Harga saham Tesla (NASDAQ: TSLA), telah jatuh lebih besar dari nilai dua cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar pada tahun 2022, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Apa gerangan penyebabnya?
Analis riset senior di Messari Crypto, Tom Dunleavy, menunjukkan data pada 28 Desember bagaimana harga saham Tesla (-72 persen) sekarang turun lebih dari ETH (-68,28 persen) atau BTC (-64,54 persen) tahun ini.
Holger Zscaepitz dari Welt mencuit di akun Twitter, bahwa harga saham Tesla (sekitar US$109), tidak pernah jauh dari target harga rata-rata prediksi analis, yakni US$255.
“Tidak pernah dalam sejarahnya harga saham Tesla jauh di bawah target harga rata-rata analis,” tutur Holger.
CEO dan Pendiri Eight Global, Michaël van de Poppe, menyoroti harga saham Tesla sebagai indikasi bahwa relief rally sudah dekat’.
“Saya akan mencari momen untuk menangkap pisau jatuh dari harga saham di $TSLA di wilayah ini. Mungkin sedikit lega jika wilayah antara $100-110 bertahan,” ujar van de Poppe.
Anjlok Gegara Produksi di Tiongkok & Twitter
BBC menjelaskan, harga saham Tesla telah jatuh karena meningkatnya kekhawatiran tentang penundaan lini produksi mereka di Tiongkok. Kondisi serupa juga menimpa harga saham perusahaan teknologi Apple, tulis media asal Inggris tersebut.
“Perusahaan telah berjuang untuk mempertahankan produksi di Tiongkok karena pembatasan Covid dan penguncian selama berminggu-minggu. Sekarang mereka menghadapi krisis kepegawaian saat Tiongkok melawan gelombang Covid setelah mencabut pembatasan selama bertahun-tahun,” terang BBC dalam laporannya, belum lama ini.
Tiongkok mengumumkan akan mencabut aturan karantina ketat bagi para pelancong pada 8 Januari, pertanda positif bagi banyak investor yang melihat kemudahan dalam pergerakan rantai pasokan pada tahun 2023.
Tetapi investor global juga berhati-hati menjelang kenaikan suku bunga tambahan, perlambatan ekonomi global dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Mengingat lonjakan kasus Covid di pusat manufaktur utama, analis mengatakan produksi akan membutuhkan waktu untuk meningkat sekali lagi.
Investor Tesla juga menyuarakan keprihatinan tentang kepala eksekutif Tesla Elon Musk, yang telah berulang kali menjadi berita utama yang kontroversial. Terutama sejak dia mengambil alih Twitter pada bulan Oktober setelah pertarungan hukum yang berlarut-larut.
Sejak itu, Musk telah memfokuskan sebagian besar waktunya untuk menjalankan platform media sosial.
Beberapa mengutip dugaan gangguannya selama ini sebagai alasan lain jatuhnya harga saham Tesla.
Analis mengatakan dia sekarang perlu membangun kembali investasi kepercayaan para pemilik dan anggota dewan.
“Musk dipandang sebagai tertidur di belakang kemudi dari perspektif kepemimpinan untuk Tesla pada saat investor membutuhkan CEO untuk mengatasi badai Kategori 5 ini,” tulis analis teknologi Webush Dan Ives dalam buletinnya.
Analis: Saham Tesla Sangat Menderita di Tahun ini
Meskipun banyak perusahaan berjuang selama epidemi, Finbold mencatat bahwa Tesla adalah salah satu saham dengan kinerja terbaik karena fokus investor beralih ke teknologi.
Namun, saat ekonomi berjuang untuk mendapatkan daya tarik dalam menghadapi ketidakpastian yang terus-menerus, kapitalisasi pasar Tesla terus menurun sejak awal tahun 2022.
Data yang diperoleh dan dihitung oleh Finbold per 26 Desember menunjukkan bahwa pada kuartal ke-4 tahun 2022, kapitalisasi pasar Tesla mencapai US$388,87 miliar, turun sebesar 52,87 persen atau US$436,32 miliar dari kapitalisasi US$825,19 miliar yang tercatat pada 1 Oktober.
“Dalam tiga bulan terakhir tahun 2022, kerugian nilai harga saham Tesla mencapai US$436,32 miliar, lebih besar dari kapitalisasi pasar gabungan dari 10 pesaing teratasnya,” tulis Finbold.
Sementara data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView melacak BTC/USD saat pulih dari posisi terendah lokal US$16.559 di Bitstamp.
“Setelah berhari-hari hampir tidak ada pergerakan naik atau turun, Bitcoin akhirnya melihat aksi kerlip saat pasar tradisional dibuka setelah liburan Natal. Sayangnya untuk bulls, volatilitas mengarah ke sisi bawah, dengan BTC/USD melihat level terendahnya sejak 20 Desember,” tulis Cointelegraph.
Di tengah tidak adanya minat pembeli, hanya MicroStrategy dan CEO-nya, Michael Saylor, yang tercatat meningkatkan eksposur BTC.
Perusahaan, yang sudah menjadi perusahaan publik dengan perbendaharaan Bitcoin terbesar, menambahkan 2.500 BTC lagi ke cadangannya, dikonfirmasi dalam pengajuan.
Ini terlihat sebanding dengan harga saham Tesla, yang pada US$113 berada di jalur yang tepat untuk menyegel kerugian tahun ini sebesar 72 persen atau lebih.
Bagi Mike McGlone, ahli strategi makro senior di Bloomberg Intelligence, ada cukup bukti dalam kinerja aset untuk mendukung kemungkinan Bitcoin keluar sebagai yang teratas.
“Kepastian yang hampir pasti dari penurunan pasokan Bitcoin vs. peningkatan jumlah harga saham Tesla yang luar biasa mendukung kinerja crypto yang lebih baik, jika aturan ekonomi berlaku,” cuit McGlone dalam Twitter.
Membahas aktivitas perdagangan di perusahaan pada 25 Desember, analis Christopher Bloomstran menggambarkan harga saham dan pemegang saham BTC, Tesla sebagai sangat menderita tahun ini.
“Sejak rebranding 15 Maret 2021, Tesla dan Bitcoin masing-masing turun 48 persen dan 70 persen. Sangat menyenangkan, ”pungkasnya. [ab]