Harga ORDI melejit 500 persen dalam sebulan terakhir, semakin menanjak tenar sejak Binance memfasilitasi perdagangannya pada 7 November 2023 lalu. ORDI tak sekadar membuktikan hingar bingar spekulasi dunia kripto, tetapi menggambarkan evolusi blockchain Bitcoin sebagai teknologi sistem keuangan desentralistik pertama di dunia, yang kini punya fungible token “mirip token biasa” yang diterbitkan di blockchain Ethereum ataupun blockchain Tron.
ORDI Masuk Binance, Harga Melejit Tiada Ampun
Binance selayaknya jaminan mutu untuk kripto apapun yang diperdagangkan di dalamnya, apalagi kripto baru yang belum terlalu tenar. Tak heran, ORDI yang diperdagangkan di Binance sejak 7 November 2023 ini langsung melejit cepat dan ganas. Ini berkontribusi bagi kenaikan ORDI menjadi lebih dari 500 persen dalam rentang waktu sebulan. Perdagangan di Binance sejak Selasa itu, menyumbang separuh kenaikan.
Dalam sepekan saja lebih dari 279 persen. Ketika artikel ini ditulis, dalam 24 jam terakhir sudah melambung 41 persen di kisaran US$20,53. Barangkali pula ini bertepatan dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap BTC sejak akhir Oktober 2023 lalu. Kali pertama ORDI masuk crypto exhange, bukanlah di Binance, melainkan di OKX pada 20 Mei 2023.
Apa Itu ORDI?
ORDI pada prinsipnya adalah token kripto (berjenis fungible token) pertama yang diterbitkan di blockchain Bitcoin yang menggunakan BRC-20 standard yang bersandarkan pada teknologi protokol baru, yakni Ordinals. Tapi ORDI sendiri bukanlah bagian dari “proyek” protokol itu.
Token berbasis BRC-20 boleh dikatakan serupa tapi tak sama dengan token yang menggunakan ERC-20, seperti PEPE yang diterbitkan di blockchain Ethereum. Sementara ERC-20 sangat tergantung pada fitur smart contract, sedangkan BRC-20 hanya memanfaatkan fitur bernama “ordinals inscriptions“. Sehingga sebutan lengkap adalah: “Ordinals-BRC-20”.
ORDI sendiri dibuat oleh analis blockchain yang dikenal bernama “Domo” pada awal Maret 2023 sebagai fungible token pertama yang diterbitkan dan ditransaksikan di blockchain Bitcoin. Ada 21 juta ORDI yang diterbitkan ketika itu. Dan hingga detik ini ada ribuan token BRC-20 lainnya yang sudah terbit.
Apa Itu Ordinals Inscriptions?
Seperti disebutkan sebelumnya, BRC-20 standard yang digunakan untuk menerbitkan token ORDI memanfaatkan keunggulan dari protokol ordinals inscriptions.
Adalah software engineer bernama Casey Rodarmor yang memperkenalkan protokol itu pada 21 Januari 2023. Dengan cara itu, sejumlah data dan informasi bisa disematkan ke blockchain Bitcoin, seperti JavaScript Object Notation (JSON) yang pada prinsipnya berupa kode, gambar dan teks. Penyematan itu terjadi di tingkatan satoshi, yakni unit terkecil Bitcoin (BTC). Dengan kata lain, ordinals inscriptions memungkinkan menjadikan “satoshi” itu sebagai unit artefak digital unik dan tentu saja layak dimanfaatkan untuk penerbitan mirip seperti NFT (non-fungible token).
Protokol itu pun memungkinkan dibuat berkat pembaruan besar terhadap blockchain Bitcoin lewat Taproot pada November 2021 silam. Pun demikian, ordinals inscriptions bukanlah fitur langsung dari Taproot itu. Hanya saja Rodarmor menemukan cara terbaik untuk meningkatkan fungsinya.
Perumpamaan Ordinals Inscriptions
Ordinals inscriptions dapat diumpamakan seperti perpustakaan yang sangat besar dengan buku yang banyak di dalamnya. Sebut saja setiap buku adalah “satoshi” satuan terkecil dari BTC. Nah, peran ordinals inscriptions adalah memungkinkan penyematan pesan unik, misalnya berupa tulisan tangan di setiap buku, termasuk buku yang berjudul sama. Berkat keunikan itu, maka masing-masing buku (“satoshi”) menjadi lebih mudah dibedakan dan didata. Nah, “satoshi” yang sesungguhnya di blockchain Bitcoin itu jumlahnya mencapai miliaran dan memiliki keunikan satu sama lain berkat ordinals inscriptions, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membuat token BRC-20 seperti ORDI itu.
Potensi Use Case Blockchain Bitcoin Berikutnya
Evolusi blockchain Bitcoin sangat tepat digambarkan oleh perkembangan Taproot, ordinals inscriptions dan BRC-20 seperti ORDI dan token sejenis lainnya. Berkat keunggulan itu pula use case blockchain pertama di dunia ini dapat berkembang di masa depan, setidaknya menjawab keterbatasannya dibandingkan Ethereum. Di masa depan kita bisa saja menemukan transaksi stablecoin USDT yang menggunakan Layer2 Bitcoin Lightning Network. Lagi-lagi itu berkat kekuatan Taproot dan paduan ordinals inscriptions. Atau tidak perlu jauh-jauh, cukup dengan use case mirip NFT saja, yang sekarang sudah marak dan berlalu-lalang di blockchain Bitcoin. [ps]