Harga Bitcoin Naik Akibat Kekurangan Pasokan, Siapa yang Beli?

Pergerakan harga aset di pasar bebas umumnya disebabkan dua faktor utama, yakni supply (penawaran) dan demand (permintaan). Maka, tidaklah mengherankan harga Bitcoin yang meroket dari US$12 ribu bulan lalu menjadi US$18 ribu bulan ini merupakan hasil permintaan yang tinggi di tengah pasokan unit BTC yang berkurang. Tetapi, siapa yang membelinya?

Riset baru dari perusahaan analisa blockchain Chainalysis, mengindikasikan investor institusilah yang bertanggungjawab menyebabkan kekurangan pasokan dan harga Bitcoin yang naik tajam.

“Kendati pasokan total Bitcoin bertambah setiap hari seiring ditambang, jumlah real yang tersedia untuk dibeli bergantung kepada apakah holder ingin menjualnya,” jelas Chainalysis.

Adopsi Bitcoin Cs, Chainalysis: Indonesia di Peringkat ke-32

Saat ini, 77 persen dari 14,8 juta Bitcoin yang telah ditambang dan tidak hilang, disimpan di dalam dompet tidak likuid, yaitu dompet yang mengeluarkan kurang dari 25 persen Bitcoin yang diterimanya.

Hanya ada 3,4 juta Bitcoin yang bisa dibeli saat permintaan meningkat, tambah Chainalysis.

Investasi besar terhadap Bitcoin oleh Square dan MicroStrategy beberapa waktu lalu, dan juga pernyataan publik oleh manajer dana lindung nilai Paul Tudor Jones, adalah indikasi meningkatnya investasi oleh investor besar.

Harga Bitcoin Meroket, Penambangnya Semakin Cuan

Hal ini menguntungkan bursa aset kripto di Amerika, yang menerima aliran masuk Bitcoin sejak Januari 2020.

“Hal ini sudah kami duga, investor institusi yang mendorong harga Bitcoin naik, yang berdomisili di Amerika Serikat dan Eropa, lebih mungkin membeli Bitcoin di bursa-bursa ini sebab lebih mudah dan juga karena alasan regulasi,” jelas Chainalysis.

Saat investor tersebut membeli, mereka menyimpannya. Hal ini terjadi di saat investor baru mulai memasuki pasar aset kripto, diduga karena mereka mengikuti langkah investor institusi.

BACA JUGA  Amazon Didorong untuk Investasi Bitcoin dalam RUPS 2025, Sinyal Baik?

Jumlah dompet Bitcoin baru yang diciptakan setiap hari mencapai 25 ribu awal pekan ini. Bursa kripto ke fiat, bukan bursa kripto ke kripto, juga mendapat aliran masuk ke Bitcoin.

“Semua ini, digabung dengan akumulasi Bitcoin oleh dompet investor yang cenderung menyimpan untuk jangka panjang, menekankan pembeli Bitcoin perdana dan pembeli yang ingin menukar fiat untuk Bitcoin sebagai perlindungan terhadap tren makroekonomi yang mengkhawatirkan menjadi penyebab harga Bitcoin naik,” pungkas Chainalysis. [decrypt.co/ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait