Bitcoin (BTC) baru saja mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di atas US$100 ribu, mengalami lonjakan lebih dari enam kali lipat dari titik low sebelumnya di kisaran US$16.000. Bitcoin mencapai US$100 ribu tepat pada pukul 09.33 WIB pada hari ini, Kamis (5/12/2024).
Lonjakan harga ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang mencakup dinamika kebijakan ekonomi global hingga pandangan regulator terhadap aset digital. Simak ulasan mendalam berikut ini untuk memahami alasan di balik kenaikan spektakuler ini.
The Fed: Bitcoin Bukan Kompetitor Dolar AS, Melainkan Emas
Beberapa jam sebelum BTC mencetak US$100 ribu ini, Ketua The Fed Jerome Powell kepada CNBC menyampaikan bahwa Bitcoin adalah pesaing terhadap emas, bukan dolar AS.
“Orang menggunakan Bitcoin sebagai aset. Itu seperti emas, hanya saja BTC itu virtual, digital. Orang menggunakan BTC sebagai pembayaran atau store of value dan sangat volatil. Jadi, BTC bukanlah pesaing terhadap dolar AS, tetapi emas,” ujarnya.
Powell juga menambahkan bahwa volatilitas tinggi Bitcoin membuatnya tidak dapat diandalkan sebagai metode pembayaran utama atau alat penyimpan nilai.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan memasukkan Bitcoin sebagai cadangan nasional, ia menekankan bahwa tujuan utama The Fed adalah menjaga stabilitas sistem perbankan. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak diizinkan untuk memiliki Bitcoin secara pribadi.
Powell mengungkapkan bahwa perekonomian AS tumbuh pada tingkat sekitar 2,5 persen per tahun, sementara inflasi telah turun dari lebih dari 7 persen menjadi sekitar 2,3 persen.
Stabilitas ini, dikombinasikan dengan tingkat pengangguran yang tetap rendah, memberikan fleksibilitas bagi bank sentral AS untuk mengambil pendekatan yang hati-hati dalam menentukan suku bunga netral yang ideal.
Paul Atkins: Kepemimpinan Pro-Kripto di SEC
Di sisi lain, peran regulator juga menjadi sorotan utama dalam mendukung inovasi di sektor kripto. Dalam sebuah postingan di Truth Social, Presiden AS Donald Trump mengumumkan nominasi Paul Atkins sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS yang baru.
“Paul adalah pemimpin yang terbukti dalam mendorong regulasi berbasis akal sehat,” ujar Trump.
Atkins, yang telah menjabat sebagai Komisioner SEC dari 2002 hingga 2008, memiliki latar belakang yang kuat dalam mendukung transparansi dan perlindungan investor.
Sebagai co-Chairman dari Token Alliance sejak 2017, Atkins dikenal sebagai pendukung inovasi aset digital dan telah berkontribusi dalam mengembangkan kebijakan terkait industri kripto. Dengan latar belakang ini, nominasi Atkins dinilai memberikan harapan baru bagi ekosistem kripto di tengah meningkatnya adopsi aset digital.
Vladimir Putin: Bitcoin Tidak Bisa Dihentikan
Sebelum pernyataan Powell, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyampaikan pandangannya dalam forum resmi di Russia Calling. Ia menegaskan bahwa teknologi seperti Bitcoin tidak dapat dihentikan atau diblokir.
“Siapa yang bisa menghalangi Bitcoin? Tak seorangpun! Siapa yang mampu membatasi orang-orang menggunakan pembayaran elektronik seperti itu? Tak seorangpun! Sebab itu adalah teknologi baru. Jadi, apapun yang terjadi terhadap dolar AS, teknologi seperti itu akan terus berkembang, karena setiap orang menginginkan sistem pembayaran yang murah dan dapat diandalkan,” tegas Putin.
Pernyataan ini menambah optimisme terhadap masa depan Bitcoin, terutama di tengah ketidakpastian global yang semakin mendorong adopsi teknologi pembayaran alternatif.
Lonjakan Harga BTC dan Momentum Positif
Selain faktor regulasi dan kebijakan ekonomi, kenaikan harga BTC juga didorong oleh meningkatnya kepercayaan investor terhadap peran Bitcoin sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian global.
Pada saat penulisan, Bitcoin berada di kisaran US$103.181, hanya sedikit di bawah ATH terbaru di US$103.900. Kapitalisasi pasarnya pun telah melesat hebat, kini berada di kisaran US$2,04 triliun.
Lonjakan ini menunjukkan perubahan besar dari titik terendah sebelumnya, menciptakan momentum positif yang siap mendorong Bitcoin ke level yang lebih tinggi.
Menurut para analis, kombinasi stabilitas ekonomi di AS, pandangan pro-kripto dari regulator, dan pengakuan global terhadap Bitcoin sebagai aset digital yang andal, akan terus memberikan dampak positif terhadap pasar aset digital.
Prediksi Analis Sebelumnya
Pada 30 November 2024, Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, memperkirakan bahwa setelah Bitcoin melampaui harga US$100.000, aset ini akan didominasi oleh individu dan institusi super kaya, seperti korporasi, bank, dan dana kekayaan negara, sehingga ia mendorong investor untuk mempertimbangkan pembelian lebih awal agar tidak ketinggalan peluang investasi.
Sebelumnya, Trader Tardigrade menganalisis bahwa Bitcoin berpotensi melejit hebat hingga 457 persen. Berdasarkan analisis ini, Bitcoin berpeluang mencapai harga antara US$260 ribu hingga US$390 ribu.
Max Keiser, salah satu tokoh terkemuka dalam dunia Bitcoin, menegaskan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mencapai valuasi atau kapitalisasi pasar sebesar US$400 triliun.
“Pasar total yang dapat dijangkau Bitcoin adalah seluruh sektor keuangan di planet ini, sekitar US$400 triliun,” ujar Max Keiser dalam cuplikan video yang dilansir oleh kanal Simply Bitcoin.
CEO Pantera Capital, Dan Morehead, menyampaikan sebelumnya tentang proyeksi optimis bahwa harga Bitcoin dapat mencapai US$740.000 pada April 2028. Prediksi ini didukung oleh faktor seperti peningkatan adopsi institusional dan peran Bitcoin sebagai aset digital global. Jika target tersebut tercapai, kapitalisasi pasar Bitcoin diperkirakan akan menembus US$15 triliun, angka yang menurut Morehead masih masuk akal dibandingkan total nilai aset keuangan global yang mencapai US$500 triliun.
Berdasarkan salah satu indikator, Greg Cipolaro, Global Head of Research NYDIG mengatakan harga BTC bisa mencapai US$170 ribu atau setara dengan Rp2,7 miliar dengan kurs saat ini. Bahkan dengan indikator lain, harga dapat berpuncak di kisaran US$309 ribu dalam beberapa bulan ke depan. [st]