Harga Bitcoin Mulai Masuki Tren Baru? Tanda-Tanda Ini Bikin Penasaran

Analis popular di TradingView, Alan Santana, baru-baru ini memberikan analisis mendalam terkait harga Bitcoin yang telah menutup bulan Oktober, terutama dalam kejelasan tren yang dibentuk.

Menurutnya, grafik bulanan harga Bitcoin menampilkan pola yang membingungkan dengan beberapa sinyal teknikl yang dapat diinterpretasikan secara berbeda.

Melalui pendekatan dua sisi, Santana menguraikan pandangan objektifnya tentang sinyal teknikal serta interpretasi pribadi berdasarkan pengalaman dan sentimen pasar.

Tinjauan Grafik Bulanan Harga Bitcoin

Santana menjelaskan bahwa bulan ini BTC mencatat penutupan candlestick hijau secara beruntun, yang menjadi kali pertama sejak puncaknya pada Maret lalu.

Namun, bulan ini juga mencatat volume perdagangan yang sangat rendah, yang merupakan salah satu volume terendah sepanjang tahun ini.

“Bulan ini memiliki hampir volume terendah yang pernah ada. Hanya beberapa bulan dalam beberapa tahun terakhir yang mencatat volume lebih rendah dari bulan ini,” ujar Alan Santana.

Pola double top yang terbentuk pada grafik bulanan harga Bitcoin juga menandai adanya potensi sinyal pembalikan. Pada Maret 2024, RSI bulanan menutup di level 76, sementara pada Oktober, RSI menutup pada 66, menunjukkan penurunan signifikan.

Selain itu, MACD bulanan menunjukkan kurva kenaikan yang standar, meski histogramnya terus menurun sejak Maret 2024.

Menurut Santana, pola double top adalah sinyal pembalikan. Volume yang sangat rendah juga menunjukkan sisi bearish, meskipun masih mungkin volume perdagangan rendah ini terjadi karena aksi utama belumlah dimulai.

Dari pandangan tersebut, Santana menarik kesimpulan bahwa meskipun ada tanda-tanda bullish, kelemahan tetap mengintai pasar.

Sinyal Teknikal yang Bertentangan: Bullish atau Bearish?

Santana juga menyoroti bahwa grafik bulanan menunjukkan sinyal campuran. Di satu sisi, Bitcoin telah bergerak naik, tetapi banyak altcoin tidak mengikuti pergerakan ini.

Pola bull flag, yang biasanya menjadi indikasi kelanjutan tren bullish, kini sudah tidak lagi terlihat pada grafik. Santana menyebutkan bahwa ada kesulitan dalam memprediksi pergerakan selanjutnya, dan untuk itu, investor bisa melihat altcoin untuk petunjuk tambahan.

Menurutnya, ketika Bitcoin berhenti dan berkonsolidasi, atau masuk dalam zona keraguan, pola ini bisa dijadikan acuan untuk memperkirakan arah pergerakan berikutnya.

“Jika kita melihat altcoin sedang jatuh dan Bitcoin berada dalam fase konsolidasi, ini menandakan bahwa Bitcoin cenderung bergerak turun karena seluruh pasar beroperasi sebagai satu kesatuan,” jelas Santana.

Santana juga menghubungkan pola yang terlihat saat ini dengan pola pada tahun 2021. Ketika sebagian besar altcoin mencapai puncak pada April/Mei 2021, Bitcoin mencapai puncak tertinggi baru di bulan November.

Ini, menurutnya, adalah bagian dari koreksi tidak teratur yang akhirnya membentuk higher high karena adanya inflasi akibat peningkatan suplai uang selama pandemi Covid-19.

Bitcoin: Koreksi Sebelum Melanjutkan Tren Naik?

Santana percaya bahwa meskipun harga Bitcoin berada di jalur untuk mencapai level tertinggi baru, yaitu di sekitar level ekstensi Fibonacci 102,000, pasar masih harus menghadapi fase koreksi terlebih dahulu. Ia memperingatkan bahwa koreksi ini mungkin akan mengejutkan sebagian besar pelaku pasar.

“Sebagaimana pasar tumbuh di luar ekspektasi saat bullish, ia juga dapat melakukan hal yang sama saat bearish, mencapai titik likuidasi besar,” ujar Santana.

Menurutnya, fenomena ini terlihat dari banyaknya pemain pasar yang tidak terlibat dalam gelombang kenaikan harga Bitcoin. Hal ini mencerminkan bahwa pasar belum dalam siklus bullish sepenuhnya.

Mayoritas aset kripto, termasuk Ethereum dan altcoin besar lainnya, masih berada pada harga rendah yang tidak mencerminkan partisipasi penuh dari seluruh pelaku pasar. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait