IKLAN

Harga Bitcoin Masih Bearish, Investor Kelas Teri Belum Selera

Penurunan harga Bitcoin (BTC) yang mencapai US$21.545 setelah sempat mengalami reli hingga kisaran US$25 ribu menandakan investor kelas teri belum selera untuk berinvestasi di aset kripto.

Perusahaan data blockchain Glassnode melaporkan, volume perdagangan bagi investor ritel masih rendah. Hal ini menandakan penurunan harga BTC disebabkan oleh sentimen bearish.

Harga Bitcoin Mencerminkan Belum Ada Minat dari Investor Ritel

Menurut Glassnode, umumnya investor ritel menanggapi pasar yang bullish sehingga meningkatkan volume perdagangan. Kendati demikian, pada reli terakhir BTC tidak ada perubahan signifikan bagi volume perdagangan dari investor ritel.

Volume perdagangan investor ritel menunjukkan penurunan mulai bulan Juni, beriringan dengan pasar aset kripto yang melesu. Tren bearish terus berlanjut sejak saat itu.

Alih-alih meningkatkan volume transaksi ketika harga BTC mengalami reli, investor ritel justru mengurangi volume perdagangan hingga mencapai nilai rata-rata di bawah US$10 ribu.

BACA JUGA  Terungkap! Ini Penyebab Harga Bitcoin dan Kripto Lain Menguat Akhir-akhir Ini

News BTC melansir, laporan Glassnode menyoroti kelemahan sentimen investor ritel sebab tidak ada perubahan volume di tengah kendati harga BTC mengalami reli dari kisaran US$17 ribu.

Pasalnya, sentimen investor tidak cukup kuat untuk terus menopang pasar kripto. Bila penjualan BTC melampaui pembelian secara besar, maka harga aset kripto tersebut akan menurun.

Tekanan jual pada BTC meningkat selama kurun waktu satu pekan terakhir disusul oleh penurunan harga yang mencapai US$21 ribu. Sentimen investor pun turut merosot diakibatkan tren bearish tersebut dan memasuki indeks Fear and Greed menurut platform grafik harga Trading View.

Indikator harga memberikan sinyal 80 persen peluang untuk menjual. Bila BTC tidak mampu mempertahankan harga US$21 ribu, maka harganya akan anjlok di bawah US$20 ribu.

Hal ini berarti tren saat ini tidak cukup kuat untuk kembali meningkat, melainkan berpeluang besar akan terus melemah dan menembus support level.

Glassnode menambahkan, investor lebih memilih untuk menjual aset kripto di atas harga basis rata-rata. Dipadu dengan kurangnya permintaan bagi aset digital, keputusan tersebut menyebabkan tren bearish yang berkelanjutan.

BACA JUGA  Analis Bloomberg: Harga Bitcoin Bersiap Bullish Tahun Ini

Menurut Glassnode, pasar aset kripto belum menunjukkan pertanda telah mencapai harga bawah. Bila harga BTC mengikuti riwayat, nilainya dapat mencapai US$12 ribu sebelum investor kembali selera untuk membeli.

Peristiwa halving BTC berikutnya pada tahun 2024 dapat menjadi pemicu bull run. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait