Seorang pengembang kripto asal Alabama, Amerika Serikat, yang terlibat dalam skema “rug pull” NFT akhirnya dinyatakan bersalah. Dalam kasus ini, Berman Jerry Nowlin, Jr. beserta rekannya menggunakan skema rug pull untuk menipu investor dan meraup keuntungan besar. Vonis bersalah ini menjadi kabar baik bagi ratusan korban yang dirugikan dalam penipuan NFT ini.
Nowlin, yang juga dikenal sebagai Repulse atau Zayous, bersama Devin Alan Rhoden, alias Denny atau Deviinz, menciptakan dua koleksi NFT di blockchain Solana bernama “UndeadApes” dan “Undead Lady Apes.”
Menurut dokumen tersebut, Ia berperan sebagai pengembang yang mengembangkan smart-contract Solana pada proyek tersebut.
“Nowlin berperan sebagai pengembang untuk kedua proyek tersebut, di antaranya dengan menggunakan mesin grafis untuk menciptakan NFT, mengelola protokol blockchain, dan mengkode kontrak pintar Solana,” sebagaimana tercantum pada dokumen tersebut, Jumat (01/11/2024).
Kesuksesan awal dari dua koleksi ini meningkatkan harga NFT mereka hingga lebih dari 70 kali lipat dari harga asli yang setara dengan US$5 menjadi US$360. Para investor pun semakin yakin dengan janji keuntungan besar yang dijanjikan oleh keduanya.
Namun, antusiasme tersebut justru menjadi bagian dari rencana rug pull NFT mereka. Pada April 2022, Nowlin dan Rhoden mengumumkan peluncuran koleksi digital ketiga bernama “Undead Tombstone.”
Dalam promosinya, mereka mengklaim bahwa NFT ini akan memiliki fitur tambahan dan kerja sama dengan beberapa perusahaan besar. Namun, pada 19 April 2022, setelah minting 632 NFT, keduanya tiba-tiba menghentikan proses tersebut dan membawa kabur semua dana investor.
Pihak berwenang juga menemukan bahwa pelaku penipuan NFT tersebut menggunakan crypto mixer untuk menyembunyikan jejaknya.
“Proses penjualan NFT tersebut menghasilkan sekitar US$135.000 dalam bentuk cryptocurrency yang dikirim ke dompet kripto milik Nowlin dan Rhoden. Mereka menggunakan layanan pencampur kripto terdesentralisasi, Tornado Cash, untuk menyembunyikan jejak transaksi,” ungkap temuan pada laporan itu.
Tornado Cash sendiri adalah aplikasi khusus yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna kripto dengan mengaburkan alamat wallet di berbagai blockchain.
Begini Cara Kerja Tornado Cash: Mixer untuk Mencuci Uang Hasil Peretasan WazirX
Meskipun aplikasi ini dibuat bukan untuk tujuan ilegal, namun banyak pelaku penipuan NFT dan penjahat siber memanfaatkannya untuk mencuci dana curian dan menyembunyikan jejak transaksi mereka agar tidak terlacak. Teknik ini, yang dikenal sebagai “chain-hopping,” sering digunakan oleh para pelaku penipuan NFT dan kripto untuk menyulitkan pelacakan dan investigasi.
Setelah berhasil menyamarkan asal dana tersebut, Nowlin lalu mengonversi kripto tersebut ke dolar AS dan mentransfernya ke rekening bank pribadinya.
Secara keseluruhan, ketiga proyek NFT tersebut membuat Nowlin dan Rhoden meraup keuntungan hampir US$400.000 dari ratusan korban di berbagai negara. Kasus ini menunjukkan bahwa investasi di dunia kripto masih sangat rentan terhadap penipuan NFT dan cryptocurrency yang dilakukan oleh pelaku profesional dengan teknik manipulatif.
Menurut John Dumas, Asisten Agen Khusus HSI Tampa, kejahatan ini menggunakan skema rumit untuk membodohi investor yang mencari keuntungan besar di dunia kripto.
“Para pelaku kejahatan siber ini merancang skema untuk menipu investor melalui ilusi besar dan melakukan “rug pull” untuk mencuri uang dari orang-orang yang tidak curiga, serta melakukan pencucian uang hasil kejahatan mereka melalui cryptocurrency lainnya,” jelasnya.
Rhoden lebih dulu mengakui bersalah atas dakwaan konspirasi untuk pencucian uang dan penipuan NFT Mei 2024, dengan hukuman yang dijadwalkan pada 20 November 2024.
Sementara itu, Nowlin yang akhirnya dinyatakan bersalah pada 1 November, menghadapi ancaman hukuman hingga lima tahun penjara yang akan ditentukan dalam sidang pada 23 Januari 2025 karena menjadi salah satu dalang utama dari rug pull NFT. [dp]