Harga Bitcoin Pulih? Alex Krüger Peringatkan Bear Trap

Setelah mengalami koreksi tajam hingga menyentuh level US$78.000 pada 28 Februari lalu, harga Bitcoin kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Beberapa analis mulai berspekulasi bahwa harga BTC telah mencapai titik terendahnya, salah satunya adalah ekonom Alex Krüger.

Harga Bitcoin Rebound, Tapi Hati-Hati Jebakan

Dalam sebuah cuitan di X, Krüger menyebutkan bahwa jika Bitcoin benar-benar telah menemukan titik bawahnya, maka harga Bitcoin kemungkinan besar akan kembali bergerak menuju kisaran US$92.000 dalam waktu dekat. 

Namun, ia juga mengingatkan bahwa harga BTC pada level tersebut bisa menjadi indikasi kuat adanya bear trap, sebuah kondisi di mana harga turun cukup dalam untuk membuat investor panik dan pesimis sebelum akhirnya berbalik naik dengan cepat.

Bank Besar Ramalkan Crash Pasar, Haruskah Investor Panik?

Menurut Krüger, jika Bitcoin menembus dan bertahan di atas US$92.000, bear trap terkonfirmasi, dan harga BTC kemungkinan naik sebelum turun ke US$80.000 untuk membentuk kisaran baru.

“Jika itu memang titik terendah, diperkirakan harga Bitcoin akan naik ke US$89.000 hingga US$92.000 sebelum turun kembali ke kisaran US$80.000 untuk membentuk rentang baru,” jelasnya.

Dalam tweet terpisah, Krüger juga menegaskan bahwa meskipun koreksi harga Bitcoin kali ini signifikan, aset digital tersebut tetap dalam siklus pasar bullish.

“Melihat adanya kebingungan tentang penyebab crash kripto ini. Ada banyak faktor yang berperan, jadi sebaiknya tidak mencari satu penyebab tunggal,” tegasnya.

Ia juga menyoroti beberapa faktor yang kemungkinan besar berkontribusi terhadap volatilitas harga baru-baru ini. Menurutnya, banyak variabel berperan dalam hal ini.

Krüger menyoroti beberapa faktor utama di balik volatilitasnya yang tinggi, seperti pembelian Bitcoin senilai US$2 miliar oleh Strategy, koreksi Solana akibat token unlock, kasus Libra, dan breakdown harga BTC yang bertahan selama berbulan-bulan.

Faktor makro juga turut mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin, termasuk suku bunga yang lebih agresif, inflasi yang tinggi, kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi, kebijakan tarif Trump, dan pengurangan belanja publik oleh pemerintah AS.

Bagaimana Kebijakan Tarif AS dapat Mengguncang dan Menguntungkan Perdagangan Kripto?

Namun, Krüger tetap optimis dengan kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini, yang menurutnya masih dalam kondisi sangat baik dengan pertumbuhan yang stabil.

“Ironisnya, ekonomi AS dalam kondisi sangat baik—tumbuh, tingkat pengangguran rendah, dan inflasi cenderung menurun,” tulis Krüger. 

Indikator Risiko Bitcoin Menunjukkan Volatilitas Tinggi

Selain analisis Krüger, laporan terbaru dari Swissblock Technologies juga menyoroti tingginya volatilitas harga Bitcoin saat ini. Dalam sebuah analisis yang diunggah di X, Swissblock menyebutkan bahwa Bitcoin Risk Index mengalami lonjakan signifikan.

Menurut Swissblock, Bitcoin Risk Index telah terlihat stabil sejak Oktober 2024. Namun, baru-baru ini, indikator tersebut memasuki mode darurat akibat gejolak di pasar keuangan global.

“Indeks yang tetap tenang sejak Oktober kini memasuki mode darurat untuk Bitcoin. Tingkat risiko telah melampaui puncak Agustus, dipicu oleh gejolak pasar,” jelasnya.

Bitcoin Risk Index - Swissblock Tecnologies
Bitcoin Risk Index – Swissblock Tecnologies

Saat ini, indeks risiko terlihat berada di angka 79,44, mendekati level yang sebelumnya pernah tercapai pada September lalu saat harga Bitcoin turun ke level US$53.000.

Swissblock menjelaskan bahwa jika indeks risiko ini mencapai level 100, maka kemungkinan besar pasar kripto akan mencapai titik terendahnya, mengalami konsolidasi, dan mulai berbalik arah secara bertahap.

Dengan berbagai faktor makro dan sentimen yang masih berpengaruh, pergerakan harga BTC dalam beberapa pekan kedepan diperkirakan akan menjadi penentu utama arah pasar di masa mendatang. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait