Harga BTC Siap Melesat: Breakout di Atas US$61.000 Jadi Kunci

Harga Bitcoin (BTC) belakangan ini terus bergerak dalam kisaran yang sempit, membuat para trader dan investor menantikan pergerakan yang signifikan. Kripto ini diperdagangkan di antara US$60.748 dan US$59.624, menandakan fase konsolidasi.

Hal ini membuat partisipan pasar waspada, menunggu apakah pergerakan berikutnya akan menjadi breakout atau breakdown.

Menurut analis kripto terkenal Michael van de Poppe, aksi harga saat ini mengindikasikan bahwa pergeseran signifikan bisa segera terjadi, dengan level resistensi US$61.000 menjadi titik krusial yang harus diperhatikan.

Potensi Bullish pada Harga BTC 

Coinpedia melaporkan bahwa, analisis van de Poppe melihat bahwa grafik daily Bitcoin menunjukkan bahwa kripto ini kesulitan menembus zona resistensi US$61.000.

Level ini terbukti menjadi penghalang yang tangguh, dengan beberapa upaya untuk melewatinya selalu mendapat hambatan.

Namun, van de Poppe meyakini bahwa jika Bitcoin berhasil melewati ambang batas ini, harga bisa kembali naik dan berpotensi membuka jalan untuk reli yang signifikan.

Pentingnya level US$61.000 tidak bisa diabaikan. Jika Bitcoin berhasil menembus resistensi ini, lonjakan harga bisa terjadi, mendorongnya menuju angka US$71.679 dalam waktu dekat.

Pergerakan seperti ini akan sangat signifikan karena bisa menjadi awal bagi harga BTC untuk menantang rekor tertingginya (ATH) sebelumnya dan mungkin mencetak yang baru.

Potensi ATH Baru

Para analis optimis tentang kemungkinan Bitcoin mencapai ATH baru jika berhasil melewati resistensi US$61.000. Sentimen bullish di pasar didukung oleh tren historis, terutama kinerja yang kuat di kuartal keempat.

Jika momentum naik ini dapat dipertahankan, breakout bisa menyebabkan terbentuknya puncak harga baru, semakin memperkuat posisi Bitcoin sebagai kekuatan dominan di pasar kripto.

Namun, perlu dipertimbangkan juga sisi lain dari skenario ini. Jika BTC gagal menembus resistensi US$61.000, harganya mungkin akan tetap berada dalam kisaran saat ini, atau bahkan turun ke area support berikutnya di US$56.000.

Hal ini akan menjadi kemunduran bagi para bull yang telah menantikan pergerakan naik yang berkelanjutan.

Pergerakan harga BTC selama ini cukup volatil, terutama setelah terjadinya crash pasar pada bulan Agustus yang membuat harganya turun ke US$49.000. Meski begitu, data historis menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung berkinerja baik di akhir tahun.

Sebagai contoh, Bitcoin mencatatkan kenaikan 3,91 persen pada bulan September, 28,52 persen pada bulan Oktober, 8,81 persen pada bulan November dan 12,18 persen pada bulan Desember 2023. Angka-angka ini menunjukkan potensi akhir tahun yang kuat, asalkan Bitcoin bisa mengatasi resistensi saat ini.

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$60.331, menandai kenaikan sebesar 0,56 persen dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasarnya mencapai US$1,19 triliun, dengan tingkat dominasi sebesar 57,36 persen.

Ini mencerminkan posisi kuat Bitcoin di tengah fluktuasi pasar saat ini, semakin menegaskan perannya sebagai kripto terdepan.

Ke depan, semua mata akan tertuju pada level resistensi US$61.000. Apakah Bitcoin bisa menembus zona krusial ini kemungkinan akan menentukan arah harga jangka pendeknya.

Breakout yang berhasil bisa membawa gelombang momentum bullish baru, yang berpotensi mendorong harga ke level yang lebih tinggi. Sebaliknya, kegagalan untuk menembus level ini bisa menyebabkan harga Bitcoin terkonsolidasi lebih jauh atau bahkan turun. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait