Salah satu altcoin yang jadi sorotan di tahun ini, XRP, kini tengah menghadapi situasi yang tidak biasa yang telah menarik perhatian para trader dan investor kripto. Menurut grafik teknikal terbaru, XRP sedang membentuk pola penting yang dikenal sebagai descending triangle.
Pola ini belum terlihat sejak Mei 2023 dan terkenal karena menunjukkan potensi badai volatilitas di pasar.
Sekadar informasi, descending triangle adalah istilah analisis teknikal yang menggambarkan pola grafik yang ditandai dengan dasar datar dan serangkaian puncak yang lebih rendah, membentuk kemiringan ke bawah seperti bentuk segitiga.
Pola ini menunjukkan bahwa penjual di pasar menjadi semakin agresif dibandingkan dengan pembeli. Meskipun biasanya dianggap sebagai sinyal bearish, hasil dari descending triangle tidak dapat diprediksi, karena penembusan dapat terjadi ke arah mana pun.
Harga XRP dalam Pola Bulanan Penting
U Today melaporkan bahwa, bagi XRP, munculnya pola tersebut setelah beberapa bulan relatif tidak aktif menunjukkan penumpukan ketegangan yang signifikan antara pembeli dan penjual, masing-masing bersaing untuk mengontrol pasar.
Pentingnya pola ini semakin ditekankan ketika mempertimbangkan periode yang telah berlalu sejak pengaturan teknis signifikan terakhir XRP. Pada Mei 2023, XRP menampilkan pola reverse head and shoulders, yang secara tradisional menandakan pembalikan bullish.
Sekarang, ketika XRP mendekati puncak pola, aksi harga yang konvergen menunjukkan bahwa terobosan sudah dekat. Bagian bawah pola yang datar, bertepatan dengan support kunci, akan menjadi area kritis untuk diperhatikan para trader.
Jika terjadi penembusan ke bawah support itu, ini akan mengonfirmasi kecenderungan bearish dari pola tersebut, berpotensi menyebabkan penjualan besar-besaran. Sebaliknya, penembusan ke atas garis tren menurun bisa membatalkan sentimen bearish dan memicu pembalikan tajam ke atas.
Saat ini, grafik XRP menunjukkan bahwa kripto ini sedang menguji batas bawah pola triangle, dengan harga yang berulang kali memantul kembali dari support. Perilaku ini mengisyaratkan kemungkinan pembalikan, menambah lebih banyak intrik pada situasi tersebut.
Kisah Panjang dengan SEC
Dalam perkembangan penting lainnya yang mempengaruhi XRP, Kepala Petugas Hukum Ripple, Stuart Alderoty, telah mengungkapkan upaya mengejutkan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk memaksa eksekutif Ripple menerima resolusi yang tidak menguntungkan sebelum dimulainya gugatan XRP.
Alderoty membagikan pengungkapan ini pada hari Sabtu (23/12/2023), merinci dugaan tawaran penyelesaian yang dibuat oleh SEC tiga tahun yang lalu, tepat sebelum mengajukan gugatan terhadap Ripple dan para petingginya, yakni Chris Larsen dan Brad Garlinghouse.
Alderoty menjelaskan proposal SEC, yang melibatkan pengumuman bahwa XRP adalah sekuritas dan memberikan pasar jendela waktu singkat untuk mematuhi klasifikasi ini. Namun, Ripple menolak tawaran ini dengan kuat karena dua alasan utama.
Pertama, mereka mempertahankan bahwa XRP bukan sekuritas. Kedua, mereka berpendapat bahwa SEC belum menetapkan kerangka kerja yang jelas untuk kepatuhan kripto.
Alderoty menekankan bahwa isu utama dalam kasus ini adalah untuk membuktikan bahwa XRP, sebagai aset kripto, bukan secara inheren sekuritas.
“Tidak peduli apa pun yang dilakukan Clayton, Hinman, Gensler, atau siapa pun dalam kasus ini, selalu tentang satu hal, membuktikan bahwa XRP, dengan sendirinya, bukanlah suatu sekuritas. Kami mempertaruhkan segalanya. Hanya sedikit yang mengira kami akan menang. Tapi kami melakukannya. Dalam prosesnya, kami mengungkap SEC sebagai tiran yang munafik,” ungkap Alderoty, dilansir dari Zycrypto.
Pernyataan berani ini menyoroti pertempuran hukum yang intens antara Ripple dan SEC, memperjelas kompleksitas seputar regulasi kripto. [st]