Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin telah naik lebih dari 10 persen, yang membawanya di atas level US$21.000.
Tentu saja, ada beberapa pandangan optimistis yang tercipta, namun pasar bearish yang lama melanda juga memicu kekhawatiran tersendiri.
Mampu tidaknya harga untuk bertahan di atas level US$21.000, atau bahkan melesat lebih tinggi menjadi pembahasan menarik di kalangan komunitas kripto.
Harga Bitcoin NaikÂ
Berdasarkan laporan Market Watch, harga Bitcoin telah naik karena sebagian investor melihat adanya potensi jatuhnya inflasi jelang laporan data CPI AS untuk bulan Agustus.
Data CPI adalah apa yang akan menggambarkan angka inflasi, di mana para investor melihat data akan lebih baik untuk menurunkan tingkat inflasi AS, meski ini baru sekadar ekspektasi.
“Terlalu banyak optimisme bisa berbahaya, mengingat banyak pidato bearish dari pejabat Federal Reserve awal bulan ini,” ujar Yuya Hasegawa, Analis pasar kripto di BitBank.
Terbaru, pasar kripto terangkat pulihnya pasar saham utama AS dan pasar berjangka, di mana jumlah BTC yang dipindahkan dari semua bursa ke bursa derivatif telah melesat.
Berdasarkan laporan Cointelegraph, melihat harga Bitcoin yang naik cukup hebat ini, angel investor dan pedagang popular di Twitter, Revolt, mengatakan bahwa impuls naik saat ini adalah sebuah konfirmasi, di mana pembalikan harga telah lama tertunda dan kini siap berlanjut.
“Banyak metrik telah berteriak selama berminggu-minggu sekarang. Sejak pertengahan Juni, saya telah mengatakan bahwa bottom kemungkinan besar masuk dan saya naik dari probabilitas 80% menjadi 95% untuk itu,” ujarnya.
Sementara, analis dari Rekt Capital melihat adanya kesamaan dari pola harga saat ini dengan pola harga pada bottom di tahun 2018, yaitu pola ascending triangle.
Many will be tempted to assume that #BTC is building a new Ascending Triangle, just like at the 2018 bottom$BTC #Crypto #Bitcoin pic.twitter.com/uc18aKQ74R
— Rekt Capital (@rektcapital) September 9, 2022
Selama harga tidak menembus garis hitam yang di bawah, harga masih berkemungkinan untuk membangun reli seperti di tahun 2019.
Namun, karena bearish pasar kripto yang cukup lama melanda, minat investor pada aset kripto utama telah berkurang.
Hal tersebut didapatkan dari data pencarian Google untuk kata kunci “buy bitcoin” yang telah mencapai titik terendah baru dua tahun. Koreksi pasar saat ini benar-benar menghantam minat investor ritel. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.