Harga Bitcoin (BTC) kembali melorot, namun masih memegang sinyal jangka panjang yang apik untuk bersaing dengan emas.
Dalam 24 jam terakhir, harga BTC telah melorot lebih dari 5 persen, membawanya kian jauh dari level psikologis utama, US$30.000. Kini, harga kripto utama berada di kisaran US$28.940.
Harga BTC MelorotÂ
Berdasarkan laporan Finbold, analis popular Michael van de Poppe melihat bahwa harga Bitcoin tidak dapat bertahan lama di atas level US$29.700 yang menyebabkan kaskade likuidasi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, nilai pasar Bitcoin telah merosot tajam ke kisaran US$560 milyar, atau jatuh lebih dari US$17 milyar kurang dari 24 jam.
de Poppe melihat adanya ketidakmampuan dari Bitcoin untuk mempertahankan posisinya di titik yang strategis untuk bullish, yang dinilai tidak akan mudah berbalik arah dalam jangka pendek.
Likuidasi telah menjadi faktor penentu dalam penurunan terbaru BTC, dengan banyak pedagang yang terpaksa melikuidasi aset mereka untuk menutupi kerugian.
Dari grafik di atas, de Poppe telah mengidentifikasi dua level penting yang perlu ditembus Bitcoin ke depannya.
Level US$29.300 patut untuk ditembus guna melikuidasi posisi short, dan jika gagal untuk menembusnya, maka tekanan jual yang lebih hebat dapat terjadi.
Dan untuk mengembalikan momentum bullish, de Poppe melihat harga BTC perlu menembus level US$29.700 yang merupakan resistance utama.
Meski harga BTC yang melorot ini mengkhawatirkan, de Poppe masih yakin pada prospek jangka panjang Bitcoin.
“Saya percaya bahwa pasar sedang mengalami koreksi yang sehat dan penurunan saat ini merupakan peluang bagi investor untuk mengakumulasi lebih banyak kripto dengan harga lebih rendah,” ujar de Poppe.
Bersaing dengan EmasÂ
Lama dipandang sebagai uang digital, Bitcoin kini kian memenuhi syarat untuk menjadi aset lindung nilai, bersaing dengan emas.
Mayoritas, Bitcoin dilihat sebagai metode pembayaran yang layak, lindung nilai terhadap inflasi, alternatif mata uang fiat dan emas digital.
Dalam kondisi ekonomi global dan kekhawatiran hiperinflasi saat ini, korelasi emas dan Bitcoin justru kian meningkat. Ini dapat menjadi tanda berubahnya narasi dari status BTC.
Berita bangkrutnya bank di AS telah mengangkat harga emas, begitu pula dengan Bitcoin. Saat ini, koefisien korelasi antara keduanya adalah sekitar 0,94, di mana 1 adalah korelasi yang sempurna.
Salah satu alasan utama mengapa Bitcoin terbukti sebagai safe haven yang sah adalah kelangkaannya, dengan jumlah beredar yang terbatas sedari kelahirannya.
Selayaknya emas yang langka dan terbatas, nilai Bitcoin tidak mungkin terkikis oleh inflasi, seperti yang melanda nilai dari mata uang fiat karena dapat dicetak terus menerus. [st]