Aset kripto terus diperdagangkan pada harga rendah tahun ini, dengan harga Bitcoin (BTC) yang meningkat 1 persen dalam kurun waktu 24 jam dan mencapai US$19.100. Itu kurang dari sepertiga harga rekor sebelumnya pada bulan November 2021.
Ether (ETH) turun 1 persen dan bertahan di atas US$1 ribu. Koin blockchain Ethereum tersebut berada jauh di bawah all-time high senilai US$4.900.
Altcoin mengalami nasib serupa. Solana (SOL) dan Cardano (ADA) meningkat 1 persen, sedangkan aset kripto meme seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) yang sebelumnya lebih kuat kini menunjukkan performa sama.
Nasib Harga Bitcoin
Bitcoin menjalani kuartal terburuk sejak 2011 ketika harganya menembus US$1 untuk pertama kali, sedangkan ETH mengalami kuartal terburuk sepanjang masa. Kapitalisasi pasar kripto ambruk dari US$3 triliun delapan bulan lalu menjadi kurang dari US$900 milyar.
Harga kripto melemah disebabkan oleh peristiwa dalam kripto sendiri seperti kegagalan stablecoin Terra USD (UST), kegagalan bayar hutang di sektor kripto dan pailitnya hedge fund kripto besar yang mengancam lembaga keuangan kripto lain.
Pasar saham turut menjadi masalah bagi kripto. BTC dan kripto lain diduga independen dari pasar keuangan tradisional, tetapi kini kripto menunjukkan korelasi tinggi dengan saham.
Pasar saham sedang mengalami bear market, dimana S&P 500 turun 20 persen tahun ini dan Nasdaq menurun 30 persen. S&P menunjukkan performa kuartal terburuk dalam 50 tahun terakhir.
Investor khawatir Federal Reserve dan bank sentral lain tidak bisa menghindari resesi akibat kebijakan moneter lebih ketat. Menanggapi inflasi tertinggi selama dekade terakhir, The Fed bergerak agresif untuk meningkatkan suku bunga.
Hal tersebut mengancam mendorong ekonomi AS melesu dan menurunkan permintaan ekonomi. Resesi diperkirakan tidak akan baik bagi aset beresiko seperti BTC.
Hari libur kemerdekaan AS pada 4 Juli 2022 membuat aktivitas perdagangan berhenti. Pasar modal global mengalami hari yang sepi mengingat korelasi antara saham dan kripto. Pasar diperkirakan kembali beraktivitas pada Selasa (05/07/2022).
Market Watch melansir, Edward Moya, analis pada broker OANDA, berkata, “Sentimen akan membaik setelah pihak yang menjual kripto mulai berhenti. Harga BTC akan bergantung kepada pasar saham dan perusahaan kripto tidak ada yang terkena likuidasi.” [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.