Harga Bitcoin Menuju US$100 Ribu, Kata Mike McGlone

Harga Bitcoin (BTC) menuju US$100 ribu (Rp1,4 milyar), kata Mike McGlone dari Bloomberg Intelligence.

Mike McGlone, Pakar Strategi Komoditi terkemuka di Bloomberg Intelligence, mengatakan, bahwa harga Bitcoin on-the-track menuju US$100 ribu.

Pernyataan itu merupakan penegasan atas hasil kajiannya pada awal Mei 2021 lalu.

“Harga Bitcoin tetap tersokong kuat dan tetap berada di jalur menuju US$100 ribu. Setelah memuncak pada April 2021 lalu terkoreksi, walaupun penambangan Bitcoin menggunakan energi listrik yang besar, tetapi kelak menggunakan sumber yang terbarukan,” sebut McGlone melalui Twitter, Selasa (25/5/2021).

McGlone menyertakan dua grafik untuk menegaskan ramalannya itu.

BACA JUGA  Ini Tanda Harga Bitcoin Bisa Melesat Lebih Tinggi Lagi

harga bitcoin

Grafik pertama memadukan 3 data, yakni kinerja Bitcoin rata-rata tahunan, Indeks Likuiditas Bitcoin kuartal dan tingkat volatilitas Bitcoin rata-rata 260 hari.

Berdasarkan grafik itu, tingkat support Bitcoin hampir selaras dengan tingkat support pada kuartal pertama dan kuartal ketiga tahun 2016.

Ketika itu harga Bitcoin memuncak di kisaran US$19.600-20.000 per BTC sebagai harga terpuncak pasca Halving ke-2.

Dari puncak itu kemudian Bitcoin terkoreksi dalam hingga 80 persen di kisaran US$3-4 ribuan pada tahun 2019.

Kemudian pada grafik kedua, ia membandingkan antara Indeks Likuiditas Bitcoin, kinerja Bitcoin rata-rata tahunan dan perubahan pasokan tahunan BTC.

harga bitcoin

Grafik itu menggambarkan kenaikan harga Bitcoin berbanding terbalik dengan berkurangnya pasokan Bitcoin akibat Halving yang terjadi setiap 210.000 block (setara 4 tahun).

Grafik itu juga menunjukkan, bahwa ketika sebelum masuk top price pasca Halving, tingkat Indeks Likuiditas Bitcoin cenderung meningkat.

BACA JUGA  Harga Bitcoin Terus Merosot, Bos CoinEx: Perdagangan Berjangka (Futures) Kripto Bisa Jadi Alternatif

Harga Bitcoin US$100 Ribu

Di kajian sebelumnya, khusus Bitcoin, McGlone masih mempertahankan ramalannya seperti di edisi sebelumnya (April 2021), yakni US$100 ribu per BTC (Rp1,4 milyar).

Bagi McGlone, BTC memang unik dibandingkan ETH. Bitcoin tidak memiliki keluasan use case seperti ETH.

Baginya BTC adalah “emas digital”, karena pasokannya yang sangat terbatas.

Dia juga membandingkan antara meningkatkan pasokan dolar baru ke pasar dengan terbatasnya pasokan Bitcoin, termasuk dengan nilai emas.

“Ketika total money supply M2 dolar AS meningkat dan suku bunga rendah, lazimnya emas lebih diapresiasi. Tetapi kini berbeda, karena beralih ke Bitcoin. Kami melihat percepatan ini belum terhentikan,” imbuh McGlone dengan memproyeksikan kenaikan lebih lanjut pada tahun 2025.

Dia memberi satu contoh besar apresiasi itu, ketika Tesla memutuskan membeli Bitcoin US$1,5 milyar pada Januari 2021. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait