Crypto staking menjadi berita baru yang menghebohkan terutama di AS. Karena, staking aset kripto ini tidak diperbolehkan karena tidak masuk dalam aturan sekuritas AS serta Howey Test.
Hal ini menjadi permasalahan tersendiri karena jika dilihat dari sisi pengembangan teknologi kripto maka kebijakan ini justru menghambat. Akibatnya penerapan dan pengembangan blockchain dan kripto tidak secepat seharusnya.
Namun, dari sisi konsumen dan investor kebijakan ini justru menguntungkan. Karena tujuannya adalah mencegah kemungkinan kecurangan.
Kebijakan ini telah membuat Kraken sebagai salah satu bursa kripto besar harus membayar denda sebesar US$30 juta berdasarkan peraturan SEC.
Respon Bos Kraken Terkait Larangan Crypto Staking
Pada Kamis (9/2/2023) Kraken sepakat untuk membayar denda sebesar US$30 juta dan menghentikan pelayanan staking kepada investor di AS sesuai dengan aturan dan keputusan yang ditetapkan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Jesse Powell yang merupakan co-founder dari Kraken merespon di dalam Twitter-nya.
“Saya berharap bahwa seseorang membuktikan di dalam pengadilan bahwa terdapat layanan crypto staking yang legal, user-friendly yang bisa diberikan kepada pelanggan AS,” ujar Powell.
“Ini akan menjadi pertarungan yang brutal, panjang, dan mahal. Tetapi industri dan AS akan sangat berterima kasih,” tambahnya.
Powell menjelaskan bahwa Kraken tidak melawan SEC karena masalah pengembalian yang ditetapkan.
Dia mengatakan bahwa meskipun perusahaan lain mungkin memiliki sumber daya untuk mempertahankan diri, SEC menargetkan Kraken selama bear market dan menunggu untuk memberhentikan 30 persen stafnya.
“Mereka memiliki semua keuangan kita, banyak pengaruhnya. Mungkin kami terlihat lemah,” ujar Powell.
Komentar ini didukung oleh Paul Grewal ketua legal di bursa Coinbase. Grewal saat ini sedang mencoba untuk menjelaskan bagaimana layanan staking Coinbase berbeda dari Kraken dan mungkin dalam upaya untuk menangkis kemungkinan tindakan SEC.
Kemudian, Powell menyayangkan keputusan SEC untuk menghentikan layanan staking. Dia juga menyarankan untuk membuat staking terdesentralisasi khususnya pada Ethereum, dikutip dari Cryptoslate.
Powell juga menganjurkan model crypto staking alternatif sebagai tanggapan atas komentar dari CEO NuCypher MacLane Wilkison. Di sana, Powell menyebut taruhan berbasis demurrage sebagai model unggul.
Dalam pendekatan ini, token yang tidak dipertaruhkan akan dipotong atau dibakar, sementara token yang masuk dalam crypto staking akan mempertahankan nilai regulernya.
Karena sistem ini tidak mensyaratkan pembagian imbalan, mungkin akan sulit bagi regulator untuk menindaknya.
Respon Bos Coinbase Akan Aturan SEC
Hal yang sama juga direspon oleh bos Coinbase yang diwakili oleh Paul Grewal yang merupakan kepala legal dari Coinbase.
Menurutnya, salah langkah dalam membuat aturan di ekosistem crypto staking akan memiliki konsekuensi yang serius dan berdampak negatif.
Tidak hanya itu, Grewal bersikukuh bahwa layanan staking Coinbase bukanlah sekuritas. Tanggapan itu datang satu hari setelah bursa Kraken menutup layanan taruhannya di AS sebagai tanggapan atas tindakan penegakan SEC.
“Mengingat pentingnya teknologi ini, kesalahan regulasi dapat sangat merugikan perkembangan industri crypto di AS,” ujar Grewal.
“Dengan menghadirkan mandat agresif dan melapiskan undang-undang sekuritas ke dalam ekosistem staking, regulator dapat mencegah konsumen AS mengakses layanan kripto staking dasar dan mendorong pengguna ke platform luar yang tidak diatur,” tambahnya.
Larangan crypto staking di AS bisa menjadi bumerang bagi negara itu sendiri. Sebaiknya pemerintah AS membuat peraturan yang lebih komprehensif dan bisa menaungi layanan staking sehingga ekosistem kripto dan kemungkinan buruk lainnya dapat terhindar. [az]