Harga Bitcoin (BTC) telah mengalami pemulihan yang signifikan, yang melampaui resisten US$30.000. Apakah ini saatnya untuk serok?
Analis makro dan crypto, Joel Frank membuat catatan di Cryptonews, bahwa terakhir BTC diperdagangkan di kisaran US$30.500.
Dalam analisisnya, Bitcoin berada di ambang penutupan bulan yang kuat, dengan kenaikan bulan Juni saat ini sekitar 12 persen.
“Ini merupakan pemulihan yang mengesankan mengingat hanya dua minggu yang lalu BTC diperdagangkan di bawah US$25.000 karena kekhawatiran tentang sikap SEC yang semakin agresif terhadap industri kripto AS,” terang Frank, dalam artikel baru-baru ini.
Dalam pengamatan Frank, salah satu faktor pendorong di balik pemulihan kuat Bitcoin adalah berita mengenai institusi keuangan besar yang mulai mengadopsi cryptocurrency.
Di mana manajer aset terbesar di dunia, BlackRock telah mengajukan permohonan untuk Spot Bitcoin ETF, dan para ahli meyakini bahwa permohonan ini memiliki peluang besar untuk disetujui.
Langkah BlackRock tersebut telah mendorong institusi keuangan lainnya, termasuk nama-nama besar seperti Fidelity, untuk juga mengajukan kembali permohonan untuk Spot Bitcoin ETF.
“Jika spot bitcoin ETF disetujui, hal ini seharusnya menarik banyak modal institusional yang telah menunggu ke pasar bitcoin, sehingga secara signifikan memperkuat permintaan,” timpal sang analis.
Bitcoin sebagai Aset Jangka Panjang
Masih berkenaan dengan optimisme seputaran Spot Bitcoin ETF, Frank menilai adopsi institusional ini bakal terus berlanjut dan mendukung kenaikan harga BTC.
Dia menambahkan, Bitcoin tetap tangguh terhadap hambatan makro seperti kenaikan yield obligasi AS akibat taruhan yang semakin kuat terhadap perketatannya oleh The Fed karena data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diperkirakan.
“Harga Bitcoin juga cenderung tampil baik di bulan Juli, dengan meningkat dua digit dalam tiga tahun berturut-turut pada bulan tersebut,” katanya memberi prediksi.
Indikator teknikal juga mendukung kenaikan harga yang berkelanjutan. Pemulihan Bitcoin dari level terendah bulanan sebelumnya mengonfirmasi uptrend tahun 2023, dan 200DMA tetap menjadi support yang kuat.
“Para pelaku pasar optimis bahwa Bitcoin segera akan mencapai level tertinggi baru di atas US$31.000 dan melanjutkan penguatan menuju level resistance utama di area US$32.500, US$33.000, dan US$34.000,” ujarnya.
Frank mengingatkan, bahwa Bitcoin mungkin lebih baik dipandang sebagai aset jangka panjang yang dapat dibeli dan disimpan
“(Sebab) mengingat nilai mata uang kripto ini masih turun 55 persen dari rekor tertinggi pada tahun 2021 di area US$69.000,” katanya.
Menurutnya, jika crypto wahid ini berada dalam tahap awal pasar bullish baru, dan jika pasar bullish baru terjadi, maka ada peluang mengangkat harga Bitcoin 3 hingga 4 kali lipat di atas level tertinggi sebelumnya dalam beberapa tahun mendatang.
“Hal yang sama terjadi pada tahun 2021, maka Bitcoin pada akhirnya dapat mencapai level di atas US$100.000,” tulisnya.
Hal ini berarti investor yang membeli sekarang dapat mengalami keuntungan 5-6 kali lipat.
“Meskipun terdapat risiko yang terkait dengan investasi dalam mata uang kripto, potensi kenaikan harga Bitcoin yang signifikan memberikan peluang yang menarik bagi para investor,” pungkas Frank. [ab]