Imbas penutupan tambang Bitcoin di Tiongkok turut dirasakan oleh sejumlah perusahaan swasta yang memiliki pembangkit listrik tenaga air sendiri. Menurut laporan media lokal, South China Morning Post, perusahaan listrik itu terpaksa menjual aset-asetnya di toko daring.
Langkah perusahaan itu sangat masuk akal, karena sebelum penutupan besar-besaran itu, mereka memasok arus listrik kepada banyak tambang Bitcoin di Tiongkok. Ibarat kata, mereka kehilangan pelanggan terbesarnya.
Sementara itu sejumlah petambang Bitcoin sebagian sudah hijrah ke Amerika Serikat. Dan sebagian lagi pergi ke Kazakhstan dan negara Asia Tengah lainnya.
Menurut South China Morning Post, perusahaan listrik itu menjual beberapa aset mereka berupa mesin-mesin lewat toko daring.
Ada pula yang sekalian menjual perusahaannya, karena tidak sanggup menahan beban ongkos produksi.
“Penjualan mesin-mesin pembangkit listrik mulai meningkat sejak Mei 2021, terpantau di situs belanja, Xianyu. Toko daring itu sangat popular menjual barang-barang bekas,” tulis South China Morning Post, Selasa (29/6/2021).
Toko daring milik Alibaba Group itu juga memastikan perusahaan-perusahaan listrik yang menjual asetnya masuk kategori kecil, karena hanya mampu memasok sekitar 50 Megawatt.
Beberapa pembangkit listrik berada di barat daya provinsi Sichuan, sebuah daerah di Tiongkok dengan sumber air berlimpah yang dapat menyediakan listrik murah. 26 tambang Bitcoin sudah ditutup sejak pekan lalu.
“Jika Anda bisa membeli pembangkit listrik tenaga air sendiri, maka Anda bisa menambang kripto secara diam-diam,” kata seorang penjual di toko daring itu kepada South China Morning Post.
Namun dua penjual lain mengatakan, itu tidak terkait dengan razia tambang Bitcoin.
Pembangkit listrik kecil dan menengah bertenaga air memang diizinkan di Sichuan, demi memastikan listrik masuk ke pelosok desa.
Daerah seperti Sabuk Ekonomi Sungai Yangtze, yang membentang di sembilan provinsi di Tiongkok memiliki lebih dari 25 ribu pembangkit listrik tenaga air kecil pada akhir tahun 2020.
Sejumlah pabrik yang selama ini melayani listrik ke tambang Bitcoin juga ke sasaran. Bagi yang melawan bisa kena pidana.
Bitmain Tangguhkan Penjualan
Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Bitmain diketahui telah menunda penjualan produk mereka untuk pengiriman spot secara global, karena ingin menopang harga lokal setelah petambang kripto hijrah ke negeri lain.
Diketahui, sejak April, perusahaan telah berhenti menjual peralatan baru setelah harga untuk rig papan atas terseret jatuh hingga 75 persen.
Penutupan tambang Bitcoin di Tiongkok juga mengakibatkan harga kartu grafis jadi murah meriah. Di sejumlah toko daring di sana kartu grafis diskon besar-besaran.
Tambang Bitcoin Ditutup, Harga Kartu Grafis Jadi Murah di Tiongkok
Kartu grafis digunakan untuk memberikan kekuatan tambahan dalam proses menambang, selain menggunakan mesin jenis ASIC.
Bursa Kripto BTCChina Gulung Tikar
BTCChina, bursa kripto tertua di Tiongkok, mengumumkan telah keluar dari bisnisnya di tengah pelarangan ketat pemerintah terkait transaksi kripto dan penambangan Bitcoin.
BTCChina kini fokus ke peluang usaha blockchain di luar perdagangan aset kripto. Pemerintah Tiongkok mendukung penerapan blockchain demi membangun sistem industri blockchain maju.
Harga Bitcoin Perkasa, US$36.350 per BTC
Ketika artikel disusun, Selasa (29/6/2021) harga Bitcoin melonjak lebih dari 5 persen di kisaran US$36.350 dalam 24 jam terakhir.
Golden Cross sudah muncul di time-frame 15 menit dan 1 jam pada Senin malam kemarin, yang menandakan penguatan lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya (22 Juni 2021) harga Bitcoin sempat terpangkas 55 persen (US$28.600) terhitung dari harga tertingginya, U$64.800 pada 13 April 2021 lalu. [red]