Harga Bitcoin Tembus US$26 Ribu Mungkin Tak Bertahan Lama, Ini Alasannya!

Suka cita investor kripto atas kenaikan harga Bitcoin (BTC) tampak akan reda karena analis melihat itu tidak akan bertahan di atas US$26.000.

Dalam beberapa hari terakhir, harga BTC telah melesat hebat lebih dari 30 persen, dari US$20.000 ke lebih dari US$26.000.

Mulai meredanya sentimen keruntuhan bank besar AS seperti Signature Bank dan SVB membawa minat kembali ke aset berisiko seperti kripto, karena dolar AS terperosot.

Data inflasi yang sesuai ekspektasi, di 6 persen secara yoy, juga dianggap oleh sebagian analis menjadi penyebab terjadinya dorongan baru bagi harga Bitcoin.

Cryptoslate melaporkan bahwa, nilai pasar BTC saat ini telah melampaui perusahaan besar seperti Meta, Visa, TSMC dan Exxon Mobil.

Harga Bitcoin Akan Jatuh Lagi

Berdasarkan laporan Cointelegraph, harga Bitcoin berpotensi mengalami penurunan ke bawah level US$26.000 berdasarkan data pasar margin atau derivatif.

Sejak awal pekan ini (13/3/2023), rasio pinjaman margin untuk pengguna bursa kripto OKX berada di atas 35.

Itu menunjukkan adanya ketidaksesuaian yang signifikan dalam mendukung pembelian Bitcoin. Artinya, dorongan beli lebih lanjut kemungkinan tidak akan terjadi, terlebih ada biaya pinjaman stablecoin yang tinggi di 25 persen per tahun.

Dan dari sisi pedagang opsi, telah terlihat kemiringan delta 25 persen, yang masih masuk dalam zona netral antara minat pembelian dan penjualan.

NewsBTC melaporkan bahwa, data on-chain Santiment menunjukkan aliran masuk Bitcoin ke dompet bursa kripto dengan nilai terbesar 6 bulan.

Data tersebut menandakan bahwa, ada potensi terjadinya aksi ambil untung (take profit) karena harga telah cukup melesat, bahkan mencetak tertinggi baru sejak Februari 2023.

Data Santiment menggunakan indikator exchange flow balance, guna mengukur jumlah bersih dari Bitcoin yang masuk dan keluar dari semua dompet bursa kripto terpusat (CEX).

Secara umum, alasan di balik pemindahan koin ke dompet bursa adalah untuk dilikuidasi, sehingga harga Bitcoin kemungkinan tidak akan bertahan lama di atas level US$26.000, bahkan US$25.000.

harga Bitcoin

Dalam beberapa hari terakhir, grafik di atas menunjukkan adanya lonjakan saldo bursa di atas nol. Dalam lonjakan ini, ada sekitar 21.524 BTC yang disimpan di dompet bursa kripto terpusat.

Angka arus masuk ini adalah yang tertinggi sejak September 2021, yang terjadi tepat setelah harga BTC melampaui level US$24.000.

Jika dasaran bullish masih ada di pasar, analis melihat bahwa penurunan kemungkinan akan menjadi sebuah pola koreksi saja. Tentu saja, sentimen terbaru dari AS masih menjadi acuan utama analis dan investor. Mari kita saksikan. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait