Harga BNB, aset kripto besutan bursa Binance, terancam tersungkur 30 persen dalam beberapa pekan ke depan berdasarkan analisa teknikal dan indikator fundamental.
Cointelegraph melansir, Binance Coin (BNB) memasuki tahap breakdown dalam pola ascending triangle, indikator yang menandakan keberlanjutan tren. Breakdown tersebut dapat berlanjut hingga mencapai level setara dengan ketinggian maksimal triangle.
Harga BNB Berisiko Merosot
Target bagi harga Binance Coin menurut ascending triangle breakdown adalah US$170 atau menurun 30 persen dibanding harga saat ini. Pasangan perdagangan BNB/USD dapat turun ke harga tersebut pada bulan Januari 2023.
Pergerakan breakdown BNB sempat mendekati harga US$222, level yang berlaku sebagai support kuat termasuk ketika harga BNB merosot menyusul kegagalan ekosistem Terra (LUNA) pada bulan Mei 2022.
Berdasarkan analisa teknikal rising wedge pada grafik empat jam, BNB dapat menguji harga US$222 sebagai support. Tren bearish bagi harga BNB turut didukung oleh jumlah posisi short sell yang kian meningkat.
Pelemahan nilai BNB selama beberapa hari terakhir beriringan dengan peningkatan open interest (OI) yang melampaui US$415 juta pada Minggu (18/12/2022), level tertinggi sejak November 2021.
Open interest, atau posisi kontrak derivatif yang terbuka, yang meningkat disertai harga menurun menandakan para trader mulai membuka posisi short sell baru di pasar aset kripto BNB.
Analis kripto bernama Wick di Twitter berkata BNB dapat merosot ke harga US$197 bila Bitcoin (BTC) melanjutkan tren bearish. Koefisien korelasi harian antara BTC dan BNB bernilai positif sepanjang riwayat mereka.
Dari sisi fundamental, BNB tampak lemah dikarenakan permasalahan legal yang dihadapi Binance. Bursa kripto terbesar itu berpotensi dikenakan tuntutan terkait pencucian uang dan pelanggaran sanksi.
Selain itu, skandal bursa kripto FTX turut menambahkan skeptisisme kepada Binance. Sebagian komunitas kripto berpendapat Binance memakai BNB sebagai agunan untuk pinjaman.
Kendati Binance membantah spekulasi tersebut, penjelasan dari bursa itu tidak mampu menopang harga BNB yang melanjutkan tren bearish.
Data dari platform analisa Nansen yang dirilis pada 13 Desember 2022 menunjukkan, para pengguna Binance berbondong-bondong melakukan penarikan dana hingga mencapai US$3,6 milyar dalam waktu satu pekan.
Tidak lama setelah itu, Binance menghentikan penarikan USD Coin (USDC), stablecoin besutan Circle dan Coinbase, pesaing Binance. Hal tersebut semakin memicu rumor bahwa Binance sedang pailit.
Pada 14 Desember, CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) membantah resiko pailit dan menegaskan bursa yang dipimpin olehnya telah mengalami penarikan lebih besar dibanding saat keruntuhan Terra dan FTX.
“Kemampuan kami memenuhi permintaan penarikan adalah ujicoba stres yang sehat. Kini, deposit mulai masuk kembali,” pungkas CZ. [ed]