Harga Bitcoin kian tertekan selama beberapa pekan terakhir, namun investor harus memanfaatkan kondisi ini, menilainya sebagai “harga diskon”.
Diskon besar-besaran harga Bitcoin ini, berpangkal dari krisis utang yang dialami Evergrande Group di Tiongkok. Serangan psikologis juga datang ketika investor fokus pada arah kebijakan The Fed.
“Jurus Kungfu” oleh Bank Sentral Tiongkok yang melarang semua jenis aktivitas kripto, juga turut jadi faktor.
Harga Bitcoin Lemah Masih Dianggap Wajar
CEO Indodax, Oscar Darmawan menyatakan bahwa penurunan harga Bitcoin adalah hal yang wajar terjadi dan jangan sampai beranggapan negatif bahwa ini merupakan akhir dari tren aset kripto.
“Naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren berita, apakah lagi positif ataupun negatif. Namun saya rasa penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat Bitcoin masih berpotensi meningkat lagi,” jelas Oscar.
Dia mencontohkan, beberapa bulan lalu harga Bitcoin sempat anjlok sampai menyentuh angka US$30.000. Tapi, nyatanya beberapa bulan kemudian bisa menyentuh angka US$50.000 lagi.
“Tak hanya Bitcoin sebenarnya, tapi aset kripto lain seperti ETH pun sama. Masih ada potensi bullish lagi,” imbuhnya.
Menurut Oscar, hal ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk membeli Bitcoin dengan “harga diskon”.
“Investasi itu kan pada dasarnya adalah membeli sesuatu (dalam hal ini adalah kripto) di saat murah, dan menjualnya di saat mahal. Bukan sebaliknya. Sesederhana itu sebenarnya. Nah, mumpung Bitcoin sedang ‘murah’, sebenarnya para investor bisa memanfaatkan momentum ini,” katanya.
Oscar juga meyakinkan publik, bahwa dengan pasar merah membara beberapa hari terakhir, tidak menyurutkan niat beberapa pihak untuk membeli Bitcoin.
Salah satunya negara El Salvador yang dua pekan lalu resmi menyatakan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah di negaranya.
Di saat yang sama, Nayib Bukele, Presiden El Salvador terus mengumumkan pembelian Bitcoin.
Terakhir, pada 20 September 2021, dia menyampaikan, bahwa El Salvador sudah punya 700 BTC. Itu dibeli ketika harga sangat murah.
Tidak hanya itu, perusahaan multinasional di industri teknologi keuangan asal Amerika Serikat, Paypal telah menyediakan fitur perdagangan Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan Bitcoin Cash untuk penggunanya di Inggris.
Peluncuran ini menandakan wujud komitmen nyata Paypal untuk terus berubah dan berinovasi demi memenuhi kebutuhan pengguna.
Pengguna PayPal di Inggris Raya yang sudah terverifikasi, dapat membeli, menyimpan, dan menjual kripto dengan minimal pembelian sebesar £1, setara Rp19.600. Melalui akun Paypal, para pengguna dapat melihat harga secara real time.
CEO Indodax Oscar Darmawan menanggapi bahwa ini adalah fenomena yang bagus untuk pertumbuhan aset kripto, mengingat sudah bertambah perusahaan keuangan yang mengizinkan perdagangan aset kripto.
Oscar menganggap bahwa inovasi inovasi dari perusahaan finansial ini tentu sedikit banyak akan ditiru oleh perusahaan lainnya. [ps]