Harga TON Merosot Pasca CEO Telegram Ditangkap, Ada Apa?

Dalam perkembangan yang mengejutkan, Pavel Durov, salah satu Pendiri dan CEO Telegram, dilaporkan ditangkap di Prancis pada Sabtu malam.

Penangkapan ini terjadi tak lama setelah Durov tiba di Prancis dengan jet pribadinya dari Azerbaijan, seperti yang dilaporkan oleh media Prancis, TF1.

Berita ini telah menimbulkan gelombang kekhawatiran di pasar kripto, menyebabkan penurunan tajam pada harga Toncoin (TON), token asli dari The Open Network, yang memiliki afiliasi erat dengan Telegram.

Tuduhan Serius yang Dihadapi Durov

Berdasarkan laporan Decrypt, pengusaha teknologi berusia 39 tahun ini ditahan oleh Kantor Anti-Penipuan Nasional Prancis. Menurut TF1, penangkapan ini terkait dengan beberapa tuduhan serius, termasuk memfasilitasi kegiatan ilegal di Telegram.

Tuduhan tersebut dilaporkan melibatkan memfasilitasi terorisme, penjualan narkoba dan barang curian, penipuan, serta kegiatan kriminal lainnya yang diduga tidak dimoderasi oleh platform Telegram.

Jika tuduhan ini terbukti benar, dampaknya bisa sangat serius tidak hanya bagi Durov, tetapi juga bagi reputasi Telegram dan proyek-proyek yang terkait dengannya, termasuk The Open Network.

Dan hingga saat ini, Telegram belum merilis pernyataan resmi terkait penangkapan Durov tersebut.

Penangkapan Durov ini terjadi pada saat Telegram mengalami pertumbuhan signifikan. Pada bulan Juli, Durov mengumumkan bahwa basis pengguna Telegram telah melampaui 950 juta, dengan peningkatan signifikan pengguna yang disebabkan oleh naiknya popularitas game berbasis kripto di platform tersebut.

Salah satu game tersebut, Hamster Kombat, dilaporkan telah menarik lebih dari 300 juta pemain dalam beberapa bulan terakhir, menjelang peluncuran token dan airdrop-nya.

Setelah Proyek Blockchain TON (TONCoin) Beralih dari Tangan Pavel Durov, Bos Telegram

Dampak Penangkapan pada Harga TON 

The Open Network (TON), yang awalnya dikembangkan oleh Telegram sebelum dilepaskan pada tahun 2020 akibat tekanan regulasi, telah melihat kebangkitan popularitasnya karena Telegram secara bertahap mengintegrasikan kembali jaringan blockchain ini.

Afiliasi erat ini telah menjadi kekuatan pendorong di balik kenaikan signifikan harga TON, yang telah meningkat lebih dari 300 persen dalam setahun terakhir.

Namun, perkembangan terbaru ini berdampak negatif pada harga TON. Menyusul berita penangkapan Durov, TON mengalami penurunan signifikan hampir 17 persen hanya dalam 24 jam. Harga TON turun dari US$6,80 sebelum berita tersebar menjadi US$5,61, menurut data dari CoinGecko.

Pihak pengembang blockchain TON sebelumnya bereaksi atas peristiwa itu dengan mengunggah sejumlah pernyataan di X hari ini.

“Menyusul berita terbaru terkait dengan pendiri Telegram, Pavel Durov, kami ingin meyakinkan semua orang bahwa komunitas TON tetap kuat dan sepenuhnya beroperasi. Sebagai komunitas yang berkomitmen pada kebebasan berbicara dan desentralisasi, kami berdiri teguh bersama Pavel di masa yang menantang ini. Pavel telah menjadi pendukung setia nilai-nilai ini, dan kami percaya bahwa upayanya untuk mempromosikan internet yang terbuka dan terdesentralisasi akan terus menginspirasi jutaan orang. Komunitas TON tetap fokus pada misi kami, dan kami akan terus bekerja untuk menegakkan prinsip-prinsip ini di seluruh dunia. Kami mendorong semua orang untuk tetap tenang, bersatu, dan terus membangun saat kita bersama-sama menghadapi situasi ini. Terima kasih atas dukungan Anda yang berkelanjutan,” sebut mereka dengan mengatasnamakan Komunitas TON.

Satu analisis harga TON menarik datang dari @DaanCrypto di X, berdasarkan fakta bahwa di tengah harga TON yang terus merosot, open interest terhadap kontrak berjangka bernilai TON justru melejit.

“Harga TON turun 20 persen dan Open Interest meningkat sebesar 55 persen setelah muncul berita bahwa Durov, Pendiri dan CEO Telegram dan TON, ditahan di Prancis. Sebagian besar dari ini jelas merupakan posisi short/hedging. Pada pokoknya, selalu berhati-hati saat ‘menangkap pisau jatuh’. Saya pikir beberapa posisi short yang terlambat ini mungkin akan tergilas jika momentum melambat dan short lainnya mulai mengambil keuntungan,” ujarnya.

Open Interest mengacu pada jumlah total kontrak berjangka atau opsi yang masih terbuka dan belum ditutup atau diselesaikan di pasar derivatif. Ini berarti bahwa kontrak tersebut belum dijual kembali oleh pemegangnya atau belum dibeli kembali oleh penjualnya.

Open Interest juga adalah ukuran likuiditas pasar, di mana angka yang lebih tinggi menunjukkan bahwa lebih banyak investor atau trader terlibat dalam pasar tersebut, yang dapat meningkatkan likuiditas dan kemungkinan pergerakan harga.

Saat Open Interest meningkat, ini menunjukkan bahwa lebih banyak kontrak baru sedang dibuka, yang bisa berarti bahwa lebih banyak orang tertarik untuk berdagang atau berinvestasi dalam instrumen tersebut.

Sebaliknya, jika Open Interest menurun, ini menunjukkan bahwa lebih banyak kontrak sedang ditutup daripada yang dibuka, yang bisa menandakan bahwa minat terhadap instrumen tersebut mulai berkurang.

Vitalik Buterin dan Elon Musk Angkat Bicara

Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin serta Bos Tesla Elon Musk pun angkat bicara tentang berita penangkapan Pavel Durov itu.

“Saya pernah mengkritik Telegram sebelumnya karena tidak serius dengan enkripsi, namun (dengan informasi yang tersedia sejauh ini: tuduhannya tampaknya hanya karena “tidak ada moderasi di Telegram) dan tidak menyerahkan data pengguna. Ini terlihat sangat buruk dan mengkhawatirkan untuk masa depan kebebasan perangkat lunak dan komunikasi di Eropa,” katanya di X.

Sementara itu Elon Musk memberikan sinyal kuat membela Pavel Durov dengan mengunggah beberapa teks dan video terkait Durov. Di salah satu unggahan dengan hashtag #FreePavel hari ini, terlihat ada video wawancara Pavel Durov.

Pavel Durov adalah pengusaha kelahiran Rusia yang tinggal di Dubai, markas Telegram, dan memegang kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab.

Durov, yang menurut perkiraan Forbes memiliki kekayaan sebesar US$15,5 miliar, meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah ia menolak memenuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK miliknya, yang kemudian dijualnya.

Mengutip pernyataan dari perwakilan Kedutaan Besar Rusia di Prancis, TASS melaporkan bahwa tidak ada permintaan dari tim Durov kepada kedutaan, tetapi mereka secara proaktif mengambil langkah-langkah “segera.”

Durov dan saudaranya Nikolai mendirikan Telegram pada tahun 2013 dan kini memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait