerakan harga selama 7 hari mendatang akan menentukan tren harga sepanjang kuartal ketiga tahun 2020 ini. [Cointelegraph/red]