Harga BTC Ngeri-ngeri Sedap, Analis: Waspadai US$51 Ribu

Pasar aset kripto semakin menjadi-jadi, khususnya harga BTC yang semakin “ngeri-ngeri sedap”. Sejumlah analis melontarkan ulasannya dengan di antaranya menyebut pelaku pasar mewaspadai zona support level US$51 ribu.

Harga BTC Bisa Turun ke US$40.600

Adalah Ali Martinez, analis kripto popular di X, mengatakan bahwa ada sinyal jual lanjutan yang mengantisipasi adanya koreksi berikutnya, di mana harga BTC bisa turun ke US$40.600.

“Pada grafik 2 bulan Bitcoin, indikator TD Sequential menunjukkan sinyal jual yang mengantisipasi koreksi. Jika support level di US$51.000 tertembus ke bawah, maka BTC bisa turun ke US$40.600!” tulisnya pada Rabu, 4 September 2024.

harga btc

Di hari yang sama, pada pagi hari, harga kripto nomor satu itu merosot hingga US$55.613. Menjelang tengah malam, BTC naik tipis di US$58.386.

Indikator TD Sequential mengisyaratkan bahwa Bitcoin mungkin akan mengalami koreksi setelah munculnya sinyal jual baru-baru ini. Jika support level di US$51.000 terpecah, ada kemungkinan penurunan hingga sekitar US$40.600. Ini akan menandai penurunan signifikan, sehingga memantau level-level kunci ini sangat penting bagi para trader.

Indikator TD Sequential adalah alat analisis teknikal yang dirancang untuk mengidentifikasi potensi pembalikan tren dan kelelahan momentum dalam pergerakan harga. Indikator ini bekerja dengan menghitung serangkaian bar atau price candle, biasanya hingga urutan 9 atau 13, untuk menandakan kapan tren mungkin mendekati akhir.

Jika suatu seri rangkaian selesai, ini menunjukkan bahwa tren saat ini mungkin sudah terlalu jauh dan pembalikan atau koreksi bisa terjadi. Para trader sering menggunakan TD Sequential untuk mengidentifikasi peluang beli atau jual dengan menganalisis kapan aksi harga telah mencapai titik infleksi potensial.

Indikator TD Sequential dapat dibandingkan dengan pengatur waktu mundur dalam sebuah perlombaan. Sama seperti perlombaan yang mulai berakhir ketika mendekati garis finis, TD Sequential menghitung mundur kekuatan tren, menandakan kapan tren tersebut mungkin akan berubah arah. Ketika hitungan mundur selesai, ini menunjukkan bahwa pasar mungkin sudah kehabisan tenaga dan siap untuk pembalikan atau koreksi dalam konteks harga BTC.

Sinyal Stochastic RSI, Tren Berbalik Arah Menjadi Bearish

Di unggahan berbeda, Martinez juga mencatat harga BTC pada grafik dengan time frame sama, yakni 2 bulan, namun menggunakan data dari Stochastic RSI.

“Pengamatan penting pada grafik 2 bulan Bitcoin. Stochastic RSI baru saja mengisyaratkan pembalikan tren dari bullish ke bearish. Secara historis, dalam 10 tahun terakhir, hal ini sering mendahului koreksi signifikan dengan peluang sekitar 75,50 persen!” tulisnya.

 

Stochastic RSI, sebuah osilator yang mengukur momentum, telah mengisyaratkan pembalikan tren dari bullish ke bearish. Indikator ini membandingkan harga penutupan Bitcoin dengan rentang harganya selama periode tertentu dan sangat sensitif dalam mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold. Ketika Stochastic RSI menunjukkan pembalikan, ini mengindikasikan bahwa momentum yang mendorong harga naik telah melemah, dan tren penurunan mungkin akan dimulai.

Secara historis, selama 10 tahun terakhir, pembalikan bearish serupa pada grafik 2 bulan sering kali mendahului koreksi signifikan. Pola ini mirip dengan mobil yang beralih dari akselerasi maju menjadi tiba-tiba mengerem—momentum berubah arah, menyebabkan perlambatan atau pembalikan tajam dalam pergerakan mobil.

Demikian pula, ketika Stochastic RSI mengindikasikan pembalikan bearish, itu seperti peringatan bahwa harga Bitcoin mungkin menghadapi penurunan tajam. Para trader sering menggunakan indikator ini untuk mengantisipasi pergerakan harga besar dan menyesuaikan strategi mereka dengan tepat, bersiap menghadapi potensi koreksi.

Alex Thorn: September Bisa Jadi Bulan Terburuk bagi Bitcoin

Sementara itu, kajian harga BTC terkini datang juga dari Alex Thorn. Ia berpendapat September 2024 ini bisa jadi bulan yang terburuk lagi bagi Bitcoin dan Oktober bisa menjadi lebih cerah. Ia mengasaskan argumennya pada data historis.

“Dari perspektif historis, September secara historis menjadi bulan dengan kinerja terburuk bagi Bitcoin. Dalam 7 dari 10 September terakhir, BTC mengalami penurunan. Namun, Oktober adalah bulan terbaik bagi Bitcoin, dan sisa musim gugur biasanya cerah,” tulis Alex di X.

harga BTC

Penurunan berulang ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor pasar, seperti pengambilan keuntungan setelah reli musim panas atau perubahan perilaku investor menjelang akhir tahun. Kinerja buruk di bulan September dapat dilihat sebagai pendinginan pasar sebelum bersiap untuk kuartal terakhir.

Sebaliknya, Oktober secara historis menjadi bulan terbaik bagi Bitcoin, sering kali menandai awal tren naik yang lebih kuat. Perubahan ini dapat dikaitkan dengan optimisme yang diperbarui ketika investor mengantisipasi reli akhir tahun dan potensi pencapaian puncak baru. Sisa musim gugur biasanya mengikuti momentum positif ini, dengan November dan Desember juga menunjukkan kinerja yang kuat di banyak tahun sebelumnya.

Skenario Turbulensi dan Akumulasi BTC pada September 2024

QCP Capital: Volatilitas BTC dan ETH Meningkat

Analisis terbaru dari QCP Capital mengungkapkan bahwa volatilitas harga BTC dan ETH semakin meningkat, tetapi tidak menunjukkan adanya sinyal turun atau menaik.

“Indikator Volatilitas Momentum (VMI) dari QCP memunculkan sinyal baru untuk BTC dan ETH. Itu menunjukkan bahwa pasar memasuki periode volatilitas yang meningkat. Sinyal ini tidak memiliki arah tertentu, artinya tidak menunjukkan arah pasar spot, tetapi pergerakan harga yang lebih besar kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat,” sebut mereka.

volatilitas harga btc

Ini juga berarti bahwa pergerakan harga yang lebih besar diharapkan terjadi, meskipun arah dari pergerakan ini—naik atau turun—masih belum pasti. Ini menjadikannya alat yang penting bagi para trader yang mengantisipasi volatilitas tetapi tidak yakin dengan arah harga BTC dan harga ETH. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait