IKLAN

Hash Rate Bitcoin Naik Kembali, Nasib Penambang Sudah Baik?

Perlahan tetapi pasti, hash rate Bitcoin naik kembali. Lumayanlah, naik dari 85 Exa Hash per detik per hari menjadi 105,8 Exa Hash per detik per hari.

Hash rate Bitcoin adalah cerminan kekuatan komputasi tambang Bitcoin, sekaligus seberapa aman transaksi di dalamnya.

Hash rate Bitcoin adalah pula cerminan kepercayaan diri penambang Bitcoin di tengah dilema harga Bitcoin yang turun, keuntungan berkurang dan Halving pada Mei 2020 nanti, di mana imbalan berkurang menjadi separuh.

Berdasarkan data di Bitinfocharts.com, hash rate Bitcoin naik menjadi 103,369 Exa Hash per detik per hari dalam 24 jam terakhir atau sekitar 3,17 persen.

Hash rate Bitcoin selama 3 bulan terakhir.

Namun, penguatan itu masih jauh dari puncak tertinggi sepanjang masa yang terekam pada 5 Maret 2020 lalu di kisaran 133,2 Exa Hash per detik per hari.

BACA JUGA  Hashrate Bitcoin Kian Meningkat, Mengapa?

Dengan hash rate pada 20 Maret 2020 saja, besarannya sama dengan hash rate di kala 25 Desember 2019 dan 27 November 2019. Ketika itu harga Bitcoin juga sedang tertekan, sebelum naik pada Januari 2020.

Mining difficulty Bitcoin dalam 3 bulan terakhir.

Merujuk pada laporan terbaru BlockTrade beberapa hari yang lalu, ketika harga Bitcoin jatuh para pada 12-13 Maret 2020, ternyata sejumlah besar penambang Bitcoin tutup. Mereka tak berdaya karena keuntungan menurun karena permintaan Bitcoin di pasar terus tertekan.

Profitability tambang Bitcoin dalam 3 bulan terakhir.

Menurut BlockTrade, dengan harga saat ini, keuntungan penambang adalah negatif. Idealnya dengan imbalan per blok 12,5 BTC, maka harga Bitcoin setidaknya berada di kisaran US$7.300.

Dengan harga Bitcoin sekitar US$6.300, maka penambang Bitcoin rata-rata menelan keuntungan minus 16 persen.

Di titik inilah para penambang dengan sangat terpaksa menjual cadangan Bitcoin-nya, yang akhirnya menyumbang penurunan harga lebih dalam.

BACA JUGA  Deutsche Bank: Harga Bitcoin Dapat Pulih di US$28 Ribu pada Desember 2022

Nah, setelah Halving, ketika imbalannya menjadi 6,25 BTC per block, maka biaya produksi satu unit Bitcoin adalah US$12.000-15.100. Dengan kata lain, harga pasar Bitcoin juga harus berada di rentang itu agar penambang Bitcoin bisa terus bertahan.

Mengingat peran sentral dan pentingnya penambang Bitcoin, kita selalu berharap agar mental dan modal para penambang masih kuat.

Jikalau harga tidak naik setelah Halving nanti, kemungkinan terburuk sebagian besar penambang bisa gulung tikar. Itu skenario yang mengerikan dan menyusul gangguan transaksi Bitcoin itu sendiri.

Namun, skenario terbaik adalah, sebagian besar penambang harus segera meng-upgrade alat tambangnya dengan model terbaru.

Alat tambang itu disesuaikan dengan mining difficulty yang juga naik. Alat tambang itu pun setidaknya punya hash rate yang lebih tinggi, tetapi lebih hemat listrik. Tapi, harganya pun relatif lebih mahal. Semangat, miner! [vins]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait