Terkait harga Bitcoin yang sebelumnya mencetak rekor tertinggi baru di US$76.494, Tokocrypto mengatakan kepada Blockchainmedia.id, bahwa trader patut mewaspadai kemungkinan adanya aksi profit-taking dalam beberapa hari mendatang.
Para trader disarankan untuk waspada terhadap kemungkinan aksi profit taking dalam beberapa hari mendatang, meskipun harga Bitcoin telah mencetak rekor harga tertinggi baru di level US$76.494 pada Kamis (7/11/2024). Kenaikan harga ini didorong oleh sentimen positif terkait hasil sementara pemilu Amerika Serikat yang menunjukkan kemenangan Donald Trump sebagai presiden. Optimisme politik ini tidak hanya mempengaruhi pasar saham, tetapi juga pasar kripto, di mana investor besar tampak menambah alokasi dana mereka ke Bitcoin.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa pemilu di Amerika Serikat selalu menjadi momen krusial bagi pasar global, dan kali ini dampaknya sangat terasa di pasar kripto.
Sejak hasil sementara yang menguntungkan Trump mulai terlihat, sentimen investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin meningkat tajam. Hal ini tercermin dari arus masuk institusional yang melonjak dalam perdagangan ETF Bitcoin di AS, mencapai US$6 miliar dalam satu hari terakhir saat pemilu dilaksanakan, yang diyakini sebagian besar dipengaruhi oleh optimisme terhadap kemenangan Trump.
“Ekspektasi pasar terhadap hasil pemilu secara langsung mendorong minat beli terhadap Bitcoin. Para investor tampaknya melihat kemenangan Trump sebagai kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan nilai pasar kripto dan Bitcoin dalam waktu dekat,” jelas Fyqieh dalam keterangan tertulisnya.
Perhatikan Level Ini!
Fyqieh menambahkan, meskipun telah mencapai level tertinggi baru, ada kemungkinan sebagian investor akan mulai merealisasikan keuntungan, yang bisa menyebabkan penyesuaian harga Bitcoin dalam beberapa hari mendatang.
Jika hal ini terjadi, harga Bitcoin mungkin akan stabil di sekitar support level US$74.876 atau US$73.346, atau bahkan kembali naik pada saat pengumuman kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan turun pada bulan November ini.
Blockchainmedia.id melansir dari TradingEconomics, The Fed diperkirakan akan menurunkan kisaran target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen-4,75 persen pada FOMC November 2024, setelah pemangkasan 50 basis poin yang cukup besar pada September.
“Para trader akan mengamati dengan cermat setiap sinyal tentang rencana The Fed untuk sisa tahun ini, terutama dengan terpilihnya kembali Trump, karena kebijakannya dapat mendorong inflasi lebih tinggi. Pada pertemuan September, proyeksi median The Fed menunjukkan satu kali lagi pemangkasan seperempat poin pada bulan Desember, dengan tambahan satu poin persentase penuh pemangkasan diperkirakan pada tahun 2025,” tulis TradingEconomics.
Suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 4,75-5,00 persen. Sementara itu, menurut CME FedWatch, perkiraan terbaru pada Kamis malam menunjukkan kemungkinan suku bunga akan diturunkan menjadi 4,50-4,75 persen.
“Setelah lonjakan harga lebih dari 9 persen dalam satu hari terakhir, Bitcoin kini berada di dekat sejumlah level penting, dengan US$74.876 dan US$73.346 sebagai titik support terdekat. Jika terjadi profit-taking, maka ada kemungkinan harga akan berkonsolidasi di kisaran ini sebelum melanjutkan pergerakan,” lanjutnya.
Meskipun ada potensi koreksi, momentum bullish yang kuat dapat mendorong Bitcoin ke level lebih tinggi, apalagi jika didukung oleh kondisi makroekonomi yang mendukung.
“Jika kenaikan berlanjut, Bitcoin bisa mencetak rekor baru mencapai level harga US$80.000 atau sekitar Rp1,268 miliar, yang semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap aset kripto ini sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global,” sebutnya.
Siklus Harga Bitcoin Setelah Pemilu AS
Fyqieh mengungkapkan bahwa setiap empat tahun sekali, ketika warga AS memilih pemimpin baru, pasar kripto menunjukkan pola menarik. Harga Bitcoin pada hari pemilu sering menjadi pijakan awal bagi pergerakan harga di masa depan.
“Pada pemilu AS 2020 misalnya, harga Bitcoin berada di sekitar US$13.569 dan melonjak ke rekor tertinggi US$69.000 dalam waktu satu tahun. Bahkan di tahun-tahun berikutnya, level harga ini tetap menjadi acuan kuat, bertahan sebagai batas bawah yang sulit ditembus selama masa penurunan. Tren ini mencerminkan optimisme investor yang berharap hasil pemilu dapat membuka peluang baru bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya,” ujar Fyqieh.
Masa depan Bitcoin sangat dipengaruhi oleh agenda politik global negara-negara utama, termasuk AS. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS bisa menjadi dorongan besar bagi pasar kripto. Berdasarkan survei, lebih dari 60 persen masyarakat AS optimis bahwa kemenangan Trump akan memicu tren kenaikan harga kripto, terutama karena pendekatan deregulasi yang bisa menarik lebih banyak investor ke pasar.
Trump telah menunjukkan dukungan yang jelas terhadap aset digital, bahkan mendapat julukan sebagai “kandidat kripto.” Salah satu janjinya yang paling menarik perhatian adalah mengganti Ketua U.S. Securities and Exchange Commission (SEC), Gary Gensler, yang selama ini dianggap terlalu ketat dalam mengatur sektor kripto. Pergantian ini diharapkan akan menciptakan kebijakan yang lebih terbuka dan mengurangi tekanan regulasi, memberikan ruang bagi inovasi dan adopsi yang lebih luas.
“Agar janji Trump dapat berdampak positif terhadap harga Bitcoin dalam jangka panjang, janji tersebut harus didukung oleh langkah-langkah yang substansial dan konsisten. Jika tidak, janji tersebut hanya akan menyebabkan fluktuasi harga kembali terjadi di pasar kripto, terutama Bitcoin,” pungkas Fyqieh. [ps]